China mendominasi penjualan mobil listrik global menurut laporan International Energy Agency (IEA). Pada tahun 2022, penjualan mobil listrik tipe battery electric vehicle (BEV) di China meningkat hingga 60% menjadi 4,4 juta dibandingkan tahun 2021. Sedangkan, penjualan tipe unit plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) meningkat hampir tiga kali lipat menjadi 1,5 juta.
Mencatatkan angka penjualan yang fantastis, IEA bahkan memperkirakan bahwa China menyumbang lebih dari 50% kepemilikan mobil listrik di dunia. Diprediksi, sudah ada sekitar 13,8 juta unit mobil listrik di negara tersebut.
Selain itu, pangsa mobil listrik berdasarkan total penjualan unit mobil domestik mencapai 29% di China, naik dari 16% pada tahun 2021. Dengan ini, China telah mencapai target nasional dari pangsa penjualan 20% pada tahun 2025 mendatang.
Sementara, Eropa menjadi wilayah dengan jumlah mobil listrik terbanyak setelah China menurut laporan IEA pada tahun 2022. Kurang lebih, terdapat sebanyak 7,8 juta unit mobil listrik di Eropa dengan rincian 4,4 juta unit mobil BEV dan 3,4 juta mobil PHEV.
Menurut IEA, pertumbuhan penjualan mobil listrik di China bukan hanya karena adanya dukungan kebijakan pemerintah, namun juga karena kapabilitas pelaku industri terkait yang berhasil menekan harga eceran mobil listrik menjadi lebih murah.
“Pada tahun 2022, harga rata-rata penjualan unit BEV kecil di China hanya sekitar US$10 ribu. Ini jauh lebih rendah dari harga unit BEV kecil di Eropa dan Amerika Serikat, di mana harga rata-ratanya melebihi US$30 ribu pada tahun yang sama,” tulis IEA dalam laporannya.
IEA menyebut, para pelaku industri dan pembuat mobil di China telah berfokus pada pengembangan model yang lebih kecil dan lebih terjangkau. Adapun, unit mobil terlaris di China pada tahun 2022 adalah Wuling Mini BEV dengan harga di bawah US$6,5 ribu dab BYD Dolphin dengan harga di bawah US$16 ribu.
Penulis: Nada Naurah
Editor: Iip M Aditiya