Sebagai negara religius, pertimbangan agama sejatinya tak lepas dari keputusan sehari-hari. Survei dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) di 2022 lalu mengungkapkan bahwa pengaruh agama dalam keputusan penting sangat besar di Indonesia. Tercatat terdapat 84% responden yang mempertimbangkan agama dalam mengambil keputusan, sedangkan yang jarang atau tidak hanya 13%.
Meski begitu, agama tidak selalu memengaruhi pilihan politik seseorang. Responden mengungkapkan jika unsur agama akan berpengaruh jika pilihan yang saling bersaing adalah partai berbasis agama dan partai nasionalis.
"Apakah religiusitas itu punya pengaruh dalam perilaku politik? Punya tapi terbatas. Kalau agama itu betul-betul tidak penting, tidak mungkin ada partai seperti PKS. Tapi kenyataannya ada," tutur Pendiri SMRC Saiful Mujani. Adapun survei tersebut melibatkan 1.220 responden pada 13-20 Maret 2022, dengan margin of error kurang lebih 3,12%.
Lebih lanjut, orientasi politik masyarakat Indonesia cenderung nasionalis, sehingga tidak heran jika partai-partai nasionalis seperti PDIP, Golkar, dan lain sebagainya, cenderung mendapat suara terbesar dalam pemilu ketimbang partai berbasis agama.
Sejalan dengan itu, survei yang diadakan lembaga Indikator Politik Indonesia mengungkapkan bahwa 53,2% responden mengaku lebih memilih calon yang agamanya sama dalam Pilkada Jakarta 2024 mendatang.
Sementara itu, sebanyak 46,4% responden mengaku tidak masalah dengan agama dari calon, dan 0,4% memilih tidak tahu/tidak jawab.
Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memilih calon yang agamanya sama, masih ada pula responden yang tidak begitu peduli terhadap agama dari calon yang naik selama calon tersebut memang kompeten dan layak untuk memimpin. Memang sentimen agama dipandang cukup penting, di mana calon pemimpin dengan agama yang sama lebih disukai dibanding yang berbeda agama. Namun setiap calon juga telah menjanjikan inklusivitas dan berusaha mempertahankan keberagaman agama di Jakarta melalui deretan program kerjanya, mencerminkan bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya dengan keberagaman.
Sentimen Etnis Calon Pemimpin Pilkada Jakarta 2024
Sementara itu, jika dilihat dari etnisnya, maka sebanyak 89,5% responden mengaku tidak masalah dengan etnis atau suku dari calon pemimpin. Hanya 10,2% responden yang mewajibkan calon yang sukunya sama.
Untuk sentimen jenis kelamin, jika ada pilihan calon pemimpin perempuan pada Pilkada Jakarta 2024, maka 1,4% responden mengaku akan memilih calon perempuan, 64,6% memilih calon laki-laki, dan 33,9% mengaku tidak masalah dengan jenis kelamin calon.
Adapun survei dilakukan melibatkan 1.600 responden dengan tingkat kepercayaan 95% dan margin of error sebesar 2,5% terhadap warga Jakarta yang berumur 17 tahun ke atas atau sudah menikah. Responden terpilih kemudian diwawancara pada 30 Oktober hingga 8 November 2024.
Baca Juga: Persaingan Sengit Megawati vs Jokowi Sang ‘Mantan Anak Didik’ di Pilkada Jateng 2024
Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor