Aksara atau tulisan adalah salah satu penemuan paling berpengaruh dalam peradaban manusia. Aksara menjadi media bagi manusia untuk melakukan pencatatan, dan juga menjadi media penyebaran informasi dengan skala yang lebih besar dan efektif jika dibandingkan dengan penyampaian secara lisan.
Mungkin di era modern ini aksara menjadi hal yang tidak begitu penting, tetapi hal ini berbeda jika dibandingkan dengan masa-masa awal peradaban manusia. Terbukti, dalam sejarah manusia, peradaban yang mampu menciptakan aksara memiliki peradaban yang lebih berkembang jika dibandingkan dengan peradaban lain di wilayahnya.
Hingga saat ini, penelitian menunjukkan bahwa Aksara Sumeria Kuno atau Aksara Paku adalah aksara dengan usia paling tua di dunia, dan kemungkinan besar adalah aksara pertama yang diciptakan manusia. Dilansir dari Britannica, Aksara Paku telah ada sejak 3100 tahun sebelum masehi.
Aksara Paku dikembangkan oleh peradaban Sumeria Kuno, salah satu peradaban kuno paling maju yang tercatat dalam sejarah manusia. Bisa dikatakan penemuan aksara ini menjadi salah satu faktor kenapa peradaban yang terletak di Mesopotamia ini dapat menjadi salah satu peradaban kuno dengan kemajuan paling pesat di masanya.
Di awal penciptaannya, Aksara Paku digunakan oleh Bangsa Sumer untuk melakukan pencatatan sederhana, seperti pencatatan hasil bumi dan juga pencatatan administrasi di lingkungan kerajaan.
Format penulisan Aksara Paku juga menjadi cikal bakal penulisan aksara modern. Aksara Paku ditulis dalam baris horizontal, ditulis dari kiri ke kanan, dan tertulis secara runtut dari atas ke bawah.
Meski terlihat seperti suatu hal yang biasa saja, faktanya ada banyak aksara kuno yang memiliki format berbeda dengan aksara modern (aksara Romawi/alfabet). Seperti Aksara Arab dan Ibrani yang tertulis dari kanan ke kiri, dan juga Aksara China Kuno yang ditulis dalam baris vertikal (ketiga aksara tersebut juga merupakan sejumlah aksara tertua yang diciptakan manusia).
Tak hanya itu, Aksara Paku juga menjadi salah satu dari segelintir aksara yang diciptakan secara independen. Hal ini berarti, aksara-aksara lain yang ada di berbagai peradaban di dunia tidak tercipta secara independen, melainkan bentuk adaptasi dan penyesuaian dari aksara-aksara independen yang telah lahir terlebih dahulu.
Dalam buku Guns, Germs and Steel karya Profesor Jared Diamond, tercatat hanya ada 2 aksara awal yang benar-benar tercipta secara independen, yaitu Aksara Paku, dan Aksara Suku Maya di Amerika Tengah (4 jika termasuk dengan Aksara Mesir dan China Kuno, tapi hal ini masih menjadi perdebatan).
Tidak heran, apabila Aksara Romawi yang sekarang menjadi aksara yang paling banyak digunakan di dunia memiliki format penulisan yang sama seperti Aksara Paku. Menurut penelitian, Aksara Paku diadaptasi oleh banyak peradaban lain di wilayah Eurasia, termasuk peradaban Romawi Kuno yang mengembangkan Aksara Romawi.
Wujud Aksara Romawi atau aksara-aksara lainnya yang ada di Eurasia memang berbeda dengan Aksara Paku. Hal ini dapat terjadi karena Aksara Paku pada awalnya masih memiliki bentuk yang sulit dimengerti, serta memiliki keterbatasan kosakata. Selama ribuan tahun, peradaban lain yang mengadaptasi Aksara Paku ini akhirnya melakukan pengembangan dan penyempurnaannya sendiri.
Tidak berhenti disitu, aksara yang telah disempurnakan ini masih akan diadaptasi dan disempurnakan lagi oleh peradaban-peradaban lainnya. Melalui proses yang begitu panjang ini, akhirnya bentuk aksara-aksara turunan Aksara Paku bisa memiliki wujud yang jauh berbeda dengan Aksara Paku yang ada di masa Peradaban Mesopotamia Kuno.
Penulis: Rangga Hadi Firmansyah
Editor: Iip M Aditiya