Kurma menjadi salah satu kudapan yang dianjurkan untuk dikonsumsi oleh umat muslim saat berbuka puasa. Seperti yang diketahui bahwa kurma menyimpan sederet manfaat baik untuk memulihkan tenaga seusai berpuasa selama 1 hari.
Sayangnya, kondisi tanah dan iklim Indonesia sulit untuk membudidayakan kurma. Kurma dari Timur Tengah membutuhkan iklim yang kering sementara itu Indonesia memiliki iklim tropis dengan curah hujan tinggi sehingga kondisi tanah pun cenderung lembab dan bibit kurma sulit untuk tumbuh.
Indonesia memproduksi kurma dalam jumlah yang sangat sedikit, hanya sekitar 1 persen dari total kebutuhan nasional. Sedangkan, permintaan kurma di pasar dalam negeri utamanya setiap puasa dan Idul Fitri sangatlah tinggi sehingga stok kurma lokal tidak mencukupi kebutuhan masyarakat Indonesia.
Sehingga untuk mengantisipasi permintaan pasar yang melonjak, Indonesia melakukan impor kurma secara rutin. Jumlahnya pun bukan main, sanggup mencapai ribuan ton kurma setiap bulannya.
Cetak rekor impor tertinggi saat pandemi, tahun 2022 diprediksikan meroket
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), tren impor kurma ke Indonesia cenderung meningkat dalam kurun waktu tahun 2015 hingga 2021. Volume impor kurma secara konsisten meningkat dari tahun 2015 hingga tahun 2018. Berawal dari 21,1 ribu ton impor kurma pada tahun 2015, Indonesia mencatatkan rekor impor sebanyak 39,9 ribu ton kurma pada tahun 2018.
Impor kurma sempat menurun pada tahun 2019 ke angka 36,2 ribu ton. Namun tidak berselang lama, pada tahun 2020 jumlah impor kurma kembali melesat melampaui rekor pada tahun-tahun sebelumnya. Adapun volume impor kurma ke Indonesia pada tahun 2020 mencapai 52,4 ribu ton.
Total volume impor kurma kembali mengalami penurunan pada tahun 2021 menjadi 50,1 ribu ton. Meskipun sedikit turun, namun total volume impor pada tahun kedua pandemi masih lebih tinggi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelum pandemi Covid-19 hadir.
Adapun nilai impor kurma sepanjang tahun 2021 mencapai 69 juta dolar AS. Nilai ini turun dibandingkan secara year-on-year (YoY) dengan tahun sebelumnya yang sanggup mencapai 81,4 juta dolar AS.
Namun sepertinya, tahun 2022 impor kurma diprediksikan akan kembali meningkat pesat. Sepanjang Februari 2022, Indonesia telah mengimpor kurma sebanyak 13,5 ribu ton dengan nilai sebesar 21,6 juta dolar AS. Volume impor kurma pada Februari 2022 naik sebesar 53,4 persen dibandingkan periode tahun sebelumnya yang memiliki jumlah sebanyak 8,8 ribu ton.
Secara kumulatif dari Januari 2022 hingga saat ini, total impor kurma ke Indonesia telah mencapai 28,3 ribu ton dengan nilai sebesar 44,8 juta dolar AS. Raihan ini telah mencapai lebih dari setengah total impor kurma pada tahun 2021 dan ke depannya terus diprediksikan meningkat hingga masa lebaran mendatang.
Impor kurma Indonesia didominasi Timur Tengah dan Afrika
BPS mencatat sepanjang Februari 2022, Mesir menempati peringkat pertama negara pemasok kurma terbesar ke Indonesia. Adapun volume impor kurma dari Mesir ke Indonesia mencapai 7.899 ton, setara dengan 58,5 persen total keseluruhan impor kurma Indonesia pada bulan Februari 2022.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Mesir, Lutfi Rauf menerangkan bahwa total perdagangan Indonesia Mesir pada masa pandemi Covid-19 mengalami peningkatan yang menggembirakan. Indonesia menerima apresiasi sebagai importir terbesar kurma dari Mesir.
Adapun impor kurma dari Mesir ke Indonesia didistribusikan menuju beberapa pelabuhan di antaranya Tanjung Priok, Tanjung Perak, Belawan, Tanjung Emas, Sungai Musi, dan Batu Ampar. Selain itu, impor kurma dari Mesir juga disalurkan lewat jalur udara ke Indonesia lewat Bandara Soekarno-Hatta.
Kemudian, posisi ke-2 diraih oleh Arab Saudi yang menyumbang total impor sebanyak 1.412 ton. Tunisia menempati posisi ke-3 dengan total 1.369 ton impor kurma ke Indonesia. Uni Emirat Arab menyusul di posisi ke-4 dengan volume impor kurma sebanyak 1.360 ton dan Iran di posisi ke-5 yang menyalurkan 859 ton kurma ke Indonesia sepanjang Februari 2022.
Di samping itu, beberapa negara lainnya yang turut menjadi pemasok kurma ke Indonesia ialah Aljazair (168 ton), Amerika Serikat (136 ton), Togo (98 ton), Pakistan (85 ton), dan Palestina (70 ton). Pada periode Februari 2022, Indonesia juga menerima impor kurma dari Libya, Turki, dan terakhir Namibia.
Hingga saat ini, mayoritas impor kurma Indonesia berasal dari negara-negara di wilayah Timur Tengah dan juga Afrika, di mana kurma memang menjadi salah satu komoditas unggulan dan kurma dapat dengan mudah dibudidayakan di wilayah tersebut oleh karena iklim yang sesuai untuk pertumbuhan kurma.
Penulis: Diva Angelia
Editor: Iip M Aditiya