Bank Central Asia (BCA) berhasil mencetak prestasi sebagai merek bank paling kuat di dunia tahun 2022 oleh Brand Finance. Raihan ini naik 1 peringkat dibandingkan tahun 2020, menggeser SBER Bank asal Rusia yang pada periode sebelumnya berada di puncak.
Penilaian brand strength index (BSI) atau indeks kekuatan merek didasarkan pada 3 indikator utama yakni marketing investment, stakeholder equity, dan business performance.
Sebuah bank dapat dikatakan memiliki citra merek yang kuat apabila mampu meraup pangsa pasar dan menciptakan loyalitas terhadap merek. Kemudian, nasabah memiliki kesamaan persepsi terhadap merek serta bank mampu menunjukkan kesuksesan dalam performa bisnis secara kuantitas baik dari segi harga maupun volume.
Melesat ke puncak, kekuatan merek BCA tumbuh secara konsisten
BCA berhasil menyalip ke peringkat pertama dengan skor indeks sebesar 94,0 dan menyabet predikat tertinggi AAA+ pada tahun 2022. Angka ini naik sebesar 2,4 poin dibandingkan tahun sebelumnya.
Hal ini tentunya bukan yang pertama kali, BCA telah masuk ke dalam daftar merek bank paling kuat di dunia pada tahun-tahun sebelumnya. BCA secara konsisten meraih skor yang sangat baik pada pengukuran kekuatan merek dalam beberapa tahun terakhir dan akhirnya berhasil memuncaki merek bank paling kuat di dunia.
Posisi ke-2 diraih oleh bank asal Afrika Selatan, Capitec Bank dengan skor indeks sebesar 92,4 dan predikat AAA+. Capaian yang diraih Capitec Bank berhasil naik 3,2 poin dibandingkan tahun sebelumnya.
Sementara itu, jawara pada tahun sebelumnya SBER Bank harus turun ke posisi ke-3 dengan skor indeks berselisih tipis dengan Capitec Bank yakni sebear 92,3. Meskipun turun peringkat, skor indeks kekuatan merek bank asal Rusia ini tetap naik 0,3 poin dibandingkan tahun sebelumnya dan berhasil mempertahankan predikat AAA+.
Selain BCA, 2 bank lainnya dari Indonesia juga berhasil mencatatkan rekor dalam klasemen 10 besar bank dengan merek paling kuat di dunia tahun 2022. Kedua bank tersebut ialah Bank Mandiri di posisi ke-7 dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) di posisi ke-9.
Bank Mandiri meraih skor indeks kekuatan merek sebesar 89,6 dengan predikat AAA+ pada tahun 2022 ini, naik 2,7 poin dibandingkan tahun sebelumnya. Di sisi lain, BRI meraih peningkatan yang signifikan dari tahun sebelumnya di posisi ke-20 kini berada di posisi ke-9 dengan skor indeks naik 4,7 poin menjadi 89,3 dan meraih predikat AAA.
Menawarkan pelayanan prima end-to-end, dimulai dari satpam yang ramah
Fenomena ramahnya satpam BCA sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Hal ini merupakan satu dari bentuk pelayanan prima dengan memerhatikan detail-detail kecil yang ditunjukkan oleh BCA kepada nasabah.
Declan Ahern selaku Direktur Penilaian dari Brand Finance mengungkapkan bahwa BCA menjadi contoh yang sangat baik dalam menunjukkan pentingnya hubungan dengan nasabah dalam membangun reputasi serta loyalitas terhadap merek perbankan.
BCA dinilai memiliki kinerja yang kuat di seluruh indikator, utamanya yang berkaitan dengan kepuasan nasabah. Dibandingkan dengan rekan sesamanya, BCA unggul perihal reputasi dan kualitas, serta memperoleh skor yang sangat tinggi dalam hal value for money.
Selama setahun terakhir, BCA juga didukung dengan investasi yang signifikan dalam hal pengembangan layanan bank digital. Sebagaimana diketahui, kualitas platform digital tetap menjadi faktor penting dalam membentuk persepsi nasabah yang kuat terhadap merek perbankan. Terlebih, BCA sedang berencana untuk mendaftarkan layanan BCA Digital ke Bursa Efek Indonesia (BEI).
Raih nilai kapitalisasi pasar terbesar di Asia Tenggara
Selain berhasil menyabet gelar bank dengan merek paling kuat di dunia, BCA kini turut mengamankan posisi sebagai bank dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar di Asia Tenggara. Dilansir dari Google Finance, nilai kapitalisasi pasar BCA pada tahun 2022 menyentuh 68,5 miliar dolar AS.
Kapitalisasi pasar merupakan nilai agregat pasar sebuah perusahaan. Nilai kapitalisasi diperoleh dengan mengalikan jumlah total saham beredar atau outstanding share perusahaan dengan harga pasar saat ini dari 1 lembar saham. Semakin besar nilai yang dimiliki, maka semakin besar pula peringkat perusahaan tersebut.
Sementara itu, posisi ke-2 diraih oleh DBS Bank dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai 66,1 miliar dolar AS pada tahun 2022. Masih dari Singapura, UOB menempati posisi ke-3 dengan nilai kapitalisasi pasar sebesar 51,1 miliar dolar AS.
Di sisi lain, BRI dan Bank Mandiri juga berhasil masuk dalam daftar bank dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2022. Adapun BRI meraih posisi ke-4 dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai 49,4 miliar dolar AS. Sedangkan Bank Mandiri berada di posisi ke-7 dengan nilai kapitalisasi pasar sebesar 24,8 miliar dolar AS.
Menguatnya saham BCA dalam kurun waktu 1 tahun kemarin yang banyak diborong oleh investor asing ditambah dengan aksi korporasi pemecahan saham (stock split) BBCA pada 2021 lalu semakin menambah nilai kapitalisasi pasar bank satu ini.
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja mengungkapkan bahwa stock split yang dilakukan oleh pihak BCA merupakan bagian dari komitmen untuk mendorong perkembangan pasar modal tanah air.
Hal tersebut diwujudkan agar memberikan kesempatan yang lebih luas bagi para investor ritel untuk berinvestasi di saham BCA, utamanya demografi investor muda yang saat ini aktif meramaikan bursa. Lebih lanjut ia memaparkan bahwa hal tersebut dilakukan sebagai bentuk dukungan BCA untuk meningkatkan likuiditas perdagangan di pasar modal dalam negeri.
Penulis: Diva Angelia
Editor: Editor