Garam merupakan mineral yang terbentuk dari Sodium (Na) dan Klorin (Cl) dan umumnya digunakan sebagai penyedap atau bumbu masakan. Selain digunakan untuk keperluan memasak, garam juga dipakai dalam berbagai macam industri, mulai dari kimia hingga pertanian.
Berdasarkan laporan Mineral Commodity Summaries 2024 yang dirilis oleh U.S Department of Interior dan U.S Geological Survey, China dan Amerika saat ini masih menjadi produsen garam terbesar di dunia.
Negara Produsen Garam Terbesar, di Mana Posisi RI?
Di tahun 2023, China diperkirakan memproduksi 53 juta metrik ton garam, dan Amerika Serikat diperkirakan memproduksi 42 juta metrik ton.
India menyusul di peringkat ketiga dengan perkiraan produksi garam sebesar 30 juta metrik ton. Jerman menduduki urutan keempat dengan perkiraan produksi garam sebesar 15 juta metrik ton. Peringkat kelima diisi Australia dengan produksi garam sebesar 14 juta metrik ton.
Kecuali Jerman, seluruh negara di atas masuk ke dalam 20 besar negara dengan garis pantai terpanjang. Jerman sendiri hanya memiliki garis pantai sepanjang 2.389 km (peringkat ke-51 dunia), namun produksi garam di sana menjadi salah satu yang terbesar di dunia.
Adapun Indonesia, berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), memproduksi sekitar 2,2 juta metrik ton garam di 2023. Angka produksi garam Indonesia masih jauh tertinggal jika dibandingkan 10 negara di atas.
Padahal, Indonesia sebagai negara maritim yang memiliki garis pantai sepanjang 54.716 km (terpanjang ketiga di dunia) harusnya bisa memaksimalkan potensi tersebut, mengingat Jerman dengan garis pantai yang jauh lebih kecil dapat melampaui produksi garam Indonesia.
Tantangan dan Langkah Pemerintah Indonesia Capai Swasembada Garam
Meskipun Indonesia dijuluki sebagai negara maritim, Indonesia masih mengimpor garam dari tahun ke tahun. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2023 Indonesia masih mengekspor garam sebesar 2,8 juta metrik ton. Australia menjadi importir garam terbesar ke Indonesia, dengan jumlah impor garam sebesar 2,1 juta metrik ton.
Menurut Ketua Umum Asosiasi Petani Garam Indonesia (APGRI) Jakfar Sodikin, petambak garam belum bisa memenuhi swasembada garam karena masih menggunakan teknologi konvensional dalam menghasilkan garam. Diperlukan pengembangan teknologi pengolahan garam yang modern untuk dapat meningkatkan produksi.
“Secara konvensional, petambak tidak siap karena tidak ada penambahan lahan secara signifikan. Persoalan hulu-hilir masih menjadi kendala dalam produksi dan pemasaran garam rakyat,” ujar Jakfar kepada Kompas (5/8/2024)
Untuk mencapai swasembada garam, pada 27 Oktober 2022 Mantan Presiden Indonesia Joko Widodo telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 126 Tahun 2022 tentang Percepatan Pembangunan Pergaraman Nasional. Setelah terbitnya Peraturan Presiden Nomor 126 Tahun 2022, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menerbitkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 15 Tahun 2023 tentang Tata Cara Penetapan Sentra Ekonomi Garam Rakyat, peraturan tersebut diterbitkan pada tanggal 17 April 2023.
Prabowo Subianto sebagai Presiden terpilih 2024-2029 pernah memaparkan 21 komoditas prioritas hilirisasi pada acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia (8/11/2023). Prabowo juga telah menginstruksikan kementerian terkait untuk merumuskan 26 komoditas utama yang diprioritaskan untuk program hilirisasi pada rapat kabinet pertama.
“26 komoditas proyek-proyek yang vital dalam 26 komoditas tersebut yang harus dihilirisasi segera dirumuskan, bikin daftar, dan kita segera untuk mencari dana sehingga kita bisa mulai hilirisasi dengan waktu yang sesingkat-singkatnya,” ungkap Prabowo dalam Rapat Kabinet.
Baca Juga: 5 Provinsi dengan Produksi Garam Terbanyak di Indonesia 2023
Penulis: Bintang Ridzky Alfathi
Editor: Editor