Ekosistem digital tengah menjadi sorotan utama pemerintahan nasional. Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan berpesan, “Kita tetap optimis pertumbuhan ekonomi tahun 2024 akan lebih baik. Namun, kita juga harus tetap waspada agar Indonesia bisa tetap maju dan terhindar dari jebakan middle income trap”.
Diketahui bahwa middle income trap (MIT) merupakan suatu situasi di mana suatu negara dengan kondisi ekonomi atau pendapatan menengah “terjebak” dan sulit meningkatkan posisi negaranya berpendapatan tinggi.
Rancangan kerja pemerintah demi mewujudkan perekonomian nasional yang stabil, menjadi arus utama kebijakan pemerintah saat ini. Segala aksi, inovasi, dan regulasi diperuntukkan demi tegaknya upaya mencapai perwujudan Indonesia emas 2045.
Program ini tentu sangat awam di mata masyarakat nasional, merujuk kepada optimisme pemerintah untuk menunjang dan meningkatkan status Indonesia sebagai negara pendapatan menengah menjadi negara yang sejajar dengan negara maju dan negara adidaya.
Suatu optimisme yang terdengar ambisius dan perlu komitmen tinggi secara menyeluruh dan setara, antara pemerintah maupun rakyatnya.
Secara dinamika kenegaraan, rakyat sebenarnya merupakan modal bagi negara itu sendiri. Produktivitas masyarakat dapat menjadi suatu ladang perekonomian berbentuk rantai perekonomian, antar masyarakatnya itu sendiri.
Di era digital maupun persaingan ekonomi yang ketat, Indonesia unjuk diri melalui produktivitas masyarakatnya, yaitu melalui tingginya laju pertumbuhan rintisan (startup) di Indonesia.
Tercatat bahwa per Februari 2024, Indonesia merajai jumlah perusahaan startup di ASEAN. Indonesia Mengungguli Singapura yang mencatat jumlah startup di negaranya sebanyak 1.183 perusahaan, sedangkan Indonesia sebanyak 2.593 perusahaan.
Startup Ranking juga mengungkapkan bahwa Ruangguru menjadi perusahaan rintisan Indonesia yang menduduki peringkat 17 global dengan skor 83,428 poin. Skor SR sendiri mengartikan pentingnya keberadaan perusahaan tersebut di internet dan pengaruh sosialnya.
Tren laju pertumbuhan perusahaan rintisan di Indonesia ini memang ampuh membantu roda perekonomian Indonesia, tentunya dalam hal tingkat produktivitas masyarakat seperti bertambahnya kuantitas lapangan kerja.
Tumbuhnya status masyarakat yang berada di kuadran sebagai pengusaha juga dapat mengartikan bahwa komposisi penduduk meningkat secara kemandirian finansial atau keuangan.
Situasi tersebut tentunya suatu hal yang perlu didorong untuk menciptakan dan mewujudkan ambisi Indonesia sebagai negara maju, dimulai dari komposisi masyarakatnya yang maju secara perekonomian, dalam artian mandiri secara finansial.
Poin terpenting pada laju pertumbuhan jumlah perusahaan rintisan Indonesia tentunya juga perlu ditekankan kepada laju peningkatan kualitas perusahaan.
Memperkuat trik untuk terus mempertahankan “denyut” perusahaan rintisan di era persaingan global dan hegemoni perekonomian dunia. Sehingga, Indonesia tidak akan pernah dibayang-bayangi potensi MIT.
Penulis: Andini Rizka Marietha
Editor: Editor