Diabetes adalah penyakit kronis dimana jumlah kadar gula dalam darah melebihi batas normal. Kadar gula yang berlebih itu disebabkan oleh kurangnya produksi insulin yang berperan dalam mengatur gula darah. Berdasarkan data dari International Diabetes Federation (IDF), Indonesia menempati posisi kelima jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia.
Menurut dr. Andika Widyatama, penyakit diabetes disebabkan oleh dua faktor. Faktor pertama adalah riwayat diabetes di keluarga, riwayat lahir dengan berat badan rendah. Faktor kedua adalah gaya hidup dan pola makan.
Kebiasaan orang Indonesia yang gemar makan makanan yang mengand ung karbohidrat yang tinggi seperti nasi putih meningkatkan resiko diabetes hingga 17 persen. Apalagi, nasi putih sudah menjadi makanan pokok orang Indonesia. Belum makan namanya kalau belum makan nasi, begitu kata sebagian besar masyarakat Indonesia.
Selain makanan, orang Indonesia juga gemar minum minuman terlalu manis. Boba milk tea, sirup, soft drink, serta minuman-minuman manis lainnya mengandung gula yang tinggi sehingga meningkatkan resiko diabetes. Menurut riset dari Riset Kesehatan Dasar yang dilansir oleh Kementrian Kesehatan pada tahun 2018, sebanyak 61,3 persen orang Indonesia minum minuman manis lebih dari satu kali sehari.
Hal ini didukung pula dengan makanan dan minuman kemasan yang banyak dijual di pasaran merupakan makanan dan minuman manis dengan harga terjangkau. Mendapatkan makanan dan minuman manis dianggap lebih mudah dibanding makanan sehat.
Ahli gizi Dr.dr. Fiastuti Isbandi Witjaksono, Sp.GK mengatakan bahwa banyaknya penjualan makanan dan minuman manis disebabkan pasar Indonesia yang lebih menggemari makanan dan minuman manis.
Meskipun senang mengonsumsi makanan dan minuman manis, sayangnya orang Indonesia tidak gemar berolahraga atau menggerakkan badannya. Dibandingkan dengan negara China dan Hong Kong yang rata-rata berjalan kaki sebanyak lebih dari 6.000 langkah, rata-rata orang Indonesia berjalan kaki hanya sebanyak 3.513 langkah.
Resiko diabetes juga dapat diperparah dengan jam tidur yang berlebihan. Kalori dari karbohidrat yang dicerna manusia akan diolah menjadi sumber energi.
Jika waktu tidur berlebih, maka kalori yang dikeluarkan lebih sedikit. Inilah yang menyebabkan terjadinya obesitas dan meningkatkan resiko diabetes.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) mengadakan penelitian tentang provinsi dengan jumlah penderita diabetes terbanyak di Indonesia pada tahun 2018. Hasilnya, 5 besar provinsi dengan penderita diabetes terbanyak adalah DKI Jakarta, Kalimantan Timur, DI Yogyakarta, Sulawesi Utara, dan Jawa Timur.
1. DKI Jakarta
DKI Jakarta (mmalikibrohim.com)
Ibukota negara Indonesia ini memiliki tingkat prevalensi penderita diabetes sebesar 3,4 persen dari total penduduk Jakarta. Angka ini menjadi angka penderita diabetes terbanyak di Indonesia.
dr. Dicky Levenus Tahapary, SpPD-KEMD, Ph.D., peneliti dari IMERI-FKUI, berpendapat bahwa 45 persen penderita diabetes di Jakarta berusia dibawah 40 tahun, bahkan 10 persennya berusia dibawah 30 tahun.
2. Kalimantan Timur
Kalimantan Timur (mmalikibrohim.com)
Di posisi kedua ada provinsi Kalimantan Timur dengan prevalensi penderita diabetes sebesar 3,1 persen dari total penduduk Kalimantan Timur. Provinsi yang akan menjadi tempat pindahnya Ibukota negara ini menjadikan diabetes sebagai isu kesehatan yang menjadi perhatian pemerintah setempat.
Sejak 7 April 2016 pun, pemerintah Kalimantan Timur sempat mengadakan cek gula darah gratis setiap diadakannya acara Kaltim Expo di stan Dinas Kesehatan.
3. DI Yogyakarta
DI Yogyakarta (mmalikibrohim.com)
Di urutan ketiga ada DI Yogyakarta yang memiliki prevalensi penderita diabetes sebesar 3,1 persen. Namun, menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam Endokrin Metabolik Diabetes Senior Raden Bowo Pramono, angka ini belum mewakili angka penderita diabetes di DIY sepenuhnya.
Menurut dr. Raden, diabetes menjadi isu kesehatan yang seperti gunung es. Tidak semua masyarakat yang menderita diabetes tau bahwa dirinya menderita diabetes. Kalaupun tau, tidak semuanya juga melakukan pengobatan.
4. Sulawesi Utara
Sulawesi Utara (mmalikibrohim.com)
Sulawesi Utara menjadi peringkat keempat dengan tingkat prevelansi penderita diabetes terbanyak di Indonesia, yaitu sebesar tiga persen dari total masyarakat Sulawesi Utara. Untuk mengatasi tingginya angka ini, Instalasi Promosi Kesehatan dan Pemasaran RSUP Kandou mengadakan penyuluhan mengenai bahaya diabetes bersama dr. Ade John Nursalim, MM, MARS, Sp.M, dokter mata di RSUP Kandou pada tanggal 16 Juni 2021.
dr. Ade mengatakan dalam sosialisasinya bahwa penyakit diabetes mellitus dapat menyebabkan kerusakan pada retina. Beliau menambahkan juga, kerusakan retina akibat diabetes dapat mengenai 50% pasien diabetes mellitus dalam waktu 10 tahun.
5. Jawa Timur
Jawa Timur (mmalikibrohim.com)
Jawa Timur menjadi provinsi dengan angka prevalensi penderita diabetes terbanyak kelima di Indonesia. 2,6 persen masyarakat Jawa Timur menderita diabetes. Dikatakan oleh Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek (2019) bahwa penderita diabetes di Jawa Timur sebagian besar berada di Kabupaten Madiun dan Kota Surabaya.
Penyakit diabetes adalah penyakit berbahaya yang dapat menyebabkan komplikasi pada retina, amputasi pada kaki, stroke, ginjal, hingga masalah pada saraf. Masyarakat Indonesia harus mulai sadar akan bahayanya diabetes dan menerapkan hidup sehat dengan meminimalisir konsumsi gula.
Konsumsi gula bukan hanya tentang penambahan gula dalam minuman atau makanan, melainkan juga memperhatikan kadar gula dalam makanan dan minuman kemasan.
Penulis: Kristina Jessica
Editor: Iip M Aditiya