Dari sekian banyak hidangan yang disajikan ketika hari raya Idulfitri, produk makanan ringan/biskuit kalengan merupakan salah satu sajian yang tak terlupakan. Selain rasanya yang enak, kemasan dan penyajiannya yang praktis menjadi alasan masyarakat membeli produk makanan ringan kalengan.
Berdasarkan survei Goodstats teranyar bertajuk Pola Perilaku Masyarakat Indonesia Sepanjang Idulfitri 2023, biskuit kalengan legendaris Khong Guan menjadi produk kue kaleng favorit masyarakat untuk disajikan saat lebaran dengan persentase mencapai 27% responden.
Menyusul Khong Guan, produk Monde mendapatkan persentase sebanyak 22% responden. Lalu, ada produk wafer kalengan Tango di posisi ketiga dengan perolehan 19% responden. Diikuti oleh produk-produk kalengan lainnya, seperti Oreo dengan 15% responden, Nissin 9% responden, Astor 5% responden, dan produk lainnya 3% responden.
Alasan sebagian besar responden memilih Khong Guan adalah karena merek tersebut dinilai cukup identik dengan momen hari raya Idulfitri. Pengaruh brand image yang kuat membuat masyarakat akhirnya memilih Khong Guan sebagai produk makanan ringan kalengan yang akan disajikan di hari lebaran.
Selain kueh kaleng, masyarakat sering kali juga menyiapkan kue-kue kering yang biasa disajikan di toples-toples pada saat lebaran. Menurut hasil survei, kastangel menjadi kue kering yang paling banyak dipilih oleh responden dengan persentase sebesar 35%.
Disusul oleh nastar dan kue putri salju dengan persentase masing-masing sebanyak 27% dan 11% responden. Berikutnya, ada kue kacang dan kue semprit dengan perolehan masing-masing sebesar 7% dan 6% responden.
Survei tersebut dilaksanakan selama periode 1-10 April 2023 dengan melibatkan sebanyak 500 responden yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki dengan persentase 55%. Sementara, daerah asal responden paling banyak berasal dari Pulau Jawa dengan persentase mencapai 75,8%.
Adapun, Kementerian Agama (Kemenag) menyebut adanya kemungkinan perbedaan penetapan awal bulan Syawal 1444 H. Ini berarti, ada kemungkinan terjadinya perbedaan hari raya Idulfitri di tahun 2023.
Mengutip Kompas.com, kegiatan pengamatan hilal dikabarkan akan dilaksanakan pada 20 April 2023, namun posisi hilal di hari itu berada di ketinggian antara 1 sampai dengan 2 derajat di atas ufuk dengan sudut elongasi di bawah 3 derajat.
Sehingga, posisi tersebut jauh di bawah kriteria visibilitas rukyah menurut kementerian agama Brunei Darussalam, Malaysia, Indonesia, dan Singapura (MABIMS). Kriteria Wujudul Hilal (WH) yang disepakati adalah dengan tinggi minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.
Penulis: Nada Naurah
Editor: Iip M Aditiya