Gempa Beruntun Guncang September 2024

September 2024 mencatatkan aktivitas gempa yang cukup tinggi di berbagai wilayah Indonesia. BMKG telah memberikan peringatan dan imbauan kepada masyarakat.

Gempa Beruntun Guncang September 2024 Polsek Blahbatuh Melihat Tembok yang Rusak Akibat Gempa di Bali (21/9) | Polsek Blahbatuh

Bulan September 2024 menjadi salah satu bulan yang penuh dengan aktivitas seismik di Indonesia. Berbagai wilayah di tanah air mengalami guncangan gempa bumi, beberapa di antaranya bahkan berkekuatan magnitudo (M) di atas 5,0.

Mulai dari Jawa Barat, Sumatra, hingga Maluku Utara, gempa bumi ini menyebabkan kerusakan pada bangunan, infrastruktur, serta menimbulkan kepanikan di kalangan masyarakat.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terus memantau aktivitas gempa dan memberikan peringatan dini serta informasi terkini kepada publik, untuk memastikan langkah-langkah antisipatif dapat diambil secepat mungkin.

BMKG melaporkan adanya peningkatan aktivitas seismik di beberapa daerah akibat pergerakan sesar aktif dan subduksi lempeng tektonik. Kondisi ini semakin menegaskan posisi Indonesia yang berada di jalur Cincin Api Pasifik, menjadikannya salah satu negara dengan aktivitas gempa tertinggi di dunia.

Sepanjang September 2024 ini saja, telah terjadi 15 peristiwa gempa bumi berkekuatan di atas magnitudo 5,0.

Gempa M>5,0 Sepanjang September

Gempa di atas M5.0 sepanjang September
Gempa di atas M5.0 sepanjang September | GoodStats

Bulan September 2024 menjadi periode dengan aktivitas seismik yang tinggi di berbagai wilayah Indonesia. Guncangan gempa bumi berkekuatan di atas magnitudo 5,0 tercatat terjadi di sejumlah daerah, menyebabkan kerusakan signifikan pada bangunan dan infrastruktur, serta menimbulkan kepanikan di kalangan masyarakat.

Peristiwa pertama terjadi pada Melonguane, Sulawesi Utara, pada 2 September dengan magnitudo 5,1. Pada 5 September, masih di Sulawesi Utara, gempa mengguncang Bolsel dengan kekuatan magnitudo 5,1.

Keesokan harinya, gempa dengan magnitudo 5,0 mengguncang Kepulauan Sangihe di Sulawesi Utara. Pada hari yang sama, Enggano, Bengkulu, mengalami gempa berkekuatan magnitudo 5,6.

Pada 7 September, Intan Jaya di Papua Tengah diguncang gempa berkekuatan 5,1, Dilanjut pada 10 September, Melonguane kembali mengalami gempa, kali ini berkekuatan magnitudo 5,6. Di hari yang sama, wilayah Alor di Nusa Tenggara Timur mengalami gempa magnitudo 5,2.

Pada 15 September, wilayah Tapanuli Utara, Sumatra Utara, diguncang gempa dengan magnitudo 5,7. Hari yang sama, Berau di Kalimantan Timur (M 5,3) dan Sukabumi di Jawa Barat (M 5,6) juga mengalami gempa, diikuti oleh gempa di Sarmi, Papua, pada 16 September dengan magnitudo 5,1 dan Bandung, Jawa Barat, dengan kekuatan 5,0.

Aktivitas seismik semakin terasa di Padang, Sumatra Barat pada 19 September, dengan gempa berkekuatan 5,3 magnitudo dan di Daruba, Maluku Utara (5,6), pada hari yang sama.

Puncak aktivitas terjadi pada 24 September, ketika gempa berkekuatan magnitudo 6,4 mengguncang wilayah Gorontalo. Gempa ini menjadi yang terbesar sepanjang bulan tersebut, memicu kepanikan di kalangan warga dan menyebabkan kerusakan signifikan.

Baca Juga: Kalimantan, Wilayah Paling Aman dari Risiko Gempa Megathrust

Gempa Merusak Sepanjang September

Selain gempa berkekuatan besar, terjadi pula gempa di bawah magnitudo 5,0 yang turut mengakibatkan kerugian pada infrastruktur.

Pada 7 September, gempa dengan magnitudo 4,9 mengguncang Gianyar, Bali. Gempa ini disebabkan oleh aktivitas sesar aktif dan mengakibatkan kerusakan pada puluhan rumah serta bangunan. Gempa susulan kembali terjadi pada 21 September dengan magnitudo 4,8, yang memperparah kerusakan bangunan di wilayah tersebut.

Kemudian, pada 18 September, Kabupaten Bandung dan Garut dilanda gempa berkekuatan magnitudo 5,0. Akibatnya, lebih dari 1.200 rumah terdampak, dengan 532 di antaranya mengalami kerusakan berat. Fasilitas publik dan sarana kesehatan juga tidak luput dari dampak gempa ini.

Menutup bulan September, pada 22 September, gempa dengan magnitudo 4,4 mengguncang Sanggau, Kalimantan Barat. Meskipun gempa ini tidak sebesar gempa lainnya, satu unit bangunan dilaporkan mengalami kerusakan.

BMKG sampai sekarang masih terus memantau aktivitas gempa dan memberikan peringatan dini kepada masyarakat. Pihaknya menegaskan bahwa meskipun potensi gempa susulan menurun, kewaspadaan harus tetap dijaga, mengingat posisi Indonesia di jalur Cincin Api Pasifik yang membuatnya rentan terhadap aktivitas seismik tinggi.

Pemerintah pusat dan daerah telah mengerahkan bantuan untuk menangani dampak gempa, termasuk rehabilitasi dan rekonstruksi bangunan yang terdampak. BMKG juga terus menyampaikan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi gempa bumi, terutama di wilayah-wilayah rawan gempa.

Baca Juga: Waktu Belum Bisa Diprediksi, Ini Langkah Mitigasi Gempa Megathrust

Penulis: Daffa Shiddiq Al-Fajri
Editor: Editor

Konten Terkait

Survei GoodStats: Benarkah Kesadaran Masyarakat Akan Isu Sampah Masih Rendah?

Survei GoodStats mengungkapkan bahwa 48,9% responden tercatat selalu buang sampah di tempatnya, 67,6% responden juga sudah inisiatif mengelola sampah mandiri.

Dukungan Presiden di Battle Ground Pilkada Jawa Tengah

Bagaimana elektabilitas kedua paslon di Jawa Tengah hingga membutuhkan dorongan besar Presiden RI?

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook