PT Sumber Alfaria Trijaya (AMRT) selaku pengelola jaringan ritel Alfamart, dikabarkan menutup ratusan gerai sepanjang 2024. Informasi ini telah dikonfirmasi oleh Corporate Affairs Director Alfamart, Solihin.
“Iya, memang jumlah toko tutup ratusan, 300 sampai 400 di sepanjang tahun ini di berbagai wilayah Indonesia,” tutur Solihin pada Merdeka.
Solihin menyatakan bahwa penutupan gerai ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pemilik properti yang tidak memperpanjang kontrak sewa dan beralih ke bisnis lain, serta sejumlah waralaba Alfamart yang memutuskan membuka usaha baru.
Selain itu, penutupan ratusan gerai Alfamart juga disebabkan oleh kerugian akibat biaya sewa yang tinggi dan penjualan yang melemah.
Seorang analis dari Stock Now, Abdul Haq Al Faruqy, menambahkan bahwa penutupan gerai Alfamart merupakan sentimen yang negatif. Hal ini mengindikasikan bahwa minat masyarakat atau konsumen terhadap produk Alfamart terus berkurang. Isu kenaikan PPN menjadi 12% di 2025 mendatang dan fenomena deflasi semakin mengancam keberadaan sektor ritel di Indonesia.
Perkembangan Jumlah Gerai Alfamart dalam 5 Tahun Terakhir
Dalam 5 tahun terakhir, jumlah gerai Alfamart mengalami pertumbuhan, baik gerai reguler maupun gerai franchise.
Pada 2019, jumlah gerai reguler tercatat sebanyak 12.499 unit, sementara pada gerai franchise mencapai 3.738 unit. Secara total, terdapat 16.237 unit gerai Alfamart pada tahun tersebut.
Tren kenaikan terus berlanjut hingga tahun 2023, di mana jumlah gerai reguler meningkat menjadi 17.463 unit, sedangkan gerai franchise naik menjadi 5.207 unit. Dengan demikian, total gerai Alfamart pada tahun ini mencapai 22.670 unit.
Secara year to date, Alfamart telah membuka 884 gerai baru dari 1.000 gerai pada 2024. Meskipun terjadinya penutupan 400 gerai, situasi ini tidak menimbulkan kekhawatiran signifikan bagi para investor AMRT.
Kinerja Keuangan Alfamart Sepanjang 2023-2024
Dalam dua tahun terakhir, AMRT yang mengelola Alfamart menunjukkan pertumbuhan kinerja keuangan yang cukup signifikan, meskipun menghadapi berbagai tantangan operasional.
Berdasarkan laporan pendapatan per kuartal, Alfamart berhasil mencatatkan peningkatan pendapatan, meskipun laba bersih sempat mengalami fluktuasi.
Pada kuartal III 2023, tercatat pendapatan Alfamart mencapai Rp26.190 miliar dengan laba bersih sebesar Rp577,52 miliar. Kemudian, terjadi peningkatan di akhir tahun pada kuartal IV 2023 menjadi Rp26.920 miliar, sementara laba bersih melonjak menjadi Rp1.210 miliar.
Sementara itu pada kuartal III 2024, kinerja keuangan Alfamart mengalami penurunan menjadi Rp29.000 miliar dan laba bersih ikut turun secara signifikan menjadi Rp604,52 miliar.
Penurunan ini kemungkinan dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk meningkatnya biaya operasional, tingginya biaya sewa properti, dan berlangsungnya penutupan ratusan gerai.
Pihak manajemen Alfamart tetap optimis untuk mempertahankan pertumbuhan laba dengan strategi ekspansi gerai baru dan peningkatan penjualan di setiap toko yang ada.
Perusahaan menargetkan Same Store Sales Growth (SSSG) sebesar 4%-6% di 2024 untuk dapat menjaga performa bisnis tetap stabil di tengah tantangan industri ritel. Diharapkan, momen libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) ini dapat mendorong lonjakan jumlah pembeli sehingga meningkatkan angka SSSG AMRT.
Baca Juga: Pizza Hut dan KFC Gulung Tikar, Imbas dari Boikot?
Penulis: Ucy Sugiarti
Editor: Editor