Sebagai negara kepulauan yang terletak di Cincin Api Pasifik, Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang paling rentan terhadap gempa bumi.
Dua megathrust besar yang terletak di perairan Indonesia, yaitu Megathrust Selat Sunda (M8,7) dan Megathrust Mentawai-Siberut (M8,9), telah lama menjadi ancaman yang "tinggal menunggu waktu" untuk melepaskan energinya.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, mengungkapkan bahwa meskipun ancaman gempa bumi besar terus menghantui wilayah-wilayah seperti Sumatra, Jawa, Sulawesi, dan Papua, Pulau Kalimantan tercatat relatif lebih aman dari risiko gempa.
"Meskipun di Pulau Kalimantan terdapat struktur sesar dan memiliki catatan aktivitas gempa bumi, secara umum wilayah ini masih relatif lebih aman jika dibandingkan dengan pulau-pulau lain di Indonesia yang memiliki catatan sejarah gempa merusak dan menimbulkan korban jiwa yang sangat besar," ujar Dwikorita dalam pernyataannya di Jakarta pada Sabtu (24/8) dilansir dari laman BMKG.
Menurut Dwikorita, ada beberapa faktor yang menyebabkan tingkat aktivitas kegempaan di Pulau Kalimantan lebih rendah. Pertama, jumlah struktur sesar aktif di Kalimantan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan pulau-pulau lain di Indonesia.
Kedua, letak Pulau Kalimantan yang jauh dari zona tumbukan lempeng menyebabkan supply energi yang membangun medan tegangan di wilayah ini tidak sekuat daerah lain yang lebih dekat dengan zona tumbukan lempeng.
Ketiga, beberapa struktur sesar di Kalimantan sudah berumur tersier dan banyak yang tidak lagi aktif dalam memicu gempa.
Data BMKG menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2023, Indonesia mengalami 176 gempa bumi besar dengan kekuatan Magnitudo >5. Kalimantan sendiri mengalami gempa menengah sebanyak 6 kali dan gempa kecil 12 kali.
Namun, frekuensi ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan pulau-pulau lain yang bisa mengalami ratusan hingga ribuan kali gempa menengah dan kecil setiap tahunnya.
Kondisi ini menggarisbawahi pentingnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan seluruh wilayah di Indonesia terhadap bencana gempa bumi, termasuk Kalimantan, meskipun memiliki tingkat aktivitas seismik yang relatif rendah.
Hal ini pula yang menjadi salah satu alasan IKN Nusantara akhirnya dibangun di tanah tersebut. Meski begitu, dua kabupaten yang menjadi lokasi IKN, yaitu Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, tercatat memiliki tingkat risiko kegempaan paling tinggi dibandingkan wilayah lainnya di Kalimantan Timur.
Hal ini disebabkan oleh keberadaan Sesar Paternoster yang berpotensi menyebabkan gempa bumi dengan guncangan cukup kuat yang dapat menimbulkan kerusakan tingkat sedang hingga berat.
Baca Juga: 7 Gempa Terbesar yang Pernah Terjadi di Indonesia
Penulis: Willy Yashilva
Editor: Editor