Edisi ke-14 kejuaraan sepak bola Asia Tenggara, Piala AFF 2022 resmi berakhir di Pathum Thani, Thailand pada Senin (16/1) malam waktu Thailand. Hasilnya, Thailand berhasil meraih gelar ketujuh kalinya setelah mengalahkan Vietnam dengan agregat 3-2 pada pertandingan final.
Babak final diselenggarakan dalam dua leg, yakni leg pertama dilakukan di Stadion Nasional My Dinh, Vietnam pada Jumat (13/1). Laga tersebut diakhiri dengan skor imbang 2-2 yang dicetak oleh Nguyen Tien Linh (24) dan Vu Van Thanh (88) dari Vietnam serta Poramet (48) dan Sarach (63) dari Thailand.
Leg kedua diselenggarakan di Stadion Thammasat, Thailand pada Senin (16/1). Thailand berhasil mencetak satu gol lewat Theerathon Bunmathan pada menit ke-24 dan gol semata wayang tersebut berhasil membawa Thailand meraih gelar ketujuhnya di ajang Piala AFF.
"Kami nomor satu di Asia Tenggara. Di turnamen ini, saya memiliki tugas untuk meraih kemenangan, jadi saya sangat senang," ucap Pelatih Kepala Timnas Thailand, Alexandre "Mano" Polking dilansir Kompas (17/1).
"Kami sudah kehilangan banyak pemain kunci, tetapi masih bisa bermain bagus. Ini membuat saya bangga. Saya sangat bangga. Ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pemain (Thailand)," lanjut pelatih keturunan Jerman-Brasil tersebut.
Piala AFF 2022 dalam angka
Dilansir situs resmi Piala AFF, gelaran Piala AFF tahun ini berhasil mencatatkan total 90 gol dari 715 tembakan. Top skor Piala AFF 2022 dipegang dua pemain, yakni Teerasil Dangda (Thailand) dan Nguyen Tien Linh (Vietnam) yang sama-sama mengoleksi total 6 gol.
Dalam hal asis, pemain Thailand asal Buriram United Theerathon Bunmathan berada di puncak dengan koleksi 6 asis dari 8 pertandingannya di Piala AFF 2022. Bicara mengenai penjaga gawang, Piala AFF 2022 menghasilkan total 17 nirbobol yang 6 di antaranya dicatatkan oleh kiper Vietnam, Dang Van Lam.
Dalam hal kedisiplinan, terdapat total 83 kartu kuning dan 6 kartu merah yang dikeluarkan wasit sepanjang Piala AFF 2022. 13 kartu kuning di antaranya disasarkan kepada pemain Vietnam dan 2 kartu merah di antaranya disasarkan kepada pemain Thailand.
Predikat pemain terbaik pada edisi kali ini dicatatkan pada nama Theerathon Bunmathan dan Marselino Ferdinan terpilih sebagai pemain muda terbaik. Malaysia sendiri mendapatkan predikat tim paling fair play sepanjang turnamen berlangsung.
Gajah Putih masih dominan
Dilihat dari rekam jejak, tim Gajah Putih memang tampil dominan di turnamen Asia Tenggara ini. Digelar sejak 1996, Thailand berhasil meraih trofi pada tahun 1996, 2000, 2002, 2014, 2016, dan 2020. Bahkan, Thailand hanya gagal masuk final sebanyak empat kali dari total 14 final yang telah Piala AFF selenggarakan, yakni pada tahun 1998, 2004, 2010, dan 2018.
Bicara soal gelar terbanyak, Singapura menyusul di posisi dua dengan raihan empat gelar. Keempat gelar tersebut didapatkan pada tahun 1998 atas Vietnam, 2004 atas Indonesia, 2007 dan 2012 atas Thailand. Sayangnya, pada tahun ini Singapura belum bisa bicara banyak pada ajang ini karena harus puas finis di posisi ketiga Grup B dengan total 7 poin saja.
Vietnam menyusul di posisi tiga raihan terbanyak dengan dua kali juara pada 2008 dan 2018 atas Thailand dan Malaysia, sementara negara terakhir yang pernah merasakan gelar Piala AFF yang terakhir adalah Malaysia pada 2010 atas Indonesia. Di luar empat negara tersebut, belum ada negara lainnya yang berhasil membawa pulang trofi Piala AFF ke negaranya.
Indonesia masih jadi "favorit runner-up"
Namun jika bicara mengenai negara yang berhasil menembus babak final terbanyak selain Thailand, negara kita boleh berbangga. Sebab, sepanjang Piala AFF digulirkan tim Merah Putih berhasil enam kali masuk final pada tahun 2000, 2002, 2004, 2010, 2016, dan 2020.
Sayangnya, enam pertemuan final tersebut belum pernah berhasil dimenangkan oleh Timnas Indonesia. Yang paling anyar, Timnas Garuda asuhan Shin Tae-yong tersebut harus mengakui kehebatan Thailand pada Final Piala AFF 2020 lalu dengan agregat skor 6-2.
Pada tahun ini sendiri, langkah Indonesia harus terhenti di babak semifinal setelah dikalahkan Thailand dengan agregat 2-0. Menanggapi hal tersebut, Pelatih Kepala Timnas Indonesia Shin Tae-yong menyebut masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan demi mewujudkan sepak bola Indonesia yang maju.
"Kami kalah dan saya ingin meminta maaf kepada semua suporter Timnas Indonesia. Saya pikir Vietnam bermain bagus hari ini. Saya mengucapkan selamat kepada mereka karena menang dan menjaga gawangnya tidak kebobolan. Saya pikir sepak bola Indonesia masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk maju," ucap pelatih asal Korea Selatan tersebut dilansir situs resmi PSSI (10/1).
Selain Indonesia, ada tiga negara lain yang pernah gagal di partai final. Ialah Thailand sebanyak tiga kali (2007, 2008, dan 2012), Malaysia sebanyak tiga kali (1996 dan 2014), serta Vietnam sebanyak dua kali (1998 dan 2022). Dengan kata lain, hanya ada lima negara yang berhasil menembus final turnamen terbesar di Asia Tenggara ini.
Penulis: Raihan Hasya
Editor: Iip M Aditiya