Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Indonesia telah terselenggara pada 15-16 November 2022 berlokasi di The Apurva Kempinski, Nusa Dua, Bali. KTT G20 ke-17 ini dihadiri oleh 17 pemimpin negara anggota G20. Pada Rabu (16/11/2022), KTT G20 Indonesia berhasil mencetuskan G20 Bali Leaders’ Declaration yang terdiri dari 52 paragraf.
KTT G20 merupakan puncak penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia yang sudah berlangsung sejak 1 Desember 2021 lalu. Presidensi G20 Indonesia telah menyelenggarakan ratusan pertemuan serta side events sepanjang tahun 2022.
Indonesia dinilai sangat aktif dalam membumikan Presidensi G20 tahun ini. Selain melahirkan deklarasi, Presidensi G20 Indonesia juga menghasilkan concrete deliverables yang berisi proyek kerja sama konkrit negara anggota G20 beserta undangan.
Indonesia hasilkan deklarasi G20 di tengah ketidakpastian situasi global
Menjadi tantangan bagi Indonesia untuk memegang Presidensi G20 tahun ini. Pasalnya, dunia tengah dihadapkan berbagai tantangan mulai dari krisis pangan, pemulihan pasca pandemi Covid-19, hingga perang.
Jalan menuju deklarasi G20 tidaklah mudah, namun berkat kerja sama dan fleksibilitas yang diberikan oleh negara anggota G20 beserta undangan, G20 Bali Leaders’ Declaration berhasil disahkan.
G20 Bali Leaders’ Declaration 2022 memuat kesepakatan-kesepakatan penting para negara anggota G20 beserta undangan mulai dari bidang energi hingga transformasi digital. Adapun Presidensi G20 Indonesia mengusung 3 isu prioritas di antaranya arsitektur kesehatan global, transisi energi berkelanjutan, serta transformasi digital.
Dalam konferensi pers Rabu, 16 November 2022 di Bali International Convention Center (BICC), Nusa Dua, Presiden RI Joko Widodo menyampaikan beberapa poin kesepakatan yang tertuang dalam G20 Bali Leaders’ Declaration.
Poin pertama yang disampaikan Presiden Joko Widodo ialah mengenai dampak negatif perang terhadap perekonomian global. Presiden Joko Widodo menekankan bahwa pemulihan ekonomi tidak dapat tercapai tanpa kedamaian, sehingga perang perlu dihentikan.
Poin kedua yakni Presidensi G20 Indonesia telah berhasil merealisasikan pandemic fund sebagai langkah antisipasi serta penanganan pandemi global di masa yang akan datang. Adapun hingga saat ini pandemic fund telah terkumpul sebesar 1,5 miliar dolar AS yang diperoleh dari 24 kontributor baik berasal dari negara anggota G20, negara non-G20, hingga lembaga filantropi.
Poin ketiga ialah pembentukan serta operasionalisasi Resilience and Sustainability Trust di bawah International Monetary Fund (IMF). Adapun nilai dari proyek ini ialah sebesar 81,6 miliar dolar AS dengan tujuan untuk membantu negara-negara yang sedang menghadapi krisis.
Poin keempat yakni mengenai Energy Transition Mechanism khususnya bagi Indonesia memperoleh komitmen dari Just Energy Transition Partnership (JETP) sebesar 20 miliar dolar AS.
Poin kelima, deklarasi KTT G20 Indonesia menghasilkan komitmen bersama untuk setidaknya melindungi 30 persen daratan dunia serta 30 persen lautan dunia pada tahun 2030.
Poin keenam sekaligus terakhir yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo dalam konferensi pers yakni komitmen G20 untuk mengurangi degradasi tanah hingga 50 persen pada tahun 2040 secara sukarela.
Selain itu, masih banyak lagi kesepakatan-kesepakatan yang tertuang dalam G20 Bali Leaders’ Declaration. Di sisi lain, Presidensi G20 Indonesia juga melahirkan ratusan proyek kerja sama konkrit antarnegara yang dijadikan annex bernama G20 Actions for Strong and Inclusive Recovery.
Menghitung manfaat ekonomi Presidensi G20 Indonesia
Bila menghitung nilai ekonominya, Presidensi G20 Indonesia memberikan manfaat ekonomi 1,5 hingga 2 kali lebih besar secara agregat dibandingkan acara Annual Meeting IMF-World Bank pada tahun 2018 yang juga diselenggarakan di Bali.
Adapun Presidensi G20 Indonesia ditafsirkan memberikan kontribusi sebesar 533 juta dolar AS atau sekitar Rp7,4 triliun terhadap produk domestik bruto (PDB). Selain itu, terdapat peningkatan konsumsi domestik hingga Rp1,7 triliun.
Dari seluruh rangkaian kegiatan Presidensi G20 Indonesia baik main event maupun side event sanggup menyerap tenaga kerja hingga 33 ribu orang terutama dari sektor transportasi, akomodasi, MICE, serta UMKM.
Selain itu, Presidensi G20 Indonesia memberikan dampak maksimal serta langsung bagi masyarakat Indonesia khususnya di Bali seperti adanya peningkatan wisatawan mancanegara sebanyak 1,8-3,6 juta orang serta 600-700 ribu lapangan pekerjaan baru yang ditopang kinerja bagus pada sektor kuliner, fesyen, serta kriya.
Indonesia pun memperoleh apresiasi dari Presiden Bank Dunia, David Malpass. Indonesia dinilai telah menjadi tuan rumah G20 tahun 2022 dengan sangat baik.
Penulis: Diva Angelia
Editor: Iip M Aditiya