Minuman ringan atau soft drink merupakan minuman non-alkohol yang tidak bisa terpisahkan dari bagian gaya hidup di era modern. Salah satu jenis minuman ringan yang paling terkenal dan banyak digemari masyarakat di seluruh dunia adalah minuman soda atau minuman berkarbonasi.
Meski dinilai tidak sehat karena banyak mengandung bahan tambahan seperti pemanis, pewarna, hingga pengawet dan kafein, namun penjualan minuman ringan ini sangat menggiurkan. Bahkan, nilainya bisa mencapai miliaran dolar AS (US$).
Mengacu pada laporan Statista teranyar, Amerika Serikat (AS) menjadi pasar minuman ringan terbesar di dunia. Bahkan, Statista Market Insights memperdiksi bahwa pendapatan AS dari sektor minuman ringan akan mencapai US$328 miliar pada tahun 2023.
“Amerika Serikat sejuah ini merupakan negara dengan penjualan minuman ringan terbanyak di dunia. Menurut perkiraan Statista Market Insights, nilainya akan mencapai US$328 miliar tahun ini,” tulis Statista dalam laporannya.
Tertinggal jauh di belakang, China menyusul di peringkat kedua dengan prediksi nilai penjualan mencapai US$42 miliar pada 2023. Disusul oleh Inggris dan Nigeria dengan proyeksi nilai penjualan dari pasar minuman ringan masing-masing sebesar US$37 miliar dan US$33 miliar.
Selanjutnya, ada pula Jerman, Jepang, dan Meksiko dengan proyeksi nilai penjualan minuman ringan masing-masing mencapai US$30 miliar, US$27 miliar, dan US$19 miliar pada 2023 menurut laporan Statista.
Sementara, Indonesia berada di peringkat kedelapan, dengan nilai penjualan dari sektor minuman ringan yang diproyeksi Statista bakal mencapai US$16 miliar atau setara Rp23 triliun pada tahun 2023 ini.
Lebih lanjut, industri makanan dan minuman (Mamin) di Indonesia diproyeksi akan tumbuh sekitar 5% hingga 7% hingga akhir tahun 2023. Hal tersebut dikatakan oleh Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Putu Juli Ardika.
“Kalau berdasarkan prediksi beliau (Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia), percaya industri Mamin ini bisa tumbuh antara 5-7 persen,” ucap Putu seperti yang dikutip dari Kompas.com.
Meski demikian, ia juga memprediksi bahwa pertumbuhan industri Mamin di tanah air pada 2023 ini hampir sama seperti saat pandemi Covid-19. Namun, para pelaku usaha makanan dan minuman tetap optimis bahwa industri ini akan terus tumbuh.
"Kalau berdasarkan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) untuk makanan dan minuman, para pelaku usaha menyatakan bahwa sangat optimis bahwa akan terus tumbuh dan berada dalam tren ekspansif," tutur Putu.
Penulis: Nada Naurah
Editor: Iip M Aditiya