Indonesia dan Thailand Kuasai 50% Produksi Karet Alam Dunia

Indonesia dan Thailand dominasi 50% produksi global karet alam pada tahun 2024. Meski begitu, dampaknya terhadap alam tidak boleh dibiarkan.

Indonesia dan Thailand Kuasai 50% Produksi Karet Alam Dunia Ilustrasi Pohon Karet | Isuru Ranasinha/Unsplash
Ukuran Fon:

Secara umum, karet dapat dibedakan menjadi karet alam dan karet sintetis. Karet alam dibuat dari getah pohon karet, sedangkan karet sintetis berasal dari minyak mentah.

Karet alam sendiri biasa digunakan sebagai bahan baku produksi lebih dari 45 ribu jenis produk, dari karet gelang sampai sarung tangan bedah. Memiliki sifat elastisitas yang tinggi menjadikan karet alam bahan yang sangat efektif untuk memproduksi alat yang harus menerjang tekanan ekstrem.

Pohon karet tumbuh paling baik pada suhu tinggi yang stabil (26-32°C) dan udara lembap. Asia Tenggara memiliki iklim ideal ini, sehingga tak heran jika Thailand dan Indonesia menguasai 50% produksi karet alam dunia.

Sebaran Produksi Karet Alam Global

Sebaran Produksi Karet Alam Global 2024
Sebaran Produksi Karet Alam Global 2024 | GoodStats

Menurut data Textile Exchange, Thailand menduduki peringkat pertama negara dengan produksi karet alam terbesar di dunia dengan pangsa 32%. Indonesia ada di peringkat kedua dengan 18%, lalu disusul Côte d'Ivoire (Pantai Gading) dengan 10%. Sisa 40% dari produksi karet alam tersebar di berbagai penjuru dunia lainnya. Jika digabung, maka Thailand dan Indonesia mendominasi 50% keseluruhan produksi karet alam dunia.

Produksi Karet Alam Naik Tiap Tahun

Perkembangan Produksi Karet Alam Global 2000-2024
Perkembangan Produksi Karet Alam Global 2000-2024 | GoodStats

Setiap tahun, produksi karet alam terus naik. Grafik di atas menunjukkan bahwa hanya 7 juta ton karet alam yang dihasilkan pada 2000, dan terus naik hingga mencapai 15 juta ton karet alam pada 2024.

Sayangnya, peningkatan ini tak sepenuhnya membawa kabar baik, karena sering kali terjadi bersamaan dengan penggundulan hutan besar-besaran demi memperluas area perkebunan karet.

Sisi Negatif Naiknya Produksi Karet Alam Tiap Tahun

Budidaya karet alam sering dianggap berkontribusi terhadap penggundulan hutan, yang bisa merusak keanekaragaman hayati, mengurangi penyimpanan karbon, dan memengaruhi iklim dunia. Saat perkebunan karet semakin meluas, hutan hujan di Asia Tenggara menjadi salah satu wilayah yang paling terancam.

Peneliti Kolaboratif IIASA-NERC dan dosen di Bangor University, Eleanor Warren-Thomas, mengungkap pentingnya peningkatan produktivitas di lahan yang sudah ada, agar kebutuhan global dapat dipenuhi tanpa harus membuka hutan baru.

“Analisis kami menunjukkan bahwa sudah ada perluasan besar-besaran perkebunan karet di banyak negara produsen sejak tahun 2010, dengan peningkatan yang sangat cepat di lokasi baru seperti Pantai Gading. Sekitar 2,7 juta hingga 5,3 juta hektare area panen tambahan mungkin diperlukan untuk memenuhi perkiraan permintaan industri pada tahun 2030. Sangat penting untuk memberikan dukungan kepada para produsen karet yang sudah ada agar dapat meningkatkan hasil panen dan mempertahankan produksi, guna menghindari perluasan lahan perkebunan yang terus berlanjut,” ujarnya lewat IIASA (02/11/2023).

Habitat Gajah Indonesia yang Terancam

Mongabay, firma konsultan Daemeter yang dibiayai RLU (Royal Lestari Utama), mengonfirmasi akan adanya bencana ekologis berupa kepunahan 100% populasi gajah di Bukit Tigapuluh Riau dalam 500 tahun ke depan.

WCA (Wildlife Conservation Area/Area Konservasi Satwa Liar) yang seharusnya adalah habitat yang aman bagi gajah Sumatera yang terancam punah kini dianggap bukan lagi daerah yang ramah pada satwa tersebut.

“WCA bukanlah habitat yang aman, para petani mengusir gajah-gajah dari daerah tersebut, belum lagi pagar listrik ilegal yang didirikan para petani ini dan perangkap yang dipasang para pemburu liar,” kata petugas lapangan LSM Conservation International yang tidak mau disebut namanya lewat Mongabay (24/10/2024).

Mengingat bagaimana Indonesia dan Thailand menguasai 50% total produksi karet alam dunia, diharapkan akan ada jalan tengah yang memungkinkan perkebunan karet berkembang tanpa harus mengorbankan populasi gajah, sehingga alam dan manusia dapat hidup berdampingan secara harmonis.

Baca Juga: China dan India Kuasai 95% Produksi Sutra Dunia

Sumber:

https://2d73cea0.delivery.rocketcdn.me/app/uploads/2025/09/Materials-Market-Report-2025.pdf

https://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/komoditas/karet/item185

https://www.sealsdirect.co.uk/blog/news-5/sustainability-challenges-in-the-rubber-industry-55#:~:text=Impact%20on%20the%20Environment&text=Natural%20rubber%20cultivation%20is%20often,in%20Southeast%20Asia%20and%20Africa.

https://www.sealsdirect.co.uk/natural-rubber#:~:text=Natural%20rubber%20(NR)%20is%20made,be%20subjected%20to%20extreme%20pressures.

https://iiasa.ac.at/news/nov-2023/rubber-trees-and-deforestation-quantifying-impact-of-rubber-production-on-tropical

https://mongabay.co.id/2024/10/24/komitmen-target-nol-deforestasi-kebun-karet-michelin-di-jambi-yang-diragukan/

Penulis: Zelin Feby Zeina Subagyo
Editor: Editor

Konten Terkait

Skor 3-2 Hasil Pertandingan Malut United vs Borneo FC, Pesut Etam Perpanjang Rekor Nirmenang

Malut United menang tipis 3-2 atas Borneo FC.

Skor 1-0 Hasil Pertandingan Persib vs PSM, Maung Gusur Borneo FC di Posisi Teratas Klasemen Sementara

Persib naik ke puncak klasemen dengan poin 34.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook