Badan Pusat Statistik (BPS) dalam publikasinya bertajuk Potret Penyandang Disabilitas di Indonesia menyajikan gambaran mengenai kondisi dan tantangan yang dihadapi penyandang disabilitas dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam hal mobilitas.
Walau memiliki sejumlah keterbatasan, beberapa penyandang disabilitas tetap aktif melakukan perjalanan harian antarwilayah untuk beragam tujuan. Hal ini membuktikan bahwa keterbatasan yang dimiliki bukan menjadi hambatan bagi mereka untuk tetap beraktivitas di tengah masyarakat.
Menurut Washington Group Short Set on Functioning (WG-SS), terdapat empat pengukuran untuk mengidentifikasi tingkat kesulitan fungsi yang dialami penyandang disabilitas, mulai dari tipe 1 sampai tipe 4. Setiap tipe dibedakan menurut hasil jawaban dari survei WG-SS.
Survei terdiri atas enam pertanyaan yang mana keenamnya telah mencakup setiap domain kesulitan fungsi, meliputi kesulitan melihat, mendengar, berjalan atau naik tangga, mengingat atau konsentrasi, mengurus diri sendiri, dan komunikasi. Pilihan jawaban yang tersedia adalah tidak mengalami kesulitan, mengalami beberapa kesulitan, mengalami banyak kesulitan, dan tidak bisa sama sekali.
Dari keempat tipe, tipe 3 merupakan indikator yang umum digunakan secara global dan disarankan oleh Washington Group untuk memungkinkan perbandingan antarnegara. Pada tipe ini, individu yang termasuk adalah mereka yang menjawab minimal satu pertanyaan dengan kode “banyak kesulitan” atau “tidak bisa mengerjakan sama sekali”.
Pada 2022, prevalensi disabilitas tipe 3 pada perempuan cenderung lebih tinggi dibanding laki-laki, dengan capaian 1,53% untuk perempuan dan 1,34% untuk laki-laki. Data hasil Longform Sensus Penduduk 2020 secara lengkap memberikan gambaran terkait persentase komuter disabilitas di seluruh provinsi.
Jakarta Capai Persentase Tertinggi
Data menunjukkan bahwa DKI Jakarta memiliki persentase komuter disabilitas tipe 3 tertinggi dengan perolehan 2,49%. Angka ini jauh melebihi rata-rata nasional sebesar 0,71%. Angka tersebut menunjukkan bahwa 2-3 orang dari setiap 100 penyandang disabilitas di Jakarta berstatus komuter.
Sebagai pusat pemerintahan dan perekonomian negara, Jakarta mempunyai fasilitas dan infrastruktur transportasi yang lebih maju dibanding daerah lainnya. Selain itu, sarana transportasi umum yang tersedia sebagian juga telah didesain ramah bagi komuter disabilitas.
Terbaru, pemerintah DKI Jakarta melalui Dinas Sosial dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta telah membagikan Kartu Layanan gratis (KLG) transportasi umum kepada 146 warga disabilitas pada Minggu (30/11/2025).
Menurut Iqbal Akbarudin selaku Kepala Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta, program ini adalah wujud kepedulian pemerintah daerah terhadap pemenuhan hak dasar penyandang disabilitas.
“Pemberian Kartu Layanan Gratis ini bukan hanya sekedar fasilitas transportasi, tetapi juga upaya menghadirkan keadilan dan kesempatan yang setara bagi penyandang disabilitas untuk beraktivitas dan berkontribusi di tengah masyarakat,” ujarnya mengutip laman Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta, (1/12).
Selain Jakarta, provinsi yang lekat dengan ikon pendidikan, yakni DI Yogyakarta juga memiliki persentase yang besar dengan capaian 1,85%. Belum lama ini, pemerintah setempat berhasil meraih predikat provinsi terbaik dalam Penghargaan Pemerintah Daerah Inklusif Disabilitas 2025. Penghargaan ini diberikan sebagai apresiasi atas kinerja pemerintah daerah dalam menciptakan pembangunan yang partisipatif dan ramah disabilitas.
Setelahnya, terdapat Banten dengan perolehan 1,75%, diikuti Jawa Barat (1%), Papua (0,9%), Kalimantan Selatan (0,82%), Sumatra Barat (0,73%), Papua Barat (0,73%), Sumatra Selatan (0,66%), dan Riau (0,66%).
Baca Juga: 10 Wilayah Metropolitan dengan Proporsi Pekerja Komuter Tertinggi 2025
Sumber:
https://www.bps.go.id/id/publication/2024/12/20/43880dc0f8be5ab92199f8b9/potret-penyandang-disabilitas-di-indonesia--hasil-long-form-sp2020.html
Penulis: NAUFAL ALBARI
Editor: Editor