Diabetes merupakan sebuah penyakit kronis dengan jumlah kadar gula yang tinggi dalam darah penderitanya. Dilansir dari alodokter, glukosa termasuk sumber energi utama bagi manusia.
Namun pada penderita diabetes, glukosa ini tidak berguna bagi tubuh. Sebab ketidakmampuan pankreas dalam memproduksi hormon insulin yang bersifat mengendalikan kadar gula dalam darah.
International Diabetes Federation (IDF) mencatat bahwa jumlah penderita diabetes di seluruh dunia pada tahun 2021 mencapai 537 juta orang. Jumlah ini dihitung berdasarkan penderita yang berada di usia 20-79 tahun.
Jika dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya, jumlah penderita diabetes dunia pada 2021 ini mengalami peningkatan sebesar 15,98%. Sebab di tahun 2019, jumlah penderitanya hanya 463 juta jiwa saja.
Dikutip dari CNBC Indonesia, IDF memberi perkiraan bahwa saat ini 1 dari 10 orang dewasa di dunia hidup dengan diabetes. bahkan IDF memproyeksikan kasus diabetes dapat meningkat menjadi 643 juta di 2030, lalu meningkat lagi sebanyak 783 juta penderita pada 2045 mendatang.
Negara dengan tingkat prevalensi diabetes tertinggi di dunia
Dikutip dari CNBC Indonesia, Our World In Data melakukan analisis persentase prevalensi penderita diabetes usia 20-79 tahun yang berlandaskan pada catatan IDF di 211 negara dunia.
Dari data tersebut dapat terlihat bahwa negara yang menduduki posisi teratas dengan persentase prevalensi tertinggi diabetes merupakan Pakistan dengan 30,8%. Sembilan urutan setelahnya memiliki persentase prevalensi diabetes pada angka di kisaran 20-25%an.
Meskipun tingkat prevalensi diabetes tertinggi berada di Pakistan yang masuk dalam benua Asia, namun dalam daftar ini negara dengan prevalensi diabetes tertinggi mayoritas berada di Oseania, seperti New Caledonia (23.4%), Northern Mariana Islands (23.4%), Nauru (23.4%), The Marshall Islands (23%), dan Kiribati (22,1%).
Kasus diabetes tipe 1 di Asia Tenggara
Terdapat dua jenis penyakit diabetes, yang pertama dinamakan tipe 1 dan tipe 2. Dilansir dari ciputrahospital, diabetes tipe 1 ditandai dengan ketidakmampuan pankreas dalam memperoduksi insulin dalam tubuh.
Sementara diabetes tipe 2 ditandai dengan kondisi dimana pankreas terkadang masih bisa memproduksi insulin, namun insulin tidak bisa bekerja dengan baik.
Berbicara mengenai diabetes tipe 1, IDF mencatatkan rincian rumah penderita diabetes tipe 1 di Asia Tenggara pada tahun 2022. Mengutip dari databoks, mayoritas penderita diabetes tipe 1 khususnya di Indonesia ini berusia 20-59 tahun.
Dapat diketahui bahwa Indonesia menempati urutan teratas dengan jumlah penderita diabetes tipe 1 sebanyak 41,8 ribu orang sepanjang tahun 2022. Disusul Filipina dengan 16,4 ribu kasus kemudian Vietnam sejumlah 14,7 ribu penderita, dan Thailand yang mencapai 11,4 ribu penderita.
Selain empat nama di atas, negara lain di Asia Tenggara tercatat memiliki jumlah di bawah 10 ribu penderita. Bahkan dalam daftar ini, dua negara yakni Timor Leste dan Brunei Darussalam tercatat hanya memiliki 199 dan 98 orang penderita diabetes tipe 1.
Melihat keadaan angka diabetes di Indonesia, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyebut diabetes sebagai induk dari berbagai macam penyakit sebab bisa mengakibatkan penurunan kesejahteraan serta kesehatan masyarakat dalam jangka panjang.
“Saya memang menitipkan pesan ke beberapa rumah sakit besar untuk bisa jadi pengampu secara nasional untuk penyakit tertentu (termasuk diabetes)” ucap Budi Sadikin saat selesai konferensi pers RSCM di Jakarta, dikutip dari Antaranews pada Jumat(14/7).
Menkes menyebut berdasarkan data yang dikantonginya, dia memproyeksikan jumlah penderita diabetes di Indonesia saat ini berkisar 20 juta orang. Namun saat ini kasus yang dapat diidentifikasi baru 5 juta orang dengan jumlah kematian melampaui 200 ribu jiwa per tahunnya.
Sebagai upaya peningkatan dalam merawat kasus diabetes di Indonesia, peningkatan mutu layanan dijalankan melalui Program Penasehat dan Perawatan Klinis yang dilakukan dengan penilaian, observasi, serta analisis pada tahap awal kerjanya.
“Ini memberikan rekomendasi untuk mengembangkan Pusat Keunggulan Diabetes yang menyelenggarakan pelayanan terpusat dan terpadu, serta kolaborasi dalam penyusunan pedoman dan standar perawatan untuk pasien diabetes di Indonesia,” kata Budi Sadikin dikutip dari Antaranews.
Penulis: Mela Syaharani
Editor: Editor