Baru-baru ini, Pertamina mengumumkan harga bahan bakar minyak (BBM) di wilayah Pulau Jawa. Penentuan harga BBM cenderung sejalan dengan dinamika pasar global, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor utama.
Pertama, harga minyak dunia yang terus berfluktuasi menjadi indikator utama dalam menentukan harga BBM. Kondisi geopolitik dan ekonomi global yang tidak stabil menyebabkan harga minyak mentah naik-turun, sehingga mempengaruhi biaya produksi dan distribusi BBM.
Selain itu, Pertamina juga mengacu pada Mean of Platts Singapore (MOPS) sebagai patokan harga jual-beli minyak di kawasan Asia Tenggara.
MOPS adalah harga rata-rata transaksi produk minyak yang diperdagangkan di Singapura, yang menjadi referensi penting bagi banyak negara termasuk Indonesia. Perubahan harga MOPS secara langsung berpengaruh pada harga BBM di dalam negeri, karena Indonesia banyak mengimpor bahan bakar dari pasar internasional.
Faktor lain yang tidak kalah penting adalah nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Mengingat transaksi pembelian minyak internasional dilakukan dalam mata uang dolar, fluktuasi nilai tukar rupiah memiliki dampak signifikan terhadap biaya yang harus dikeluarkan Pertamina.
Pertamina Dex, yang dikenal sebagai bahan bakar berkualitas tinggi untuk mesin diesel, dipatok pada harga Rp15.100 per liter. Harga ini mencerminkan kualitas premium yang ditawarkan oleh Pertamina Dex, yang mampu meningkatkan kinerja mesin dan efisiensi bahan bakar.
Selain itu, Dexlite, varian BBM diesel lainnya dengan harga lebih terjangkau, dijual seharga Rp14.550 per liter. Dexlite menjadi pilihan bagi konsumen yang mencari keseimbangan antara kualitas dan harga, tetap memberikan performa yang baik untuk kendaraan diesel namun dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan Pertamina Dex.
Untuk kendaraan berbahan bakar bensin, Pertamax Turbo dihargai Rp14.400 per liter. Pertamax Turbo dikenal dengan oktan yang tinggi, ideal untuk kendaraan berperforma tinggi yang membutuhkan pembakaran lebih sempurna dan tenaga lebih besar. Ini menjadikannya pilihan utama bagi pemilik kendaraan modern yang menginginkan kinerja maksimal dari mesin mereka.
Kemudian ada Pertamax Green 95, yang dijual dengan harga Rp13.900 per liter. Bahan bakar ini merupakan inovasi terbaru dari Pertamina, menggabungkan efisiensi dan ramah lingkungan.
Pertamax Green 95 dirancang untuk menghasilkan emisi lebih rendah sambil tetap menawarkan performa mesin yang optimal, sesuai dengan komitmen Pertamina terhadap keberlanjutan lingkungan.
Terakhir, Pertamax, sebagai salah satu produk unggulan Pertamina, dibanderol dengan harga Rp12.950 per liter. Pertamax merupakan BBM dengan nilai oktan yang cukup tinggi, memberikan pembakaran yang lebih bersih dan efisiensi bahan bakar yang baik. Ini menjadikannya pilihan populer di kalangan pengendara di Pulau Jawa yang mencari keseimbangan antara harga dan kinerja.
Dengan demikian, Pertamina Patra Niaga memutuskan untuk mempertahankan harga BBM non-subsidi tetap stabil. Meskipun ada tekanan dari kenaikan harga minyak global dan melemahnya rupiah terhadap dolar AS, Pertamina tetap memilih untuk tidak menaikkan harga BBM non-subsidi.
"Penyesuaian harga BBM non-subsidi memang mengacu pada regulasi. Akan tetapi, pada kondisi saat ini kami mendukung upaya pemerintah menjaga stabilitas perekonomian," ungkap Irto, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Sabtu (1/6/2024).
Langkah ini diambil untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mengurangi beban masyarakat di tengah ketidakpastian ekonomi global. Dengan keputusan ini, Pertamina berharap dapat memberikan sedikit kestabilan bagi konsumen di tengah fluktuasi pasar yang terjadi.
Penulis: Brilliant Ayang Iswenda
Editor: Editor