Masyarakat Indonesia akhir-akhir ini dikejutkan oleh serangan siber yang berhasil menembus Pusat Data Nasional (PDN), menggambarkan lemahnya keamanan digital negara ini. Dalam sekejap, jutaan data sensitif yang disimpan dalam pusat data tersebut berada dalam bayang-bayang kebocoran akibat serangan ransomware.
Insiden ini mengingatkan warganet akan peretas terkenal, Bjorka, yang dulu pernah menembus sistem keamanan digital pemerintah dan menimbulkan kekhawatiran di seluruh negeri.
Dikutip dari Kompas (7/12/23), PDN sebenarnya dibentuk untuk meningkatkan keamanan data dari ancaman siber.
"Keamanan siber memang menjadi isu penting dalam implementasi sistem pemerintahan berbasis elektronik. Untuk meningkatkannya, semua akan disinergikan dalam pusat data nasional (PDN) atau national data center," ujar Menteri Komunikasi dan Informasi Budi Arie Setiadi dalam acara peluncuran Buku Putih Strategi Nasional Pengembangan Ekonomi Digital Indonesia 2030 (12/6/2023).
PDN juga dianggap dapat memangkas biaya operasional pemeliharaan hingga keamanan data yang bisa mencapai Rp12 triliun per tahun. Namun, usaha untuk menghemat dan meningkatkan keamanan ini malah membawa malapetaka.
Hingga kini, belum ada kabar lebih lanjut mengenai ancaman siber tersebut. Namun, Budi menyatakan bahwa layanan instansi pemerintah yang terdampak ditargetkan dapat pulih kembali di pertengahan Agustus.
Seberapa Siap Indonesia Hadapi Ancaman Siber?
National Cyber Security Index (NCSI) mengeluarkan Indeks Keamanan Siber Nasional (IKSN) sejak tahun 2016 untuk mengukur kesiapan negara dalam mencegah dan menangani ancaman siber. Indeks ini digunakan untuk menunjukkan apakah pengembangan keamanan siber sejalan dengan perkembangan digitalnya.
Indonesia memiliki IKSN sebesar 63,64, masih lebih rendah dibandingkan negara tetangganya seperti Malaysia. Singapura, meski memiliki IKSN tinggi (71,43), nyatanya tertinggal di belakang Malaysia yang memiliki nilai IKSN tertinggi sebesar 79,22. Negara-negara seperti Vietnam, Kamboja, Laos, dan Myanmar tercatat memiliki IKSN yang lebih rendah, bahkan tidak lebih dari 25 poin.
Indonesia menunjukkan keseimbangan yang baik dalam keamanan siber. Meskipun nilai IKSN Indonesia tidak setinggi beberapa negara ASEAN lainnya, nilai 63,64 menunjukkan adanya upaya yang signifikan dalam meningkatkan keamanan siber.
Namun, jika dibandingkan dengan lanskap global, masih banyak PR yang harus diselesaikan Indonesia.
Negara-negara Paling Siap Hadapi Ancaman Siber di Dunia
Nilai IKSN Indonesia jauh lebih rendah daripada negara-negara lainnya seperti Belgia, Lithuania, dan Estonia yang memiliki skor di atas 90. Indonesia pun berada di posisi ke-49 dari 176 negara.
Insiden serangan siber terhadap PDN menunjukkan seberapa rentannya Indonesia terhadap kejahatan siber. Penting untuk meningkatkan sistem keamanan siber di tanah air.
Melalui Tempo, Southeast Asia Freedom of Expression Network (Safenet) mencatat bahwa masih ada 32 peristiwa kebocoran data di lembaga pemerintah sepanjang tahun 2023, mencakup BPJS Kesehatan, Polri, Komisi Pemilihan Umum, hingga Kementerian Pertahanan.
Baca Juga: 10 Negara Kontributor Serangan Siber Indonesia Terbesar 2023
Penulis: Intan Shabira
Editor: Editor