Perusahaan rintisan (startup) di Indonesia kian terus berkembang, bahkan Annual Daily Social.id mencatat pada November 2021 terdapat 11 startup di Indonesia yang telah mencapai unicorn (nilai valuasi senilai 1 miliar dolar AS - 10 miliar dolar AS).
Total pendanaan untuk startup Indonesia hingga November 2021 mencapai 4,1 miliar dolar AS atau sekitar Rp48,2 triliun (kurs Rp14.200). Pendanaan terbesar disalurkan ke GoTo, yakni perusahaan hasil merger dua unicorn, Gojek dan Tokopedia.
Nominal yang diperoleh GoTo sebesar Rp18,5 triliun (1,3 miliar dolar AS), angka tersebut setara dengan 31,7 persen dari total pendanaan startup Indonesia. Cukup timpang dengan angka yang diperoleh GoTo, aplikasi sekuritas Ajaib menduduki posisi kedua dengan pendanaan sebesar Rp3,5 triliun (243 juta miliar dolar AS) atau 5,5 persen dari total pendanaan.
Posisi selanjutnya, diduduki oleh perusahaan paylater Kredivo dengan pendanaan sebesar Rp3,2 triliun (225 juta dolar AS). Kemudian, posisi keempat ditempati oleh Xendit dengan pendanaan sebesar Rp3,0 triliun (214,6 dollar AS).
Peringkat kelima berhasil didapatkan oleh perusahaan logistik SiCepat pendanaan sebesar Rp2,4 triliun (170 juta dollar AS). Selanjutnya, layanan streaming, Vidio berhasil mendapatkan pendanaan sebesar Rp2,1 triliun (150 juta dollar AS).
Kemudian posisi ketujuh, berhasil ditempati oleh eCommerce grosir untuk membantu UMKM, Ula dengan pendanaan sebesar Rp1,8 triliun (130 juta dollar AS). Gudangada berada di posisi selanjutnya dengan pendanaan sebesar Rp1,4 triliun (100 juta dollar AS).
Diikuti Aplikasi reksa dana, Bibit dengan pendanaan sebesar Rp1,3 triliun (95 juta dollar AS). Posisi terakhir terdapat perusahaan financial technology peer-to-peer (P2P) lending, Amartha dengan pendanaan Rp1,2 triliun (86 juta dollar AS).
Penulis: Brigitta Raras
Editor: Editor