Semen merupakan salah satu bahan konstruksi yang paling penting. Semen digunakan untuk merekatkan batu, bata, maupun bahan bangunan lainnya. Biasanya, semen dijual dalam bentuk bubuk berwarna abu-abu atau putih atau gumpalan klinker yang menjadi salah satu bahan baku dalam proses produksinya.
Penjualan global dari nilai ekspor semen dari seluruh negara bernilai 12,9 miliar dolar AS pada tahun 2021. Dari tahun ke tahun, nilai ekspor semen meningkat 12,3 persen secara global dibanding nilai ekspor di tahun 2020, yakni sebesar 11,45 miliar dolar AS.
Melansir Worlds Top Exports, Asia menjadi wilayah dengan nilai ekspor semen terbanyak di dunia pada 2021 berdasarkan kontinen. Total pengiriman atau ekspor semen negara-negara Asia mencapai 51,5 persen dari ekspor global atau senilai 6,6 miliar dolar per 2021.
Di posisi kedua adalah eksportir dari negara-negara Eropa yang mencakup sebesar 26,9 persen ekspor semen global. Sementara, 12,1 persen pengiriman semen global berasal dari Afrika dan 6,9 persen lainnya dikirim dari Amerika Utara. Adapun, Amerika Latin (tidak termasuk Meksiko) menymbang nilai ekspor 2,6 persen dan sisanya 0,1 persen berasal dari Oceania, yakni Selandia Baru dan Fiji.
Sepanjang 2021, Vietnam menjadi negara dengan nilai ekspor semen terbanyak di dunia. Vietnam berhasil mencetak rekor dengan menyumbang sebesar 16,7 persen dari total ekspor semen global atau senilai 2,1 miliar dolar AS.
Turki menyusul di posisi kedua dengan nilai ekspor semen sebanyak 10,6 persen atau senilai 1,4 miliar dolar AS. Selanjutnya ada Jerman dan Kanada dengan nilai ekspor masing-masing sebesar 610,4 juta dolar AS (4,7 persen) dan 535,3 juta dolar AS (4,2 persen).
Sementara itu, Indonesia menempati posisi nomor tujuh sebagai negara eksportir semen terbesar sepanjang tahun 2021. Total nilai ekspor Indonesia tercatat mencapai 407,4 juta dolar AS atau sekitar 3,2 persen dari nilai ekspor semen global.
Meski begitu, mengutip Bisnis.com, kinerja ekspor semen Indonesia mencatatkan penurunan pada Kuartal I/2022 karena belum meratanya alokasi harga batu bara dengan skema Domestic Market Obligation (DMO). Asosiasi Semen Indonesia (ASI) melaporkan ekspor sepanjang periode tiga bulan pertama 2022 sebesar 2,1 juta ton, turun sekitar 25 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021.
Widodo Santoso selaku Ketua Umum ASI menyebut bahwa angka ekspor tersebut terdiri atas 400 ribu ton semen dan 1,8 juta ton klinker. Ia mengatakan bahwa kebijakan DMO senilai 90 dolar AS per metrik ton belum berjalan dengan baik meski telah diberlakukan sejak November 2021. Kemudian, pemerintah sejak awal bulan April memperpanjang ketentuan DMO hingga akhir 2022 dan memperluas cakupan penerimanya untuk seluruh industri pengguna batu bara.
Penulis: Nada Naurah
Editor: Iip M Aditiya