10 Produk Investasi yang Paling Diminati Indonesia pada 2025

Lebih dari separuh pelaku investasi pasar modal tanah air berusia di bawah 30 tahun. Perhiasan dan logam mulia menjadi produk yang diminati pada 2025.

10 Produk Investasi yang Paling Diminati Indonesia pada 2025 Perhiasan Sebagai Salah Satu Produk Investasi di Indonesia | PXhere

Investasi merupakan salah satu tren yang sedang ramai digunakan oleh masyarakat Indonesia, terutama anak muda. Dalam data survei dari Solopos Media Group (SMG), tercatat bahwa responden dengan rentang usia 15 hingga 24 tahun sudah mulai memikirkan investasi.

Adapun di rentang usia tersebut, produk investasi yang dilakukan adalah menabung (31%) serta investasi emas (31%). Menabung dipilih anak muda dengan pendapatan di bawah Rp1 juta, sementara emas dipilih anak muda dengan pendapatan di atasnya.

Data lain dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga menyebut bahwa sebanyak 55,07% pelaku investasi di pasar modal Indonesia merupakan pelaku berusia di bawah 30 tahun. Data tersebut diklaim akurat per Agustus 2024 lalu. Pada posisi kedua, terdapat pelaku yang berusia 31 hingga 40 tahun (24,27%).

"Jumlah ini meningkat lebih dari 2 juta investor baru atau 16,81% ytd dibandingkan dengan akhir tahun 2023 yang berjumlah 12,17 juta investor, dengan mayoritas investor berusia di bawah 30 tahun," tulis OJK.

Produk Investasi Favorit pada 2025

Produk Investasi yang Dipilih Masyarakat Indonesia Tahun 2025
Pilihan investasi yang dipertimbangkan untuk tahun mendatang di Indonesia | GoodStats

Sebuah survei dilakukan oleh Jakpat dengan tajuk Indonesia Investment Trends. Dalam rilis tersebut, disebutkan bahwa lebih dari separuh responden yang sebelumnya tidak berminat berinvestasi, berencana akan melakukan investasi pada 2025.

Pilihan investasi tertinggi untuk dilakukan pada 2025 bagi masyarakat Indonesia adalah perhiasan dengan persentase 67%, disusul logam mulia dan emas dengan persentase 66%. Adapun minat investasi dengan angka di atas 50% lainnya adalah properti (63%).

Kepala Riset Jakpat Aska Primardi mengonfirmasi hasil survei tersebut. Ia menggarisbawahi minat investasi pada masyarakat Indonesia yang berusia muda.

“Setiap tahun selalu ada pertumbuhan positif jumlah investor di produk pasar modal di saham maupun reksa dana. Pertumbuhan paling besar terjadi pada segmen investor muda. Walaupun investor muda ini masih mendominasi, namun penguasaan asetnya tidak sebesar investor dari segmen usia yang lebih matang,” kata Aska dalam SWA.

Motivasi Berinvestasi Masyarakat Indonesia

Ketika responden dimintai keterangan mengenai alasan berinvestasi, sebanyak 57% di antaranya mengaku melakukan investasi untuk menyiapkan pendanaan darurat. Sementara itu, 44% responden melakukannya untuk menambah pendapatan.

"6 dari 10 orang berinvestasi untuk menyiapkan dana darurat. 37% responden dengan status sosial ekonomi atas, berinvestasi untuk mencapai tujuan keuangan lainnya seperti menikah atau pergi berlibur. 1 dari 4 responden dengan status sosial ekonomi bawah berinvestasi untuk hobi," tulis Jakpat dalam rilisnya.

Adapun kebanyakan responden (56%) menyisihkan 10-30% pendapatannya untuk berinvestasi, sementara 31% lainnya menyisihkan kurang dari 10% pendapatannya. Bahkan, terdapat 3% responden yang mengarahkan 51-70% pendapatan pribadinya untuk dialihkan menjadi produk investasi.

Survei Jakpat tersebut dilakukan pada Oktober 2024 dengan melibatkan 2 ribu responden. Mayoritas responden adalah masyarakat ekonomi menengah berusia Gen Z dan Milenial.

Baca Juga: Investasi Digital Semakin Populer, Apa yang Membuat Masyarakat Tertarik?

Penulis: Pierre Rainer
Editor: Editor

Konten Terkait

Penjualan Mobil Turun 14% pada 2024

Toyota Kijang Innova jadi mobil terlaris sepanjang 2024, total Reborn dan Zenix menjual sekitar 63,6 ribu unit.

Susah Beli Rumah, Pemerintah Beri Dukungan Biaya buat Warga RI

Beli rumah makin susah, pemerintah siapkan dana triliunan rupiah untuk dukung masyarakat punya rumah sendiri.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook