Inflasi adalah suatu keadaan naiknya harga-harga secara umum. Umumnya, inflasi di suatu wilayah berlangsung terus-menerus dan hal ini merupakan sebuah kewajaran.
Pemerintah berbagai negara termasuk Indonesia turut berperan aktif dalam mengatur perekonomian negaranya secara berkala dan periodik untuk menjaga harga komoditas agar tidak menimbulkan inflasi yang terlalu berlebih.
Biasanya, inflasi dihitung secara y-on-y atau tahunan, maupun m-to-m atau secara bulanan. Angka seperti ini dirilis oleh badan statistik yang berwenang.
Perkembangan inflasi Indonesia Desember 2023
Dalam data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik, pada Bulan Desember 2023, inflasi bulanan mencapai angka 0,41%. Angka ini merupakan angka yang tertinggi sepanjang tahun 2023.
Pada tahun 2023, inflasi bulanan paling rendah terjadi pada Agustus 2023, dimana justru terjadi angka minus di -0,02%.
Setelah itu, inflasi bulanan berangsur meningkat secara perlahan seperti di September 2023 (0,19%), Oktober 2023 (0,17%), November 2023 (0,38%), hingga Desember 2023 (0,41%).
Meskipun begitu, tingkat inflasi Desember 2023 lebih rendah dibandingkan bulan yang sama tahun lalu.
Di Desember 2023, sektor pengeluaran yang mengalami inflasi tertinggi ada pada makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami inflasi 1,07%. Sektor tertinggi kedua adalah rekreasi, olahraga, dan budaya di angka 0,54%.
Secara tahunan, Indonesia mengalami inflasi sebesar 2,61%. Dari sisi regional, wilayah kota dan kabupaten yang memiliki inflasi tahunan tertinggi ada di Sumenep dengan angka 5,08%, sementara inflasi paling rendah ada di Bandung dengan angka 0,63%.
“Sedangkan tingkat inflasi y-on-y komponen inti Desember 2023 sebesar 1,80 persen, inflasi m-to-m sebesar 0,14 persen, dan inflasi y-to-d sebesar 1,80 persen," kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam laman PANRB.
Amalia Adininggar menambahkan bahwa secara tahunan, sektor pengeluaran tertinggi juga ada di makanan, minuman, dan tembakau.
“Yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 6,18 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,55 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,07 persen,” tambahnya dalam laman PANRB.
Penghitungan inflasi bulanan di Indonesia mengacu pada inflasi di 90 kabupaten dan kota di Indonesia sesuai kesepakatan peraturan yang berlaku.
Proyeksi inflasi dunia dan Indonesia di tahun 2024
Ekonom Goldman Sachs memprediksi bahwa inflasi global di tahun 2024 akan berjalan lebih positif. Menurutnya, inflasi di tahun tersebut akan lebih rendah dibanding tahun sebelumnya.
"Ekonom kami memperkirakan penurunan inflasi tahun ini akan berlanjut pada tahun 2024: inflasi inti berurutan diperkirakan turun dari 3% saat ini ke kisaran rata-rata 2-2,5% di seluruh G10 (tidak termasuk Jepang)," kata Goldman dalam pemberitaan CNBC Indonesia.
Melihat proyeksi di Indonesia sendiri, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI, Senin (13/11/2023) menyatakan bahwa inflasi di Indonesia juga akan mengalami penurunan di tahun 2024. Kondisi ini akan terkendali lebih cepat dari yang diprediksikan.
Meskipun begitu, pihaknya tetap mewaspadai segala dinamika inflasi yang disebabkan oleh naiknya tarif energi serta pangan yang disebabkan ketegangan geopolitik.
“Tahun depan juga akan turun, tapi masih lebih tinggi dari level 3% atau mencapai 3,8%,” kata Perry Warjiyo dalam Bisnis.
Justru yang harus diwaspadai adalah inflasi pada Januari 2024, berkaitan dengan rangkaian libur natal dan tahun baru.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku Rawindra Ardiansah mengingatkan masyarakat untuk melakukan konsumsi barang secara bijak untuk menghindari kenaikan harga akibat turunnya persediaan barang.
"Jika masyarakat berlomba-lomba dengan melakukan aksi borong bahan pokok maka bisa berdampak menyebabkan kelangkaan dan kenaikan harga," kata Rawindra dalam RRI.
Penulis: Pierre Rainer
Editor: Iip M Aditiya