Tertinggi Sejak Pandemi, Dolar AS Tembus Rp16 Ribu!

Dibanding Januari 2024, nilai tukar Dolar AS naik 5,48%. Kebijakan suku bunga Bank Sentral AS hingga kondisi geopolitik dunia menjadi penyebabnya.

Tertinggi Sejak Pandemi, Dolar AS Tembus Rp16 Ribu! Mata uang Rupiah dan Dolar AS | Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO

Pergerakan nilai tukar Dollar Amerika Serikat atas Rupiah terus mengalami tren naik. Dalam data terkini dari Google Finance, pada 17 April 2024 sekitar pukul 22.00 WIB 1 Dollar AS setara dengan Rp16.234.

Menurut Kepala Ekonom Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro, salah satu penyebab dari tingginya nilai kali ini disebabkan oleh kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Sentral Amerika Serikat perihal pergerakan suku bunga di tahun ini.

"Pertama, mengenai penguatan dolar di seluruh dunia karena ekspektasinya bank sentral AS akan menurunkan suku bunga tahun ini," kata Satria mengutip TribunBisnis.

Meski begitu, kebijakan penurunan suku bunga ini dikhawatirkan akan tertunda. Ketidakpastian inilah yang menyebabkan Dolar AS semakin melambung, termasuk terhadap Rupiah. Hal ini juga dikatakan oleh Chief Market Strategist Carson Group Ryan Detrick.

“Kekecewaan itu menyebabkan penolakan tidak hanya pada potensi waktu penurunan suku bunga pertama tetapi juga berapa banyak penurunan suku bunga yang akan kita dapatkan,” sebut Ryan setelah diterjemahkan dari Reuters.

Tertinggi Semenjak Pandemi Covid-19

Data nilai tukar Dolar AS - Rupiah, 2020-April 2024 | GoodStats

Ini menandakan harga tertinggi Dolar semenjak rekor tertingginya pada masa darurat pandemi Covid-19. Mengolah dari berbagai sumber, terakhir Indonesia pernah menembus harga Rp16,3 ribu per Dolar AS pada Maret 2020, bertepatan dengan penemuan kasus pertama Covid-19 di tanah air.

Setelah kejadian tersebut, secara umum nilai tukarnya kembali menurun hingga akhir tahun 2021. Bahkan pada saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Indonesia diberlakukan sejak awal 2021, secara umum nilai tukar Dolar AS terhadap Rupiah tidak mengalami fluktuasi yang signifikan.

Kenaikan tajam mulai terjadi lagi sebagai dampak panjang dari invasi Rusia ke berbagai wilayah di Ukraina pada Februari 2022. Hal ini menyebabkan nilai tukar selalu naik, dan mencapai puncaknya di Rp15,7 ribu pada November 2022.

Sebulan kemudian, pemerintah Indonesia mengumumkan pencabutan PPKM secara resmi. Hal ini sempat membawa penguatan nilai Rupiah hingga turun ke Rp14,6 ribu pada April 2023.

Pelemahan nilai rupiah mulai terjadi lagi mulai April 2023, dan pelemahannya mencapai puncak pada Oktober 2023, yaitu Rp15,8 ribu. Pada bulan tersebut, bertepatan pula dengan invasi Israel ke Palestina sebagai dampak dari serangan Hamas beberapa waktu sebelumnya.

Pada bulan Pemilu 2024 atau di Februari 2024, Dolar AS terjaga di rentang Rp15 ribu, hingga mengalami kenaikan di April 2024 ini.

Usaha Indonesia hadapi kenaikan Dollar AS

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter (DPM) Bank Indonesia (BI) Edi Susianto mengatakan beberapa hal akan dilakukan BI sebagai langkah menghadapi keadaan ini.

“Meningkatkan daya tarik aset Rupiah untuk mendorong capital inflow, seperti melalui daya tarik SRBI dan hedging cost, koordinasi dan komunikasi dengan stakeholder terkait, seperti dengan Pemerintah, Pertamina, dan lainnya,” kata Edi melansir Liputan6.

Usaha seperti ini dilakukan untuk menjaga perekonomian sekaligus iklim investasi di tanah air. Hal ini juga disampaikan Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BCA) David Sumual.

”Kebijakan suku bunga acuan ini lebih diarahkan supaya jangan sampai terjadi outflow yang lebih besar lagi. Kita masih membutuhkan aliran modal portofolio karena ada kecenderungan current account kita defisit. Oleh sebab itu, perlu kebijakan untuk membuat rupiah tetap menarik dan mencegah investor tidak keluar dari pasar domestik,” kata David dalam Kompas.

Di sisi lain, mantan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengingatkan kepada BI untuk berhati-hati dalam menetapkan bunga dalam BI Rate di momen seperti ini. Ia menyebut jangan sampai kebijakan BI Rate tidak berdampak sebagaimana mestinya.

"Jangan sampai peningkatan suku bunga itu seperti menggarami air laut, artinya tidak berdampak karena yang lagi kuat adalah pihak dolar-nya," kata Bambang mengutip CNBC Indonesia.

Penulis: Pierre Rainer
Editor: Editor

Konten Terkait

Standar Hidup Layak Orang Indonesia Naik Jadi Rp1,03 Juta per Bulan, Jakarta Tertinggi

BPS mencatat standar hidup layak nasional berdasarkan pengeluaran mencapai Rp1,03 juta per bulan, lebih rendah dibanding Jakarta yang sebesar Rp1,66 juta.

Membangun Reputasi Brand di Tengah Kebisingan Ruang Digital

Diskusi GoodTalk Off-Air menyoroti bagaimana praktik komunikasi publik dalam membangun reputasi brand menjadi lebih menantang di era digital.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook