Meski di tengah pandemi Covid-19, kondisi ekonomi islam Indonesia berkembang cukup pesat. Data The State of The Global Islamic Economy Report (SGIE Report) tahun 2021-2022 mencatat, indeks ekonomi islam di Indonesia bertahan dari tahun sebelumnya di peringkat empat dengan capaian skor 68,5 poin. Posisinya terus naik dari posisi ke 5 di tahun 2019, dan posisi ke-10 di tahun 2018.
Dilansir dari situs resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika, Wakil Presiden RI, K.H Ma'ruf Amin dalam acara peluncuran laporan tersebut menegaskan bahwa keberhasilan ini harus dijadikan motivasi untuk semakin memperkuat ekosistem ekonomi islam di Indonesia dan menjadi produsen halal dunia.
Sementara itu, peringkat 3 besar diisi oleh Malaysia (207,2 poin), Arab Saudi (97,8 poin), dan Uni Emirat Arab (90,2 poin).
Dalam sektor industri manufaktur, Indonesia mencatatkan posisi 10 besar, yakni dalam hal makanan halal berada di peringkat 4, fesyen di peringkat 3, dan farmasi serta kosmetik di peringkat 6.
Prestasi lainnya juga ditunjukkan pada indikator pembiayaan syariah (6), perjalanan ramah muslim (6), serta media dan rekreaksi (5). Lalu, bagaimana dengan indeks negara lain?
1. Malaysia
Sektor keuangan islam di Malaysia telah menunjukkan pertumbuhan yang berkelanjutan dengan 9 persen peningkatan aset keuangan syariah sebesar 20 persen dana. Kondisi negara kala pandemi dapat dimanfaatkan dengan baik berkat pertumbuhan pada bidang fintech syariah di institusi keuangan Malaysia untuk membuat layanan jarak baru.
Ethis, sebuah platform syariah peer to peer lending adalah salah satu contoh dari penyedia teknologi finansial yang baru diciptakan saat pandemi. Malaysia meluncurkan 13 situs khusus untuk platform eCommerce guna mendongkrak potensi tersebut. Sektor media dan rekreasi juga sukses menyumbangkan angka ekonomi, dibuktikan dengan tayangan serial animasi anak-anak Omar dan Hana yang mencapai 3 miliar penayangan di YouTube.
2. Arab Saudi
Posisi kedua pertumbuhan ekonomi syariah terbaik di dunia diisi oleh Arab Saudi. Terlepas dari pertumbuhan aset keuangan dan nilai dana syariah, Arab Saudi telah memperlihatkan pertumbuhan yang signifikan dalam urusan pendidikan keuangan islam. Terbukti dari meningkatnya jumlah peminat kursus dan seminar mengenai bahasan keuangan Islam.
Selain itu, ekspor makanan halal ke negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dari Arab Saudi hanya turun sebesar 2 persen pada saat pandemi. Meski pariwisata haji dan umrah sedang merosot, Arab Saudi tetap berinvestasi dalam sektor pariwisata rekreasi sebagai bagian dari strategi Visi 2030. Dana investasi publik negara digunakan untuk berinvestasi di resor mewah, maskapai penerbangan, dan jalur pelayaran untuk memperluas pariwisata rekreasi.
3. Uni Emirat Arab
Uni Emirat Arab (UEA) berhasil mendapatkan peringkat ke-3 dan unggul dalam penilaian sub-indikator perekonomian digital, seperti menjadikan UEA sebagai pusat global penjualan Non-Fungible Token (NFT). Negara ini juga merupakan rumah bagi 31 perusahaan fintech syariah.
Walaupun kondisi pandemi mengubah seluruh sektor perekonomian, UEA terus mengupayakan proyek-proyek baru seperti investasi di pertanian untuk mengatasi ketahanan pangan. UEA juga menjadi negara OKI pertama yang memproduksi vaksin Covid-19 secara mandiri dalam kolaborasi bersama Sinopharm CNBG dan G42.1 Abu Dhabi.
4. Indonesia
Produksi makanan halal Indonesia berada di peringkat 2 di dunia. Lebih lanjut, ekspor makanan halal tanah air ke negara-negara OKI meningkat 16 persen. Jumlah ini masih bisa ditingkatkan lagi seiring dengan peluncuran kodifikasi atau aturan produk halal serta sistem data perdagangan.
Negara ini juga mengambil berbagai langkah untuk meningkatkan sertifikasi halal. Sektor keuangan syariah di Indonesia akan diuntungkan lewat mergernya PT Bank Mandiri, PT Bank Negara Indonesia, dan PT Bank Rakyat Indonesia. Perkembangan ekonomi dibuktikan dengan data Indonesia yang memiliki 31 perusahaan fintech, 17 platform pinjaman bagi para Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk mendapatkan dana langsung.
5. Turki
Turki berada di peringkat 10 besar dalam setiap sektor kecuali keuangan islam. Selain itu, negara ini juga unggul dalam sektor makanan halal dan wisata ramah muslim. Hampir terhenti setelah satu tahun yang lalu ketika pandemi, ekonomi Turki berhasil unggul dari 20 negara kecuali China pada kuartal pertama.
Turki merupakan salah satu dari lima pemasok pakaian teratas dari deretan negara dunia. Salah satu yang paling terkenal di Turki adalah situs eCommerce Modanisa. Turki juga menjadi destinasi wisata utama yang ramah Muslim.
Kemudian, peringkat enam hingga sepuluh ditorehkan oleh Bahrain (66,7 poin), Singapura (65,0 poin), Kuwait (62,1 poin), Iran (56,0 poin), dan Yordania (51,8 poin). Tren kenaikan ini akan terus berlanjut seiring dengan kesadaran masyarakat yang tinggi terhadap jaminan produk halal.
Laporan GIEI juga menilai investasi ke sektor halal dunia pada 2019-2020 mencapai 11,78 miliar dolar AS. Dana terbesar megalir ke sektor makanan halal sebesar 6,11 miliar dolar AS, disusul oleh sektor farmasi sebesar 156,98 juta dolar AS, kosmetik 124,70 juta dolar AS, dan fesyen sebesar 3,45 juta dolar AS.
Penulis: Nabilah Nur Alifah
Editor: Editor