Harga rumah di Indonesia terus naik. Bank Indonesia (BI) menyebutkan bahwa indeks harga properti residensial (IHPR) kembali naik pada Kuartal II 2025. Di tengah pemulihan ekonomi dan peningkatan kebutuhan hunian, harga rumah justru terus menunjukkan tren kenaikan.
BI mencatat, IHPR Indonesia naik menjadi 110,13 pada Kuartal II 2025, meningkat sekitar 0,9% dibanding tahun lalu. Kendati demikian, kenaikan ini cenderung melambat dari kuartal sebelumnya yang naik 1,07%. Bahkan sejak Kuartal II 2024, terjadi perlambatan kenaikan IHRP, dari 1,76%, pertumbuhannya turun menjadi 1,46% pada Kuartal III 2024, dan kembali turun ke angka 1,39% pada Kuartal IV 2024.
Fenomena ini mencerminkan kenaikan harga rumah di Indonesia yang semakin melambat, meski tetap konsisten setiap kuartal.
Dari kuartal ke kuartal, IHPR terus meningkat. Tahun 2024 diawali dengan IHRP sebesar 108,76, yang kemudian naik mencapai 109,15 pada kuartal berikutnya.
Pada Kuartal III 2024, IHPR ada di angka 109,44, yang kembali naik pada akhir tahun menjadi 109,65. Pada awal 2025, indeks harga rumah di Indonesia naik mencapai 109,93.
Kenaikan ini terjadi di setiap tipe rumah, mulai dari tipe kecil yang IHPR naik 1,04% secara tahunan menjadi 113,33, tipe menengah yang naik 1,25% menjadi 113,07, dan tipe besar yang naik 0,7% menjadi 107,68.
Bersamaan dengan itu, penjualan rumah di Indonesia juga turun. BI Mencatat pertumbuhan penjualan rumah terkontraksi 3,8% pada Kuartal II 2025, dengan hampir semua tipe rumah mengalami penurunan. Penjualan rumah tipe besar turun 14,95% dan rumah tipe menengah turun 17,69%. Adapun hanya penjualan rumah kecil yang naik 6,7%.
Masih dari survei yang sama, kenaikan harga jadi faktor utama yang membuat penjualan rumah turun, diikuti sejumlah isu lain seperti masalah perizinan, suku bunga KPR, hingga perpajakan.
Kondisi ini mencerminkan bagaimana kemampuan masyarakat untuk membeli rumah semakin menurun. Generasi muda kini menghadapi tantangan serius untuk memiliki hunian sendiri di tengah harga yang melampaui daya beli.
Adapun data ini merupakan bagian dari Survei Harga Properti Residensial (SHPR) yang dilakukan setiap kuartalnya terhadap sampel pengembang proyek perumahan di 18 kota besar di Indonesia. Pengumpulan data dilakukan secara tatap muka, mulai dari data harga jual rumah, jumlah unit rumah yang dibangun dan dijual, hingga perkiraan harga jual rumah pada kuartal berikutnya.
Kenapa Harga Rumah Selalu Naik?
Harga properti, termasuk rumah, memang akan selalu naik secara alamiah.
"Harga rumah, harga properti, harga tanah itu akan naik secara natural gitu ya. Namun, namanya investasi itu kan tidak ada yang 100% bebas dari resiko. Nah, jadi properti pun, tanah pun itu tetap ada resikonya. Resikonya apa, ya resikonya macam-macam, dan itu yang akan bikin harganya mungkin tidak naik, bahkan turun," tutur perencana keuangan Andy Nugroho, Selasa (23/4/2024), mengutip Detik.
Banyak hal yang membuat harga rumah selalu naik, mulai dari tingginya permintaan, inflasi yang membuat harga material melonjak, pertumbuhan ekonomi daerah, hingga lahan yang terbatas.
Guna memastikan setiap masyarakat dapat memperoleh hunian layak, pemerintah tengah gencar mempercepat penyediaan rumah subsidi. Kuota rumah subsidi tahun ini naik dari 220 ribu menjadi 350 ribu unit. Bahkan hingga 15 September lalu, kuota rumah yang diserahkan sudah mencapai 175,6 ribu unit, sedangkan 45 ribu unit masih dalam proses pembangunan.
Baca Juga: Warga Indonesia Butuh 47 Tahun Buat Bisa Beli Rumah
Sumber:
https://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan/Pages/SHPR_Tw_II_2025.aspx
https://www.detik.com/properti/berita/d-7308468/benarkah-harga-properti-selalu-naik-ternyata-ini-faktanya
https://www.presidenri.go.id/siaran-pers/presiden-prabowo-instruksikan-percepatan-program-rumah-subsidi-bagi-masyarakat/
Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor