Menyambut periode pemilihan umum (Pemilu) yang akan berlangsung kurang lebih 1,5 tahun mendatang, ada sebuah pergeseran pada demografi pemilih dalam Pemilu tahun 2024 mendatang.
Generasi muda dengan rentang usia 17 hingga 39 tahun akan mendominasi demografi pemilih dalam Pemilu 2024 dengan persentase mendekati 60 persen atau lebih tepatnya sebesar 54 persen.
Generasi muda Indonesia memiliki karakter yang lebih dinamis, adaptif, serta memberikan perhatian pada berbagai isu domestik maupun global seperti baik di sektor kesehatan, lingkungan, ketenagakerjaan, demokrasi, hingga pemberantasan korupsi.
Tentunya akan ada perubahan persepsi pemilih muda terhadap kepemimpinan nasional dibandingkan pemilu pada 2 periode sebelumnya. Sebuah survei dilakukan oleh Centre for Strategic and International Studies (CSIS) terhadap 1.200 responden yang tersebar secara proporsional di 34 provinsi.
Adapun survei ini berusaha mendalami persepsi generasi muda Indonesia terhadap kepemimpinan nasional serta berbagai isu strategis yang menjadi perhatian saat ini. Lantas karakter pemimpin negara seperti apakah yang disukai oleh anak muda Indonesia?
Generasi muda inginkan sosok pemimpin yang bersih dan anti korupsi
Berdasarkan hasil survei CSIS, karakter pemimpin periode 2024 mendatang yang dinilai paling dibutuhkan oleh generasi muda Indonesia ialah pemimpin yang jujur atau tidak korupsi. Adapun raihannya yakni sebesar 34,8 persen dalam hasil survei yang dilakukan pada tanggal 8 hingga 13 Agustus 2022 lalu.
Selain itu, generasi muda yang terdiri dari generasi Z dan milenial juga menginginkan karakter pemimpin yang merakyat dan sederhana dengan raihan sebesar 15,9 persen. Sementara itu ketegasan atau berwibawa berada di posisi ke-3 dengan raihan sebesar 12,4 persen.
Di sisi lain, sebesar 11,6 persen responden mengungkapkan bahwa prestasi atau kinerja saat memimpin juga menjadi indikator penting dalam menentukan calon pemimpin pada tahun 2024 mendatang. Diikuti dengan pengalaman memimpin yang meraih persentase sebesar 10,1 persen.
Selain itu, karakter pemimpin lainnya yang dinilai paling dibutuhkan bagi generasi muda Indonesia antara lain ialah kecakapan memimpin, taat beragama, cerdas atau pintar, dan sebagainya. Adapun sisanya sebesar 0,5 persen responden menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab.
Pemimpin Indonesia diharapkan mampu membuat perubahan
Menilik lebih jauh, generasi muda menilai ada sejumlah kompetensi yang sangat penting dimiliki oleh Presiden Indonesia ke depannya. Adapun kompetensi yang dinilai paling penting untuk dimiliki yakni kemampuan membuat perubahan dengan raihan sebesar 28,7 persen.
Adapun kompetensi utama seorang pemimpin negara lainnya yang dianggap penting bagi pemilih muda ialah kemampuan memimpin di saat situasi krisis dengan perolehan sebesar 21 persen responden.
Selain itu, sebesar 14,8 persen responden menilai kemampuan membuat kebijakan yang inovatif juga merupakan kompetensi utama yang dibutuhkan seorang pemimpin negara di masa yang akan datang.
Para pemilih muda juga menilai ada sejumlah kompetensi lainnya yang juga penting untuk dimiliki oleh Presiden Indonesia pada periode 2024 mendatang. Kompetensi-kompetensi tersebut antara lain ialah kemampuan mengelola anggaran yang tepat sasaran, kemampuan memutuskan kebijakan yang cepat, kemampuan berkolaborasi dengan dunia usaha, dan lain sebagainya.
Isu ekonomi jadi isu strategis bagi pemilih muda
Dari berbagai isu yang ada saat ini baik di dalam negeri maupun isu global, isu kesejahteraan masyarakat menjadi isu paling menarik perhatian anak muda Indonesia dalam Pemilu tahun 2024 mendatang dengan raihan sebesar 44,4 persen.
Adapun isu lapangan pekerjaan menempati posisi ke-2 dengan total raihan sebesar 21,3 persen, diikuti pemberantasan korupsi di posisi ke-3 sebesar 15,9 persen. Selain itu, beberapa isu lainnya yang turut menjadi perhatian generasi muda Indonesia antara lain ialah demokrasi dan kebebasan sipil (8,8 persen), kesehatan (6,2 persen, serta lingkungan hidup (2,3 persen).
Di sisi lain, masalah-masalah yang paling dirasakan anak muda Indonesia saat ini ialah tingginya harga sembako dengan raihan sebesar 32,4 persen. Berikutnya, masalah terbatasnya lapangan pekerjaan menduduki posisi ke-2 dengan total 28,2 persen, diikuti tingginya angka kemiskinan dengan raihan sebesar 11,7 persen.
Beberapa masalah lainnya yang turut dirasakan generasi muda Indonesia saat ini antara lain pelayanan dan biaya kesehatan yang mahal, pelayanan dan kualitas pendidikan yang buruk, rendahnya daya beli masyarakat, lingkungan hidup yang semakin rusak, dan sebagainya.
Penulis: Diva Angelia
Editor: Iip M Aditiya