Dinamika perpolitikan di Indonesia tengah mengalami naik turun. Dalam berbagai survei yang dilakukan oleh beberapa lembaga menunjukkan, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap politik stagnan berada di level paling bawah.
Misalnya, dari survei yang dilakukan oleh Ipsos terhadap 32 negara mengungkapkan, politikus atau politisi menjadi profesi paling tidak dipercaya di wilayah global, khusunya negara-negara yang menjadi sampel. Tercatat, Argentina menjadi negara dengan tingkat kepercayaan terhadap politisi terendah. Hanya 6% responden dari negara tersebut yang percaya terhadap profesi politisi.
Sementara itu, Afrika Selatan jadi negara dengan tingkat ketidakpercayaan terhadap profesi politisi tertinggi. Sebanyak 80% responden sangat tidak percaya dengan profesi di bidang politik.
Survei Optimisme Generasi Muda Indonesia 2023 yang dilakukan oleh Good News From Indonesia bersama platform survei online Populix juga mengungkapkan, tingkat kepercayaan (optimisme) masyarakat terhadap politik dan hukum di Indonesia hanya berada di skor 5,72. Angka tersebut jauh berada di bawah dari skor rata-rata optimisme masyarakat Indonesia di 5 aspek (kebutuhan dasar, ekonomi dan kesehatan, pendidikan dan kebudayaan, kehidupan sosial, serta politik dan hukum) yang mencapai 7,77.
Lebih lanjut, ketidakpercayaan terbesar masyarakat Indonesia terhadap politik menitikberatkan pada berkurangnya korupsi di Negara Hukum ini. Artinya, masyarakat ragu korupsi di Indonesia dapat berkurang. Dengan berbagai kasus korupsi, utamanya Firli Bahuri selaku Ketua KPK yang menjadi tersangka kasus korupsi turut memperkuat keraguan masyarakat dan memperburuk citra politik di masyarakat.
Hal ini dapat dilihat dari survei nasional Politik di Mata Anak Muda oleh Katadata Insight Center yang memperlihatkan, kata yang sering terbesit di benak masyarakat ketika mendengar kata politik ialah “korupsi”. Sebanyak 31,3% dari total 518 responden mengaku “korupsi” menjadi hal yang membuat politik dinilai sangat buruk. Ini artinya, persepsi yang dimiliki oleh masyarakat terhadap politik adalah berkaitan dengan korupsi.
Dilansir dari Kompas.id, dari total 1.519 tersangka korupsi sejak tahun 2004 hingga 2022, sebanyak 521 tersangka memiliki irisan dengan politik, mulai dari anggota legislatif (DPR RI dan DPRD) hingga kepala daerah (gubernur, wali kota, ataupun bupati).
Selain korupsi, politik juga diidentikkan dengan kekuasaan sebagaimana diungkapkan 8,5% responden, politik uang (7,3%), dan tindakan berbohong (6,8%) yang turut memperburuk citra politik di mata masyarakat.
Penulis: Aslamatur Rizqiyah
Editor: Editor