Setiap 25 Desember diperingatkan sebagai perayaan Natal setiap tahunnya, di mana umat Kristen akan merayakan hari Natal secara khidmat di dalam gereja ataupun di rumah-rumah.
Walau Natal identik dengan dekorasi pohon natal yang indah beserta tumpukan kado di bawahnya yang akan dibuka usai makan malam bersama keluarga, nyatanya, di beberapa negara memiliki tradisi uniknya tersendiri.
Berikut 7 tradisi natal terunik dari berbagai belahan dunia, Jepang dan Austria paling aneh!
1. The Yule Goat, Swedia
Jika pada musim panas Swedia memiliki tradisi Midsommar dengan tiang maypole sebagai simbol, pada musim Natal mereka juga memiliki tradisi the Yule Goat dengan kambing jerami raksasa yang disebut juga Kambing Gävle sebagai simbolnya.
Kambing Yule telah menjadi simbol Natal Swedia sejak festival pagan kuno. Setiap tahun, kambing raksasa tersebut dibangun di tempat yang sama yang kemudian dapat dikunjungi masyarakat Swedia sebagai tradisi mereka.
2. Mari Lwyd, Wales
Budaya Welsh memang terkenal kuno dan kaya akan takhayul. Oleh karena itu, tidak heran jika penduduk Wales senang mengarak atau berpawai kuda mayat hidup keliling desa sebagai tradisi perayaan Natal mereka.
Dalam tradisi arak-arakan yang diduga berasal dari zaman Celtic ini, rombongan yang membawa topeng kuda seram dengan kain putih akan bernyanyi di hadapan warga, yang seharusnya bernyanyi kembali sebelum menyerahkan makanan atau minuman kepada para rombongan.
3. Kentucky Fried Christmas, Jepang
Meskipun Natal bukan hari libur nasional di Jepang, masyarakat Jepang tetap memiliki tradisi unik dalam merayakan hari Natal mereka. Bukan dengan berkumpul bersama keluarga di meja makan untuk menyantap ayam kalkun, masyarakat Jepang justru lebih memilih untuk pergi ke salah satu restoran ayam cepat saji, Kentucky Fried Chicken (KFC), setempat.
Tradisi ini dimulai pada tahun 1974 setelah kampanye pemasaran yang sangat sukses yang dilakukan oleh KFC disebut "Kurisumasu ni wa kentakkii!" atau "Kentucky untuk Natal!".
Masyarakat Jepang bahkan rela membuat reservasi restoran dan pesanan pengiriman dalam kemasan khusus edisi Natal beberapa bulan sebelumnya.
4. Krampus, Austria
Natal memang identik dengan sinterklas dan dekorasi pohon natal yang indah nan lucu. Namun, siapa sangka, di Austria justru lebih terkenal dengan tradisi Krampusnacht di mana anak-anak Austria yang masuk dalam daftar nakal Sinterklas akan ditakut-takuti dengan Krampus: binatang bertanduk dan berbulu yang merenggut anak-anak nakal di keranjang anyamannya, berperan sebagai Santo Nikolas.
Banyak kota di Austria (dan negara-negara tetangga), terutama desa-desa pegunungan di sekitar Salzburg dan Tyrol, merayakan Krampusnacht pada tanggal 5 Desember, ketika puluhan pria berpakaian seperti makhluk setengah kambing berparade di jalan-jalan sambil mengacungkan tongkat dan meneror anak-anak.
5. Ligligan Parul, Filipina
Berbeda dari dekorasi Natal pada umumnya, setiap tahun, kota San Fernando di Filipina mengadakan Ligligan Parul (atau Festival Lentera Raksasa) yang menampilkan parol (lentera) mempesona yang melambangkan Bintang Betlehem. Setiap parol terdiri dari ribuan lampu berputar yang menerangi langit malam.
Festival ini menjadikan San Fernando sebagai "Ibu Kota Natal Filipina".
6. La Befana, Italia
Salah satu tradisi Natal di Italia dirayakan dengan cerita rakyat La Befana atau si penyihir peminum anggur. Dua belas hari setelah kunjungan Santa, pada malam Epiphany (5 Januari), masyarakat di Italia meninggalkan segelas vino dan sepiring sosis untuk 'La Befana', yang muncul dari cerobong asap dengan sapunya.
Menurut cerita rakyat, wanita tua ini dulunya membatalkan undangan dari Tiga Orang Bijaksana (Three Wise Men) untuk menyaksikan kelahiran Kristus. Merasa menyesal karena melewatkannya, akhirnya wanita tua ini menghabiskan setiap waktu Natal dengan pergi keliling negeri mencari bairn yang diberkati.
Menariknya, konon wanita tua ini juga memiliki tugas untuk membagikan hadiah kepada anak-anak baik dan memberi batu bara kepada anak-anak nakal.
7. The Yule Lads, Islandia
Anak-anak Islandia tidak hanya mendapatkan satu Sinterklas, mereka juga mendapatkan 13 troll nakal yang berkeliaran dalam dua minggu sebelum Natal. Tradisi ini diangkat dari cerita rakyat di mana seperti tujuh kurcaci dalam cerita Putri Salju, masing-masing dari 13 'jólasveinar' (Yule Lads) memiliki kepribadiannya masing-masing.
Konon mereka secara bergiliran akan mengunjungi anak-anak yang meninggalkan sepatu di jendela kamar tidurnya, memberikan permen untuk anak-anak yang baik, dan menitipkan kentang busuk untuk anak-anak nakal.
Penulis: Anissa Kinaya Maharani
Editor: Iip M Aditiya