Indonesia resmi menjadi juara umum ASEAN Para Games edisi ke-11 (2022) yang diselenggarakan di Kota Solo, Jawa Tengah 30 Juli-6 Agustus lalu. Hingga gelaran berakhir, Indonesia telah mengoleksi total 426 medali dengan rincian 175 emas, 144 perak, dan 107 perunggu.
Chef de Mission (CdM) kontingen Indonesia untuk ASEAN Para Games 2022 Andi Herman mengungkapkan capaian ini telah melampaui target awal, yakni 104 medali emas. Bahkan, ada beberapa cabang olahraga yang melebihi target yang diberikan hingga 300 persen.
"Beberapa capaian ada pemecahan rekor, bahkan ada beberapa atlet yang memecahkan rekornya sendiri. Ini menjadi catatan prestasi pribadi atlet, merupakan capaian luar biasa bagi atlet. Ini yang membuat atlet semangat, ada momen mengekspresikan diri tanpa ada perbedaan dengan atlet lain," ujarnya dilansir Republika, Jumat (5/8).
Andi Herman menyebut seluruh target yang telah ditetapkan kontingen Indonesia telah tercapai, kecuali olah raga sepak bola cerebral palsy (CP) yang harus kalah di final melawan Thailand pada babak adu penalti. Sementara itu, sekretaris INASPOC Rima Ferdianto mengungkapkan bahwa gelar juara yang diraih Indonesia ini mematahkan mitos tuan rumah tidak pernah juara umum pada lima gelaran terakhir.
"Di lima APG terakhir, yang namanya tuan rumah tidak pernah juara umum. Baru kali ini kita mematahkan mitos tersebut," kata sekretaris Indonesia ASEAN Para Games Organizing Comittee (INASPOC) tersebut.
Atletik jadi lumbung emas
Adapun perolehan 175 emas Indonesia tersebut paling banyak disumbang pada cabang olahraga para atletik dengan catatan 61 emas, 47 perak, dan 21 perunggu dari total 129 medali yang diperoleh cabor tersebut. Pada sesi latihan sebelum ASEAN Para Games dimulai, Pelatih Kepala Atletik NPC Indonesia Slamet Widodo menyebut atletik telah menyiapkan 77 atlet terbaiknya.
"Cabang atletik NPC Indonesia telah menyiapkan 77 atlet baik putra maupun putri yang akan mengikuti sekitar 200 nomor baik lari, lempar maupun lompat dalam APG XI 2022. Dari 77 atlet cabang atletik yang dipersiapkan, sekitar 30 persen merupakan atlet muda peraih medali emas pada Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVI Papua 2021,” kata Slamet Widodo dilansir Republika Senin (18/7) lalu.
Salah satu atlet para atletik Indonesia yang berhasil memperoleh emas di kategori individu putri lari 400 meter kelas T47, Nanda Mei Sholilah bersyukur bisa memberikan hasil terbaiknya pada ajang ini. Selain itu, dirinya juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah telah berusaha menyetarakan atlet disabilitas dan nondisabilitas.
"Saya ucapkan terima kasih kepada pemerintah karena dukungan pemerintah sangat besar banget. Kita sebagai atlet bersyukur karena sudah disetarakan dengan teman-teman nondisabilitas," katanya dilansir situs resmi Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kamis (4/8).
"Alhamdulillah, saya bersyukur, bangga bisa meraih emas, karena ini memang multi event pertama setelah dua tahun vakum karena pandemi. Jadi memang event ini dinanti-nanti juga sama para atlet disabilitas. Apalagi Indonesia menjadi tuan rumah, jadi memang bangga banget," ucapnya lebih lanjut.
Selanjutnya, dirinya berharap bisa meningkatkan kualitasnya dengan bertanding di kejuaraan tingkat Asia, bahkan Paralimpiade.
"Harapan saya ke depan pasti sebagai atlet pengen bisa ke event yang lebih tinggi lagi seperti Asia bahkan Paralimpiade, karena itu adalah impian semua atlet. Karena itu saya akan berlatih lebih keras lagi untuk bisa ke event lebih tinggi lagi,"
Seluruh cabor mengantongi medali
Renang menjadi cabor kedua yang paling banyak menyumbang medali dengan catatan 29 emas dari total 87 medali yang diraih. Tenis Meja di posisi ketiga dengan raihan 27 emas dari total 65 medali yang diraih. Posisi lima besar cabor terbaik lainnya diisi oleh angkat besi dengan perolehan 18 emas dari 40 medali yang diraih dan catur dengan 13 emas dari 40 total medali yang diraih.
Posisi 10 besar cabor dengan raihan medali emas terbanyak diisi oleh badminton (13 emas dari 40 medali), blind judo (9 emas dari 17 medali), panahan (3 emas dari 10 medali), boccia (1 emas dari 11 medali), dan voli duduk (1 emas dari 2 medali).
Sementara itu terdapat empat cabor yang sama sekali tidak menyumbang medali emas, antara lain tenis kursi roda, bola gawang, basket kursi roda, dan sepak bola CP. Meskipun begitu, masing-masing cabor menyumbang medali lain.
Penulis: Raihan Hasya
Editor: Iip M Aditiya