Warga Nahdlatul Ulama (NU) akan menjadi elemen penting dalam pemilihan umum 2024 mendatang. Selain karena jumlahnya besar, distribusi pilihan dari warga nahdliyin yang menyebar menjadi potensi bagi siapa pun untuk memperebutkan dukungan dari pemilih kalangan Islam tradisional ini.
Hasil survei Litbang Kompas Mei 2023 menyebutkan, 61,7 persen responden berasal dari warga nahdliyin. Dari sisi jumlah yang besar ini sedikit banyak juga menjadi gambaran bagaimana arah pemilih di pemilihan umum nanti.
Di kelompok responden secara umum, pilihan terhadap partai politik menghasilkan empat partai politik selalu berada di papan atas, yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Golongan Karya (Golkar), dan Partai Demokrat. Hal yang sama juga ditemui pada kelompok responden NU.
Di survei Litbang Kompas periode Mei 2023, pemilih dari kalangan NU lebih banyak menjatuhkan pilihan ke PDI-P dengan 22,6 persen. Setelahnya yakni Gerindra yang mendapatkan sumbangan elektoral dari pemilih NU mencapai 19,6 persen.
Sementara itu, Partai Golkar cenderung berada di rentang 7-9 persen dukungannya dari kelompok responden warga NU ini. Angka yang sama juga dialami oleh Partai Demokrat.
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang selama ini dikenal secara emosional dekat dengan warga NU juga masuk dalam kategori rentang elektoral 7-9 persen.
Terkait potensi elektoral PKB di mata warga NU ini memberikan sinyal yang makin menguatkan bahwa pilihan dari warga NU tidak serta merta tunggal kepada partai politik tertentu.
PKB sendiri di awal pendiriannya memang dibentuk dan dideklarasikan oleh tokoh-tokoh NU, terutama dengan ketokohan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Namun, setelah Gus Dur wafat, tren suara partai ini cenderung menurun meskipun di era kepemimpinan Muhaimin Iskandar PKB relatif bertahan di papan menengah partai politik secara nasional.
Elektoral PKB kembali meningkat di Pemilu 2014 yang mampu meraih 9,0 persen suara nasional dan berhasil merebut 47 kursi (8,4 persen). Terakhir, di Pemilu 2019 suaranya kembali bertahan di angka 9,6 persen dengan 58 kursi (10,1 persen).
Penulis: Adel Andila Putri
Editor: Iip M Aditiya