Dalam era digital saat ini, istilah "influencer" seolah naik pamor dan menjadi perhatian anak-anak muda. Influencer adalah individu yang memiliki pengaruh besar di platform media sosial dan dapat memengaruhi opini serta keputusan banyak orang.
Mereka sering kali mempromosikan berbagai macam barang atau layanan, mulai dari produk kecantikan, pakaian, makanan, hingga layanan seperti aplikasi atau program tertentu. Peran mereka sebagai jembatan antara brand dan konsumen semakin diakui, mengingat influencer mampu menjangkau audiens yang lebih luas dan spesifik.
Jenis-jenis influencer sangat bervariasi, mulai dari nano influencer dengan jumlah pengikut yang relatif kecil namun memiliki hubungan yang lebih intim dan personal dengan audiens mereka, hingga mega influencer yang memiliki jutaan pengikut dan pengaruh yang sangat luas.
Sesuai namanya, nano influencer biasanya memiliki pengikut antara 1.000 hingga 10.000 orang, sementara mega influencer memiliki lebih dari satu juta pengikut. Setiap jenis influencer memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing dalam strategi pemasaran.
Walau pekerjaan utama influencer adalah untuk memengaruhi keputusan beli dan mempromosikan berbagai produk, warganet tidak serta merta percaya begitu saja pada rekomendasi influencer. Kesadaran akan adanya endorsement berbayar membuat warganet lebih kritis dalam menerima informasi yang disampaikan.
Oleh karena itu, kredibilitas dan keaslian seorang influencer sangat penting dalam membangun kepercayaan audiens. Influencer yang dianggap autentik dan jujur cenderung lebih dihargai dan dipercaya, meskipun mereka mungkin tidak memiliki jumlah pengikut sebanyak influencer lainnya.
Data dari Cube Asia pada tahun 2023 menunjukkan bahwa di kawasan ASEAN, kepercayaan terhadap berbagai jenis influencer sangat bervariasi. Mega influencer, yang memiliki jumlah pengikut lebih dari satu juta, dipercaya oleh 67% warga ASEAN.
Kepercayaan yang tinggi terhadap mega influencer ini disebabkan oleh eksposur luas dan reputasi yang mereka miliki di media sosial. Pengaruh mereka yang signifikan membuat rekomendasi produk dari mega influencer cenderung lebih mudah diterima oleh audiens yang lebih luas.
Selanjutnya, macro influencer, yang biasanya memiliki pengikut antara 100.000 hingga satu juta, dipercaya oleh 63% warga ASEAN. Meskipun sedikit di bawah mega influencer, macro influencer masih memiliki jangkauan yang cukup luas dan sering dianggap sebagai tokoh yang relevan dalam bidang yang ditekuninya.
Kepercayaan terhadap macro influencer mencerminkan peran mereka dalam menyediakan konten yang lebih spesifik dan mendalam, yang sering kali lebih menarik bagi audiens dengan minat tertentu.
Micro influencer, dengan pengikut antara 10.000 hingga 100.000, mendapatkan kepercayaan dari 49% warga ASEAN. Meskipun persentasenya lebih rendah dibandingkan mega dan macro influencer, micro influencer sering dianggap lebih autentik dan dekat dengan audiens mereka.
Keintiman dan personalisasi dalam interaksi mereka dengan pengikut membuat rekomendasi dari micro influencer terasa lebih jujur dan dapat dipercaya, meskipun jangkauannya tidak sebesar influencer yang lebih besar.
Terakhir, nano influencer, dengan pengikut antara 1.000 hingga 10.000, dipercaya oleh 37% warga ASEAN. Walau proporsi kepercayaan ini yang paling rendah, nano influencer memiliki keunggulan dalam hal kedekatan dan interaksi yang lebih personal dengan audiens mereka.
Hubungan yang lebih erat ini memungkinkan mereka untuk membangun kepercayaan yang mendalam, meskipun dalam skala yang lebih kecil.
Secara keseluruhan, kepercayaan terhadap influencer memang bervariasi sesuai dengan ukuran pengikutnya. Namun, setiap jenis influencer memiliki peran penting dalam ekosistem pemasaran digital di kawasan ASEAN.
Baca Juga: Keputusan Pembelian Gen Z Dipengaruhi oleh Influencer, Ini Daftar Produk Paling Banyak Dibeli
Penulis: Brilliant Ayang Iswenda
Editor: Editor