Daya Anagata Nusantara atau Danantara telah diresmikan pada Senin (24/2/2025) kemarin. Danantara akan mengelola aset-aset negara untuk kemudian diinvestasikan pada sejumlah proyek strategis, seperti hilirisasi, ketahanan pangan, dan energi hijau. Rencananya, Danantara akan mengelola aset hingga Rp14.670 triliun.
Aset tersebut bersumber dari aset kementerian/lembaga, aset BUMN, dan dividen BUMN. Sebagai modal awal, Rp300 triliun dari hasil efisiensi anggaran akan dikelola Danantara.
Chief Operating Officer Danantara, Dony Oskaria, menyampaikan bahwa seluruh BUMN akan bergabung dalam proses pengelolaan investasi ini. Akan tetapi, saat ini baru ada 7 BUMN yang sudah bergabung dengan Danantara.
Di antara 7 BUMN tersebut, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) tercatat memiliki dividen paling besar pada 2024 lalu. Sementara itu, PT Bank Mandiri Indonesia memiliki nilai aset paling tinggi.
Laba Bersih BUMN & Kontribusinya terhadap PDB
Pada 2024 lalu, laba bersih BUMN mengalami penurunan dibandingkan perolehan pada 2023. Nilainya mencapai Rp304 triliun, sementara laba bersih pada 2023 mencapai Rp327 triliun. Catatan laba bersih tahun 2023 juga menduduki posisi terbaik setelah pandemi. Pada tahun 2020, laba bersih BUMN hanya menyentuh Rp13,29 triliun.
Pertamina memperoleh laba bersih senilai Rp42,35 triliun hingga Oktober 2024. Sebelumnya, Pertamina menjadi BUMN dengan laba bersih terbesar pada 2023, nilainya mencapai Rp72,7 triliun.
Setelah Pertamina, posisi berikutnya ditempati oleh BRI dan Bank Mandiri, masing-masing bernilai Rp60,2 triliun dan Rp55,8 triliun pada 2024.
Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, memperkirakan bahwa menurunnya laba bersih BUMN 2024 disebabkan makin sempitnya crack spread dari kilang Pertamina. Hal ini diungkapkannya pada 11 Februari lalu.
Crack spread merupakan perbedaan atau selisih antara harga minyak mentah dengan produk hasil olahannya. Salah satu produk olahannya adalah bensin.
Diketahui, Kejaksaan Agung baru mengungkap kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina, Sub Holding, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) periode 2018-2023.
Kembali pada pendapatan dan kontribusi BUMN, Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan bahwa BUMN berperan dalam 21,9% penerimaan negara tahun 2023. Hal ini diperoleh melalui tiga komponen, yaitu pajak, dividen, dan pendapatan negara bukan pajak.
Sepanjang 2020 hingga 2023, BUMN menyetorkan Rp1.940 triliun kepada negara. Dari total tersebut, sebanyak Rp1.391,4 triliun dari pajak; Rp354,2 triliun dari penerimaan negara bukan pajak; dan Rp194,4 triliun dari dividen.
Baca Juga: 19 BUMN Masuk Daftar Perusahaan Terbesar RI versi Fortune
Penulis: Ajeng Dwita Ayuningtyas
Editor: Editor