Sejak dahulu, pemerintah telah merespons permasalahan gizi anak di Indonesia dengan memberikan makanan tambahan, yang beralih dari biskuit menjadi makanan lokal, dengan 16 kabupaten/kota sebagai percontohan di beberapa wilayah Indonesia.
Pemberian edukasi kepada ibu tentang pola makan yang baik untuk anak juga menjadi fokus penting pemerintah untuk mengejar target permasalahan gizi dengan harapan penurunan stunting turun hingga 14% pada tahun 2024, dengan faktor-faktor seperti inisiasi menyusui dini dan pemberian ASI eksklusif menjadi bagian dari strategi penurunan stunting.
Permasalahan ini akan diangkat menjadi program unggulan dari pasangan Calon Presiden Prabowo - Gibran yang merencanakan program makan siang dan susu gratis bagi para siswa Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Pesantren.
Rencananya, program ini akan terealisasikan pada 2029 karena menargetkan lebih dari 80 juta penerima manfaat.
Stunting, yang merupakan masalah utama, masih menjadi fokus utama pemerintah dan masyarakat karena prevalensinya masih tinggi, mencapai 21,6% pada tahun 2022, melebihi standar WHO yang sebesar 20%, menunjukkan masalah stunting masih kronis di Indonesia.
Namun, Hasil survei terbaru dari Kementerian Kesehatan, yaitu Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), mengungkapkan bahwa Indonesia masih memiliki tiga masalah utama lainnya, yaitu, wasting, underweight, dan overweight.
Meskipun demikian, terdapat penurunan dalam prevalensi stunting dari tahun sebelumnya, menurun sebesar 2,8 poin dari 2021 dan 6,1 poin dari 2019. Selain itu, masalah gizi lainnya seperti wasting dan underweight juga mengalami kenaikan sedikit, sementara overweight mengalami penurunan.
Penulis: Willy Yashilva
Editor: Iip M Aditiya