Keadaan Hepatitis di Indonesia, Sebagian Besar Bayi Tertular Melalui Ibunya yang Positif

Sepanjang tahun 2022 dari 50.744 ibu hamil yang positif hepatitis B, 35.757 bayi tersebut juga berstatus positif hepatitis B

Keadaan Hepatitis di Indonesia, Sebagian Besar Bayi Tertular Melalui Ibunya yang Positif Ilustrasi sampel darah yang dites hepatitis A, B, dan C | Arif Biswas/Shutterstock

Hepatitis merupakan masalah kesehatan dimana terjadinya peradangan pada hati atau liver. Dilansir dari alodokter, kondisi ini dapat terjadi akibat berbagai hal, seperti infeksi virus, konsumsi alkohol, penggunaan obat obatan tertentu, penyakit autoimun, hingga infeksi cacing hati.

Jika hepatitis disebabkan oleh infeksi virus, maka penyakit ini dapat menular pada orang lain. Hepatitis ditandai dengan adanya demam, nyeri pada sendi, sakit perut, serta penyakit kuning yang berlangsung dalam kurun waktu 6 bulan atau lebih.

Dari ulasan alodokter, terdapat 10 macam penyakit hepatitis yang terdiri dari hepatitis A, B, C, D, E, hepatitis akibat kecanduan alkohol, akibat obat-obatan tertentu, akibat penyakit autoimun, akibat cacing hati, serta  hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya.

Prevalensi hepatitis berdasarkan jumlah kasus dan kelompok usia

Mengacu pada Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan tahun 2018, angka kasus hepatitis nasional berjumlah 1,02 juta kasus.

Dari jumlah tersebut, terdapat lima provinsi yang memiliki angka kasus hepatitis terbanyak, dengan provinsi Nusa Tenggara Barat di posisi teratas. Jumlah kasus di NTB mencapai 19,2 ribu orang.

Provinsi dengan kasus hepatitis terbanyak tahun 2018 | Goodstats

Sementara itu, disebutkan oleh Media Indonesia, prevalensi hepatitis secara global menyentuh angka 2 miliar kasus dengan 240 juta diantaranya merupakan kasus kronis yang berkembang menjadi kanker hati.

Kementerian kesehatan (kemenkes) RI menyebutkan bahwa Indonesia masuk dalam jajaran 20 negara dengan angka kasus hepatitis tertinggi di dunia.

“Indonesia termasuk dalam 20 negara dengan beban hepatitis yang besar di dunia dilihat dari angka Disability Adjusted Life Years (DALYs) terkait hepatitis B dan C,” kata Juru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril dikutip dari Media Indonesia pada Selasa(16/5).

Di Indonesia, penyakit hepatitis dapat menyerang seluruh kelompok umur, mulai dari bayi hingga lanjut usia.

Prevalensi hepatitis berdasarkan kelompok umur | Goodstats

Menurut catatan Riskesdas 2018, kelompok umur yang paling banyak menderita hepatitis berada di usia 45-54 tahun, yakni mencapai 0,46% prevalensinya.

Sementara itu, kelompok usia kurang dari 1 tahun berada di posisi kedua sebagai rentang umur yang paling banyak menderita hepatitis, sejumlah 0,45%.

Kondisi hepatitis tahun 2022

Kemenkes mencatat, sebanyak 7,1% atau 18 juta masyarakat Indonesia terinfeksi hepatitis B. Berdasarkan angka tersebut, 50% diantaranya memiliki resiko menjadi kronis serta 900 ribu lainnya dapat berkembang menjadi kanker hati. Bahkan hepatitis B menjadi 4 besar penyebab kematian di Indonesia sebanyak 51 ribu lebih.

Hepatitis B sendiri merupakan jenis penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV) yang ditularkan melalui cairan tubuh penderitanya. Cairan tersebut meliputi darah, cairan miss v, serta air mani. Kegiatan yang dapat menyebarkan virus HBV dapat terjadi melalui hubungan seksual tanpa alat pengaman serta transfusi darah.

Berdasarkan data dari Kemenkes, dari 3,2 juta pemeriksaan atau screening yang dilaksanakan pada 489 kabupaten/kota, didapati 50.744 ibu hamil di Indonesia berstatus positif hepatitis B pada tahun 2022. Dari jumlah tersebut, sebanyak 35.757 bayi yang lahir dari ibu positif juga mengidap hepatitis B.

“Penularan Hepatitis B dari secara vertikal Ibu ke anak menyumbang sebesar 90-95% dari seluruh sumber penularan lainnya,” ucap Juru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril dikutip dari laman resmi Kemenkes pada Rabu (17/5).

Membahas soal penularan hepatitis dari ibu ke anak yang dikandung, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, Imran Pambudi mengatakan bahwa mayoritas kasus hepatitis B di Indonesia ditularkan dari ibu ke anak.

Provinsi dengan kasus ibu hamil positif hepatitis B terbanyak tahun 2022 | Goodstats

Dikutip dari laman resmi kemenkes, bayi yang terinfeksi hepatitis B kemungkinan untuk menjadi kronis dan sirosis hingga 80%. Dan sayangnya belum ada pengobatan yang efektif. Sehingga penting untuk memutus alur penularan.

Meskipun belum tersedianya pengobatan secara efektif, namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan untuk pemberian vaksin hepatitis B kepada semua bayi sesegera mungkin setelah dia lahir atau dalam kurun waktu 24 jam. Vaksin ini kemudian diberikan kembali setelah empat minggu setelah disuntikkan.

“Kita perlu bersama-sama berkomitmen untuk mengurangi kasus hepatitis di Indonesia dan mendukung pencapaian tujuan global untuk mengeliminasi hepatitis B dan C,” kata Imran dikutip dari Tempo.co pada Jumat (28/7).

Akhir Juli lalu, tepatnya pada momentum Hari Hepatitis Sedunia tahun 2023, menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyoroti pentingnya deteksi dini serta pengobatan hepatitis B yang terintegrasi.

“Tidak ada cukup alasan bagi penderita tidak terdiagnosis dan tidak diobati. Ketika intervensi yang efektif sudah tersedia,” ucap Menkes dikutip dari laman resmi Menpan pada Jumat (28/7).

Melalui strategi komprehensif, Menkes berkomitmen menumpas hepatitis di Indonesia dengan peningkatan deteksi dini, penyediaan obat, serta vaksin yang memadai. Selain itu, penguatan pada surveilans seperti ibu hamil dan penderita resiko tinggi.

Pemerintah secara bertahap melakukan langkah penumpasan hepatitis di Indonesia. 

“Segerakan Tes dan Obati Hepatitis tidak menunggu. Secara Nasional, kegiatan yang telah dilakukan dalam peringatan (Hari Hepatitis) ini adalah skrining hepatitis B terutama pada ibu hamil yang bekerja sama dengan puskesmas,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu dikutip dari Menpan.

Seperti yang disebutkan di atas, penanganan hepatitis B juga dilakukan melalui pemberian obat-obatan. Sepanjang tahun 2022 Kemenkes telah memberikan obat antivirus tenofovir disproxil fumarate pada 180 faskes di 34 kabupaten/kota pada 17 provinsi di wilayah Indonesia.

Nantinya, Kemenkes akan melakukan perluasan wilayah yang diberikan antivirus. Kemenkes menyebut, harapannya pada 2029 mendatang semua kabupaten./kota dapat memberikan obat antivirus tenofovir disoproxil fumarate kepada ibu hamil.

Penulis: Mela Syaharani
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

Program Makan Siang Gratis Dapat Dukungan dari China, Indonesia Bukan Negara Pertama

Langkah ini tidak hanya mengatasi permasalahan gizi, tetapi juga menjadi bagian dari upaya global untuk memerangi kelaparan dan mendukung pendidikan.

Survei GoodStats: Benarkah Kesadaran Masyarakat Akan Isu Sampah Masih Rendah?

Survei GoodStats mengungkapkan bahwa 48,9% responden tercatat selalu buang sampah di tempatnya, 67,6% responden juga sudah inisiatif mengelola sampah mandiri.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook