Komitmen dunia untuk penggunaan energi bersih menjadi suatu kesepakatan global yang bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca serta mempercepat transisi ke sumber energi bersih dan berkelanjutan.
Kesepakatan ini diwujudkan dalam berbagai bentuk, seperti perjanjian internasional, undang-undang nasional, dan inisiatif swasta. Salah satu contohnya adalah Perjanjian Paris, yang telah ditandatangani oleh 196 negara pada tahun 2015 silam.
Dalam jangka menengah, pembangkit listrik tenaga nuklir dianggap oleh beberapa ahli sebagai solusi transisi yang paling efisien untuk mencapai tujuan iklim global. Kritik dilontarkan pada pertanyaan yang sebagian besar belum terselesaikan tentang penyimpanan akhir dan potensi risiko keamanan.
Pembangkit listrik tenaga nuklir dalam beberapa tahun terakhir telah dianggap sebagai solusi transisi energi yang paling efisien. Berdasarkan data dari Our World in Data, nuklir merupakan sumber energi terbersih karena mengeluarkan gas rumah kaca paling sedikit dibandingkan sumber energi lainnya, seperti bahan bakar fosil dan biomassa. Tercatat, emisi CO2 yang dihasilkan dari energi nuklir hanya 3 ton CO2 per gigawatt-jam (GWh).
Sehubungan dengan ini, World Nuclear Association mengkaji komitmen dunia terhadap energi nuklir. Hasilnya, Tiongkok menjadi negara dengan jumlah proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir terbanyak di dunia saat ini.
Negeri tirai bambu tersebut saat ini memiliki sebanyak 24 reaktor nuklir baru yang sedang dibangun atau direncanakan sepanjang tahun 2023 hingga 2030 mendatang. Disusul oleh India dan Turki dengan total pembangkit listrik tenaga nuklir baru masing-masing sebanyak 8 dan 4 reaktor.
“Badan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA) telah memproyeksikan pertumbuhan kapasitas energi nuklir lebih dari 43% pada 2020 hingga 2050, dengan peningkatan terkonsentrasi di Asia, khususnya Tiongkok dan India,” tulis World Nuclear Association.
Sementara itu, Amerika Serikat telah menghasilkan listrik tenaga nuklir sebesar 771,6 terawatt-hour (TWh) sepanjang tahun 2021. Angka fantastis itu menjadikan Amerika Serikat sebagai negara produsen energi nuklir terbesar dalam skala global.
Di bawah Amerika, ada China yang menyusul sebagai produsen energi nuklir terbesar sebanyak 383,2 TWh per 2021. Tercatat bahwa China memiliki sejumlah 54 reaktor yang dapat dioperasikan, terutama pada lokasi di daerah sepanjang garis pantai bagian tenggaranya.
Penulis: Nada Naurah
Editor: Editor