Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengklaim jumlah dan luas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia menurun pada tahun 2022. Bahkan, pihaknya menyebut tidak ada karhutla yang signifikan muncul sebagai isu nasional pada tahun ini.
Menurut data KLHK, terdapat penurunan sekitar 43 persen atau sebesar 152.797 hektare luas hutan dan lahan yang terbakar di tahun ini. Sepanjang 2022 hingga November, luas lahan yang terkena karhutla di tanah air mencapai 202.617 hektare, sementara pada tahun 2021 terdapat sekitar 358.867 hektare.
Angka luas karhutla pada 2021 lebih tinggi dari luas karhutla pada 2020 yang mencapai 296.942 hektare. Sementara itu dalam lima tahun terakhir, luas karhutla terbesar terjadi pada 2019 lalu, yakni mencapai 1.649.258 hektare. Bahkan, angka ini membuat Presiden Joko Widodo melakukan koordinasi dan memberikan arahan tegas pada Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Karhutla 2019 lalu.
Dengan angka terdampak karhutla yang terus menurun pada tahun ini, Menteri KLHK Siti Nurbaya Bakar menyebut tahun 2022 sebagai tahun keberanian bagi Indonesia, juga refleksi puncak kepemimpinan simbolik internasional Presiden Joko Widodo dan KLHK sebagai salah satu penopangnya.
"Prinsip bapak presiden bahwa less promise, high deliverables, konkret dan nyata. Itulah kita sekarang di 2022. Tonggaknya sudah ditancapkan," kata Siti Nurbaya Bakar pada kegiatan 'Catatan Akhir Tahun 2022 Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan' dilansir situs resmi KLHK (29/12).
Pada kesempatan tersebut, Menteri KLHK juga menyampaikan sorotan pencapaian KLHK pada tahun 2022. Utamanya terjadi pada penanganan karhutla sebagai salah satu permintaan vital presiden Joko Widodo pada 2019 lalu.
"Sejak tahun 2020, kita terus lakukan uji coba, setelah bapak presiden meminta dilakukan penyelesaian masalah karhutla secara permanen,"terang menteri yang telah menjabat sejak pemerintahan Presiden Joko Widodo periode pertama pada 2014 lalu.
"Jadi pencegahannya dengan cara monitoring hotspot, kemudian operasi/patroli, Teknik modifikasi cuaca, penegakan hukum, tata kelola lansekap terutama gambut, dan lively hood. Jadi kesejahteraan masyarakatnya juga penting," lanjutnya.
Penulis: Raihan Hasya
Editor: Iip M Aditiya