Deretan Program Studi Terketat pada SNBP 2025

Faktor-faktor yang memengaruhi tingkat keketatan antara lain popularitas, reputasi universitas, serta prospek karier yang ditawarkan oleh program studi.

Deretan Program Studi Terketat pada SNBP 2025 Ilustrasi UNJ | unj.ac.id

Pada 18 Maret 2025, hasil Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) telah diumumkan, menandai langkah penting bagi para calon mahasiswa dalam mengejar pendidikan tinggi di Indonesia. SNBP, sebagai salah satu jalur seleksi masuk perguruan tinggi negeri, memberikan kesempatan bagi siswa berprestasi untuk melanjutkan pendidikan sesuai minat dan kemampuan mereka.

Setiap program studi di berbagai universitas memiliki tingkat keketatan dan peluang diterima yang berbeda-beda. Keketatan ini mencerminkan perbandingan antara jumlah pendaftar dengan kapasitas yang tersedia di program studi tersebut.

Program Studi Akademik Terketat

Semakin tinggi jumlah pendaftar dibandingkan dengan daya tampung, semakin ketat persaingan untuk diterima. Sebaliknya, jika daya tampung lebih besar dibandingkan jumlah pendaftar, peluang untuk diterima pun menjadi lebih besar.

Prodi Ilmu Komunikasi UNJ menjadi prodi akademik terketat pada SNBP 2025 | GoodStats

Ilmu Komunikasi di Universitas Negeri Jakarta menempati posisi pertama sebagai program studi dengan keketatan tertinggi, yaitu 1,12%. Dari 1.429 pendaftar, hanya 16 yang diterima. Hal serupa terjadi pada Ilmu Komunikasi di Universitas Pendidikan Indonesia yang memiliki keketatan 1,37%, dengan 1.465 pendaftar dan hanya 20 kursi tersedia.

Kedua program studi ini menunjukkan bahwa komunikasi tetap menjadi salah satu bidang yang paling diminati, sejalan dengan meningkatnya kebutuhan industri akan lulusan yang mampu beradaptasi di dunia media dan komunikasi digital.

Di bidang kesehatan, Farmasi dan Keperawatan menjadi program studi yang paling kompetitif. Farmasi di Universitas Nusa Cendana memiliki keketatan 1,24%, sementara Farmasi di Universitas Mataram dan UPN Veteran Jakarta masing-masing memiliki keketatan 1,43% dan 1,45%.

Keperawatan di Universitas Negeri Malang, Universitas Negeri Surabaya, dan Universitas Mulawarman juga menunjukkan persaingan yang sangat ketat, dengan tingkat keketatan di bawah 1,5%.

Hal ini menandakan bahwa bidang kesehatan terus menjadi primadona bagi calon mahasiswa, seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya tenaga kesehatan yang berkualitas.

Selain itu, Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di Universitas Sriwijaya juga masuk dalam daftar dengan keketatan 1,38%. Dengan jumlah pendaftar mencapai 1.744 orang dan hanya 24 kursi tersedia, terlihat bahwa profesi guru tetap menjadi pilihan utama bagi banyak calon mahasiswa. Hal ini sejalan dengan kebutuhan tenaga pendidik yang terus meningkat, terutama dalam mencetak generasi penerus yang berkualitas.

Di bidang teknik, Teknik Pertambangan di Universitas Hasanuddin menjadi salah satu program studi yang paling ketat, dengan keketatan 1,45%. Dari 1.242 pendaftar, hanya 18 yang diterima.

Persaingan tinggi ini mencerminkan besarnya minat terhadap industri pertambangan, yang masih menjadi sektor strategis dalam perekonomian Indonesia.

Program Studi Vokasi Terketat

Program studi vokasi di berbagai perguruan tinggi juga menunjukkan tingkat keketatan yang sangat tinggi dalam Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025. Berbeda dengan program akademik, program vokasi lebih menitikberatkan pada keterampilan praktis yang siap digunakan di dunia kerja, sehingga persaingan untuk masuk ke dalamnya pun sangat ketat.

Prodi Keperawatan Anestesiologi menjadi prodi vokasi terketat pada SNBP 2025 | GoodStats

Keperawatan Anestesiologi di Universitas Sebelas Maret (UNS) menjadi program vokasi dengan keketatan tertinggi, yaitu hanya 0,94%. Dari 1.279 pendaftar, hanya 12 orang yang diterima, menjadikannya program yang paling kompetitif dalam daftar ini.

Hal ini mencerminkan tingginya minat terhadap bidang kesehatan, terutama dalam spesialisasi keperawatan yang berkaitan dengan anestesiologi. Demikian pula, Kebidanan di Universitas Padjadjaran (Unpad) memiliki keketatan 1,43%, dengan hanya 8 dari 558 peserta yang berhasil lolos.

Selain bidang kesehatan, bidang bisnis dan teknologi juga memiliki tingkat persaingan yang tinggi. Administrasi Bisnis di Politeknik Negeri Bandung (Polban) mencatat keketatan 1,68%, dengan 775 pendaftar dan hanya 13 kursi yang tersedia.

Sementara itu, Farmasi di UNS memiliki keketatan 1,99%, tetap menunjukkan daya tarik yang besar bagi calon mahasiswa yang ingin berkecimpung dalam dunia farmasi dan kesehatan.

Di bidang teknologi, Teknik Informatika menjadi salah satu jurusan yang paling diminati. Teknik Informatika di Polban memiliki tingkat keketatan 2,08%, dengan 1.250 pendaftar dan hanya 26 yang diterima.

Sementara itu, Teknik Informatika di Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) mencatat keketatan 2,68%, menunjukkan bahwa bidang ini masih sangat diminati seiring dengan pesatnya perkembangan industri digital dan teknologi informasi.

Tak hanya bidang kesehatan dan teknologi, program studi di bidang kuliner dan tata boga juga memiliki persaingan yang cukup ketat. Seni Kuliner dan Pengolahan Jasa Makanan di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) mencatat keketatan 2,10%, sementara Tata Boga di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) memiliki tingkat keketatan 2,63%.

Di bidang akuntansi dan keselamatan kerja, persaingan juga tidak kalah ketat. Akuntansi di Polban memiliki keketatan 2,11%, menunjukkan bahwa profesi di bidang keuangan tetap menjadi pilihan utama banyak mahasiswa.

Sementara itu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja di UNS mencatat keketatan 2,43%, mencerminkan meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan dan keselamatan di lingkungan kerja.

Baca Juga: 10 Provinsi dengan Kelulusan SNBP 2025 Terbanyak, Jawa Timur Puncaki Daftar

Penulis: Brilliant Ayang Iswenda
Editor: Editor

Konten Terkait

Peringkat Kinerja Penanganan Iklim Indonesia dalam Catatan CCPI 2025

Peringkat kinerja penanganan iklim Indonesia tahun 2025 turun 6 posisi ke urutan 42 secara global.

Data Jumlah Mualaf di Beberapa Daerah di Indonesia Tahun 2023-2024

Data jumlah mualaf di beberapa provinsi di Indonesia pada periode 2023-2024 mengalami variasi setiap tahunnya. Berikut rinciannya.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook