Pusat Studi ASEAN dari Institute of Southeast Asian Studies - Yusof Ishak Institute baru saja merilis laporan survei tahunan yang diberi tajuk "The State of Southeast Asia 2022 Survey Report" pada Februari lalu. Laporan ini merupakan edisi keempat yang secara umum diluncurkan untuk menyajikan gambaran pandangan dan persepsi Asia Tenggara terhadap perkembangan geopolitik yang memengaruhi kawasannya.
Pada rilis kali ini, survei dilakukan selama tujuh minggu pada November hingga Desember 2021. Survei ini berisikan 1.677 responden dari 10 negara Asia Tenggara. Yang menarik dari laporan ini, ISEAS turut membahas tentang prospek regional dan Covid-19 pada salah satu bagiannya.
Pada bagian tersebut, terdapat pembahasan mengenai merek vaksin yang paling dipercaya masyarakat Asia Tenggara. Hasilnya, merek vaksin berjenis mRNA asal Negeri Paman Sam, Pfizer dan Moderna menjadi merek yang paling dipercaya dengan persentase lebih dari separuh total responden atau sekitar 54,8 persen.
Pfizer dan Moderna sangat populer serta dipercaya di beberapa negara ASEAN, seperti Singapura, Brunei Darussalam, Laos, Myanmar, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Sebanyak 90,1 persen responden dari Singapura dan 68,6 persen responden dari Myanmar memercayai merek ini.
Merek vaksin asal China, Sinopharm dan Sinovac menjadi merek yang paling dipercaya kedua oleh masyarakat ASEAN dengan persentase 18,7 persen. Vaksin ini mayoritas dipakai dan dipercaya oleh warga negara Kamboja dan Indonesia. Sekitar 67 persen responden dari Kamboja memercayai vaksin ini.
Vaksin yang dikembangkan di Universitas Oxford, Inggris, yakni AstraZeneca memiliki tingkat kepercayaan sebesar 9,2 persen dari masyarakat ASEAN. Tingkat kepercayaan vaksin ini sebagian besar dipilih oleh warga negara Thailand, Vietnam, dan Malaysia, meskipun tingkatnya tidak sebesar dua vaksin sebelumnya.
Merek vaksin yang diproduksi India seperti Covishield dan Covaxin memiliki tingkat kepercayaan sebesar 1,9 persen. Responden yang memercayai vaksin ini umumnya merupakan warga negara Myanmar. Kemudian, 0,9 persen masyarakat ASEAN memercayai vaksin buatan lokal atau dalam negeri, seperti Nanocovax di Vietnam.
Vaksin buatan Rusia, Sputnik-V menjadi vaksin yang memiliki tingkat kepercayaan terendah, yakni hanya sekitar 0,8 persen responden dari masyarakat ASEAN.
Sementara itu, 13,7 persen masyarakat ASEAN tidak memilih-milih vaksin atau memercayai merek vaksin apa pun tersedia. Mayoritas yang memilih opsi ini merupakan warga negara Brunei dan Filipina.
Penulis: Raihan Hasya
Editor: Iip M Aditiya