Partisipasi Gen Z Indonesia dalam Berdonasi Secara Daring Meningkat dalam 3 Tahun Terakhir

Persentase Gen Z Indonesia yang pernah berpartisipasi melakukan donasi secara daring berada pada angka 12 persen di tahun 2022 lalu

Partisipasi Gen Z Indonesia dalam Berdonasi Secara Daring Meningkat dalam 3 Tahun Terakhir Ilustrasi penggalangan dana | Black Salmon/Shutterstock

Angka partisipasi kaum muda Indonesia, khususnya Gen Z (lahir tahun 1997-2012) dalam melakukan donasi secara daring meningkat dalam tiga tahun terakhir. Data tersebut diungkapkan IDN Media melalui lembaga risetnya, IDN Research Institute bekerja sama dengan Populix dalam laporan "Indonesia Gen Z Report 2022" yang dirilis September 2022 lalu.

Partisipasi Gen Z dalam berdonasi secara daring | GoodStats

Persentase Gen Z Indonesia yang pernah berpartisipasi melakukan donasi secara daring berada pada angka 12 persen di tahun 2022 lalu. Angka ini naik sekitar 9,3 persen dari persentase tahun 2019 lalu yang berada pada angka 2,7 persen saja.

IDN Media menyebut, peningkatan angka partisipasi tersebut dikarenakan meningkatnya juga popularitas platform donasi daring sejak pandemi covid-19 melanda Indonesia. Pandemi covid-19 membuat digitalisasi menjadi lebih bertumbuh secara cepat dan banyaknya orang yang membutuhkan bantuan di tengah era tersebut.

"12 persen Gen Z mengatakan bahwa mereka telah berdonasi melalui platform daring, artinya aktivitas amal masih banyak dilakukan secara fisik. Namun, angka tersebut meningkat dari temuan kami di tahun 2019, di mana hanya 2,7 persen milenial yang berdonasi melalui platform daring," jelas IDN Media dalam laporan surveinya (29/9).

"Popularitas platform donasi daring meningkat sejak pandemi melanda di Indonesia, karena percepatan digitalisasi dan banyaknya orang yang membutuhkan bantuan di tengah pandemi," lanjutnya.

Dalam memilih platform donasi, lembaga Kitabisa.com berada di posisi teratas sebagai platform favorit Gen Z Indonesia dalam melakukan donasi secara daring. Dompet Dhuafa berada di posisi kedua dan Aksi Cepat Tanggap (ACT) berada di posisi ketiga. Posisi lima besar lainnya diisi oleh ayopeduli.id dan Benihbaik.com.

Indonesia negara dermawan: 58 persen Gen Z pernah melakukan donasi

Ragam laporan media dunia yang menyebut Indonesia sebagai negara paling dermawan di dunia memang benar faktanya. IDN Media menyebut jika digabungkan dari ragam instrumen, mayoritas Gen Z Indonesia atau sekitar 58 persennya pernah melakukan donasi dengan ragam frekuensi.

Partisipasi Gen Z dalam berdonasi pada ragam frekuensi | GoodStats

"Salah satu survei global menyebut Indonesia sebagai negara paling dermawan di dunia. Mungkin karena zakat (kewajiban sedekah) di kalangan umat Islam (sebagai agama mayoritas di Indonesia), serta tradisi nasional yang bernama gotong royong (bekerja sama)," kata IDN Media.

Lalu, mayoritas Gen Z berdonasi di mana?

Meskipun terjadi peningkatan secara angka, partisipasi Gen Z dalam berdonasi secara daring memang masih terhitung kecil. Artinya, mayoritas Gen Z masih menyukai aktivitas donasi secara langsung.

Ragam kasus negatif terkait beberapa lembaga amal daring bisa saja memengaruhi preferensi masyarakat, khususnya Gen Z dalam melakukan donasi secara daring. Misalnya kasus penggelapan dana yang dilakukan oleh pimpinan lembaga amal ACT Juli 2022 lalu.

Majalah Tempo menerbitkan investigasi mengenai penggelapan yang dilakukan oleh pendiri dan pimpinan ACT, Ahyuddin dan beberapa tersangka terkait. Mereka diduga menggunakan sekian persen uang dari donasi masyarakat untuk keperluan pribadi.

Tak berhenti di sana, ACT juga dinilai terlalu banyak mengambil pemotongan kampanye donasi publik untuk keperluan administrasi yakni sebesar 13,7 persen, yang mana batasan pemotongan dari peraturan pemerintah berada pada angka 10 persen saja. Berkat ragam laporan tersebut, Kementerian Sosial mencabut izin pengumpulan dana ACT.

Meskipun begitu, tak sedikit juga gerakan positif yang diciptakan dalam aktivitas donasi secara daring

Dalam laporannya, IDN Media juga memberikan dua sampel dari sekian banyak gerakan positif yang tercipta dari aktivitas berdonasi secara daring. Umumnya dilakukan oleh gerakan-gerakan komunitas, seperti komunitas pencinta korean pop (k-pop) di Indonesia.

Salah satunya dilakukan penggemar grup BTS di Indonesia, BTS Army Indonesia pada Desember 2021 lalu yang melakukan kampanye penggalangan dana pada platform Kitabisa yang ditujukan pada terdampak letusan gunung berapi Semeru, Jawa Timur. Dari aksi tersebut, BTS Army Indonesia berhasil mengumpulkan donasi sebesar RP90 juta.

Tak hanya itu, penggemar figur publik asal Korea Selatan lainnya melalui Seonhohada Indonesia Project pernah mengumpulkan donasi sebsar Rp136 juta rupiah dalam rangka merayakan ulang tahun aktor idola mereka, Kim Seonho. Donasi tersebut pada akhirnya dialokasikan untuk pemberian makanan gratis bagi yang membutuhkan selama bulan Ramadan berlangsung.

Penulis: Raihan Hasya
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

Bangga Buatan Indonesia: Media Sosial Dorong Anak Muda Pilih Produk Lokal

Sebanyak 69,3% anak muda Indonesia mengaku mengikuti influencer yang sering mempromosikan produk lokal di media sosial.

Transportasi Online Sebagai Teman Setia Anak Muda di Era Modern

Survei terbaru menunjukkan bahwa 53,73% anak muda menggunakan transportasi online 1-2 kali seminggu, 79,6% responden juga lebih memilih menggunakan motor.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook