Limitasi aktivitas tatap muka akibat pandemi Covid-19 mendorong kencangnya arus transaksi perbankan secara online. Hal ini kemudian menjadi ladang subur bagi bank digital untuk berkembang pesat di tanah air. Perkembangan bank digital pun menjadi semakin masif dewasa ini di saat penetrasi internet semakin menyebar luas serta masyarakat sudah mulai fasih dengan berbagai layanan digital.
Penggunaan mobile banking diperkirakan akan terus meningkat hingga tahun 2024. Momen ini kemudian menjadi saat yang tepat untuk memperkenalkan layanan bank digital kepada masyarakat. Para pelaku industri pun tengah mengambil ancang-ancang untuk meluncurkan produk bank digitalnya masing-masing.
Tidak hanya pemain lama di sektor perbankan seperti Bank Central Asia (BCA) dan Bank Mandiri, perusahaan berbasis teknologi seperti GoTo, Shopee, Bukalapak, Line ikut terjun ke dalam bisnis bank digital.
Di samping itu, terdapat beberapa perusahaan di sektor non perbankan yang sejak awal terbentuk hanya khusus menyediakan layanan bank digital. Beberapa perusahaan sudah berhasil meluncurkan layanan bank digitalnya sendiri dan masih ada yang sedang melalui serangkaian proses pengecekan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebelum memperoleh izin resmi untuk diluncurkan.
Lantas bagaimana preferensi masyarakat yang menggunakan layanan bank digital di Indonesia?
Bank Jago kuasai pasar bank digital Indonesia
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Populix pada 20 hingga 25 Mei 2022, bank digital yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indoensia diraih oleh Bank Jago. Adapun raihannya mencapai 46 persen responden.
Bank Jago sendiri mulanya berawal dari PT Bank Artos Indonesia Tbk yang telah berdiri sejak 1992 silam. Pada tahun 2016 lalu, perusahaan ini melantai di Bursa Efek Indonesia.
Kemudian pada tahun 2019, sahamnya diakuisisi oleh PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia milik Jerry Ng (37,65 persen) dan Wealth Track Technology Ltd milik Patrick Sugito Walujo (13,35 persen).
Bank Artos kemudian berubah nama menjadi Bank Jago sejak tahun 2020 hingga saat ini. Pada tahun yang sama, GoPay resmi mengakuisisi 22,16 persen saham perusahaan ini.
Sementara iut, Bank Neo Commerce menempati posisi ke-2 dengan raihan sebesar 40 persen. Adapun Jenius menyusul di posisi ke-3 dengan total pengguna sebesar 32 persen responden.
Posisi ke-4 dan ke-5 diraih oleh SeaBank dan Blu by BCA Digital dengan raihan masing-masing sebesar 27 persen dan 25 persen responden pada tahun 2022.
Secara berurutan di posisi ke-6 hingga ke-10 diraih oleh LINE Bank (16 persen), TMRW by UOB (13 persen), Digibank by DBS (11 persen), PermataME (10 persen), dan Allobank (7 persen).
Praktis dan mudah digunakan
Bila menilik alasan responden menggunakan layanan bank digital, 3 dari 4 orang mengungkapkan bahwa bank digital praktis serta mudah digunakan.
Adapun sebesar 75 persen mengungkapkan alasan mereka menggunakan bank digital ialah karena tidak repot. Sementara berselisih tipis, sebesar 74 persen responden mengatakan bahwa layanan bank digital mudah digunakan.
Di samping itu, terdapat beberapa alasan lainnya yang mendorong para responden untuk menggunakan layanan bank digital.
Beberapa alasan lainnya yakni efisien waktu, memiliki banyak fitur, mudah untuk melacak keuangan, terintegrasi dengan eWallet, lebih nyaman, terintegrasi dengan eCommerce, lebih aman, serta direkomendasikan oleh keluarga atau teman.
Biasa digunakan untuk top up aplikasi lain
Berikutnya, bila meninjau tujuan transaksi menggunakan bank digital, mayoritas mengungkapkan bahwa mereka menggunakan layanan bank digital untuk melakukan top up aplikasi lain. Adapun raihannya mencapai 84 persen responden.
Kegunaan utama berikutnya dari bank digital yakni untuk berbelanja di eCommerce dengan raihan sebesar 68 persen responden.
Adapun beberapa tujuan transaksi menggunakan bank digital lainnya antara lain ialah untuk mengirimkan dana untuk anggota keluarga, mengisi pulsa, transaksi untuk keperluan investasi, membayar tagihan, melakukan transaksi bisnis, serta melakukan transaksi pendidikan.
Di sisi lain, sebesar 57 persen responden mengungkapkan bahwa mereka akan lebih sering menggunakan layanan bank digital di masa depan.
Sementara itu, 40 persen responden akan tetap menggunakan layanan bank digital dengan frekuensi yang sama seperti saat ini dan hanya 3 persen responden ingin mengurangi penggunaan bank digital.
Penulis: Diva Angelia
Editor: Iip M Aditiya