Es krim merupakan olahan yang terbuat dari susu yang dibekukan sedemikian rupa. Sensasi dingin yang dihasilkan oleh es krim membuat penikmatnya merasakan kesegaran tersendiri. Kesegaran inilah yang membuat es krim digandrungi oleh anak muda yang dinggal di wilayah tropis, seperti di Indonesia.
Di Indonesia sendiri, budaya mengkonsumsi es krim diperkenalkan oleh Bangsa Belanda. Belanda mulai memperkenalkan es krim yang saat itu terbuat dari susu. Namun, karena susu dirasa mahal oleh masyarakat Indonesia, akhirnya masyarakat pribumi mencoba untuk mengakali bahannya.
Bahan yang semula terbuat dari susu diganti menjadi santan, dan metodenya juga dimodifikasi menjadi diputar. Akhirnya, olahan es krim termodifikasi ini diberi nama es puter, yang masih populer hingga saat ini.
Saat ini, merek es krim terkemuka di Indonesia berbahan dasar susu. Pasar es krim di Indonesia sendiri cukup ketat.
Walls dan Aice kuasai 3/4 pasar es krim Indonesia!
Sebuah data bernama Perilaku Konsumen Gen X di Masa Tak Menentu dirilis oleh tSurvey, menyajikan data mengenai pasar es krim di Indonesia. Dalam data tersebut, pasar es krim Indonesia cukup timpang antara brand satu dengan brand yang lainnya.
Separuh lebih responden menyatakan Walls sebagai merek es krim favoritnya. Posisi ke dua cukup jauh dengan presentase 26%. Brand tersebut adalah Aice, sebuah perusahaan es krim lisensi dari Singapura yang didirikan pada bulan November 2014.
Selanjutnya, terdapat Glico Wings dan Campina yang sama-sama berada di angka 7%, dilanjut Haagen-Dazs dengan presentase 4%. Sebanyak 3% responden menyatakan merek lainnya.
Survei ini dilakukan terhadap 1000 responden yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dengan rentang usia muda.
Es krim digandrungi anak muda Indonesia
Dalam rilis survey tersebut dijelaskan mengenai pola konsumsi es krim pada masyarakat muda di Indonesia. Sebanyak 6 dari 10 anak muda Indonesia menyatakan bahwa ia mengkonsumsi es krim dengan frekuensi sebanyak 1 bulan sekali. Hal ini membuat presentase frekuensi mengkonsumsi es krim menjadi dominan dengan jawaban sering.
Sebanyak 35% responden menyatakan sering mengkonsumsi es krim, sementara 33% menyatakan cukup sering.
Responden yang menyatakan tidak sering mengkonsumsi es krim dapat dikatakan minoritas. Sebanyak 24% responden mengklaim bahwa dirinya jarang memakannya, sementara 8% menyatakan sangat jarang.
Nilai penjualan es krim di Indonesia tembus US$1,06 miliar
Dalam data Euromonitor, nilai penjualan es krim dalam kemasan di Indonesia menunjukkan peningkatan berturut-turut selama beberapa tahun terakhir.
Pada tahun 2022, nilai penjualan es krim dalam kemasan di Indonesia mencapai angka yang sangat tinggi, yaitu di US$1,06 miliar.
Hal ini menunjukkan peningkatan sebanyak US$339,7 juta dibanding tahun 2018. Pada tahun tersebut nilai penjualan es krim dalam kemasan tanah air di angka US$722,6 juta.
Es krim diketahui oleh masyarakat sebagai makanan yang sehat sekaligus menyegarkan. Dampak kesehatan yang ditimbulkan adalah memperkuat tulang dan gigi, karena bahan dasar es krim yang terbuat dari susu.
Seorang ahli gizi dari Dietela, Ulfa Teni Safira, S.Gz menyatakan bahwa penting untuk tetap menjaga jumlah asupan es krim yang kita konsumsi, agar tak berlebihan dan malah berdampak buruk bagi kesehatan.
"Kalau pesan varian yang mana sih menurutku lebih baik pesan yang kita suka aja tapi frekuensinya yang diatur, misalnya seminggu 1x," kata Ulfa Teni dalam Kompas.
Penulis: Pierre Rainer
Editor: Iip M Aditiya