Darurat Demam Berdarah, Capai 35 Ribu Kasus di Indonesia Pada Awal 2024

Laju kasus DBD per Maret 2024 meningkat dari periode yang sama pada 2023. Angkanya bahkan sudah mencapai 35.556 kasus hingga minggu ke-11 tahun 2024.

Darurat Demam Berdarah, Capai 35 Ribu Kasus di Indonesia Pada Awal 2024 Ilustrasi nyamuk demam berdarah | Jcomp/Freepik

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi salah satu isu kesehatan masyarakat di Indonesia. Jumlah penderitanya dan luas wilayah penyebarannya pun makin bertambah seiring peningkatan mobilitas dan kepadatan penduduk. Bahkan, tingkat penyebaran penyakit ini di Indonesia termasuk yang tertinggi di Asia Tenggara.

Melansir laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes), DBD merupakan penyakit yang ditularkan oleh gigitan dari nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini umumnya berukuran kecil dengan tubuh berwarna hitam pekat serta memiliki ciri-ciri dua garis vertikal putih di punggung dan garis-garis putih horizontal di kaki. 

Berdasarkan postingan pada Jumat (21/3/2024), Kemenkes melaporkan bahwa jumlah kasus DBD per 1 Maret sudah mencapai hampir 16 ribu kasus di 213 Kabupaten/Kota di Indonesia. Kemenkes memperkirakan, keadaan ini bakal terus berlanjut sampai dengan bulan April 2024 seiring dengan musim hujan setelah El Nino.

Kemenkes juga mengingatkan agar masyarakat tetap waspada dan segera periksakan ke fasilitas kesehatan terdekat apabila telah mengidap gejala penyakit DBD, yakni demam lebih dari tiga hari yang disertai dengan mual, muntah, nyeri otot, nyeri di belakang telinga, dan sakit kepala. 

DBD Telah Renggut 290 Jiwa Pada Awal 2024

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi melaporkan, jumlah kasus DBD di Indonesia sampai minggu ke-11 tahun 2024 telah mencapai 35.556 kasus dengan total 290 kematian. Adapun, jumlah kasus dan kematian akibat wabah DBD terbanyak ditemukan di daerah Jawa Barat dengan total 10.428 kasus dan 94 kematian.

Mengutip Antaranews.com, Imran membeberkan bahwa terdapat 18 provinsi yang mengalami peningkatan kasus DBD pada Maret 2024, di antaranya adalah Lampung, Bengkulu, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Barat, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan DKI Jakarta.

Jumlah kasus demam berdarah (DBD) di Indonesia pada 1 Desember 2023 - 18 Maret 2024 | Goodstats

Adapun ia mengungkapkan, jumlah kasus DBD di Indonesia pada 2023 mengalami penurunan sebanyak 30% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, laju kasusnya pada Maret 2024 justru meningkat dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023.

“Pada tahun 2023 jumlah kumulatif kasus DBD di Indonesia sebanyak 114.720 kasus dengan 894 kematian,” ujar Imran dalam gelar wicara #Ayo3mplusvaksinDBD.

Sementara menurut laporan dari Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Ditjen P2P) Kemenkes, tren laju kasus DBD dimulai sejak akhir Februari dengan jumlah 15.977 kasus. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyampaikan bahwa peningkatan DBD di Indonesia diperkirakan disebabkan oleh faktor pemanasan global, termasuk El Nino.

“Karena ada El Nino, pergeseran dari musim kemarau yang memanjang menjadi musim hujan, makanya demam berdarah ada peningkatan,” paparnya dikutip dari Republika.com.

Targetkan Kasus DBD Nol Kematian Pada 2030

Pemerintah melalui Kemenkes menargetkan kasus DBD menjadi turun hingga 10 kasus per 100 ribu orang dan juga nol kematian di tahun 2030 mendatang. Berdasarkan data, jumlah kasus DBD di Indonesia berada pada rentang 20-50 kasus per 100 ribu orang pada saat ini.

“Sampai saat ini incidence rate DBD masih di angka 20-50 kasus per 100 ribu orang, sekarang kita minta target 10 kasus per 100 ribu orang,” ujar Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kemenkes Maxi Rein Ronduwu mengutip Antaranews.com.

Ia menjelaskan, pihaknya juga sudah mengeluarkan Strategi Nasional (Stranas) Penanggulangan Dengue dan telah berhasil menekan angka Case Fatality Rate (CFR) terkait kasus DBD hingga di bawah 1%. Namun demikian, kondisi ini belum merata sebab angka CFR di beberapa daerah masih di atas 50%.

Guna mencapai target pengurangan kasus DBD dan nol kematian akibat DBD pada 2030, Maxi menegaskan agar masyarakat bersama-sama melakukan gerakan 3M Plus. Ini merupakan tindakan pencegahan DBD yang memiliki kepanjangan Menguras dan Menutup tempat-tempat penampungan air serta Mendaur ulang berbagai barang yang berpotensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti. Sementara Plus adalah dengan melakukan vaksinasi DBD.

Penulis: Nada Naurah
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

Program Makan Siang Gratis Dapat Dukungan dari China, Indonesia Bukan Negara Pertama

Langkah ini tidak hanya mengatasi permasalahan gizi, tetapi juga menjadi bagian dari upaya global untuk memerangi kelaparan dan mendukung pendidikan.

Survei GoodStats: Benarkah Kesadaran Masyarakat Akan Isu Sampah Masih Rendah?

Survei GoodStats mengungkapkan bahwa 48,9% responden tercatat selalu buang sampah di tempatnya, 67,6% responden juga sudah inisiatif mengelola sampah mandiri.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook