Dalam laporan keuangan tengah tahunnya, PT. Kereta Api Indonesia (KAI) bukukan pendapatan sebesar Rp12,56 triliun dari sektor jasa angkutan dan usaha lainnya sepanjang semester I-2023. Capaian ini melanjutkan tren positif dari periode yang sama tahun lalu.
Pada semester I tahun lalu, PT. KAI catatkan pendapatan sebesar Rp9,81 triliun, meningkat 36,06% dari pendapatan yang diperoleh pada periode yang sama tahun sebelumnya. Angka ini kembali menunjukkan peningkatan sebesar 28,03% pada tahun ini.
Pendapatan yang diperoleh PT. KAI pada semester I tahun ini juga bahkan telah melampaui pendapatan pada periode yang sama di tahun 2019, sebelum pandemi Covid-19 melanda. Pendapatan yang dibukukan pada semester I tahun ini meningkat 17,38% dibanding semester I-2019, yang tercatat di angka Rp10,70 triliun.
Sepanjang semester I tahun ini, proporsi pendapatan terbesar PT. KAI diperoleh dari sektor jasa angkutan barang yang catatkan kontribusi sebesar 42,21% atau Rp5.300,90 miliar. Diikuti oleh lini bisnis jasa angkutan penumpang yang berkontribusi sebesar 36,02% atau Rp4.524,03 miliar.
Tercatat sejak tahun 2020, sektor jasa angkutan barang secara konsisten selalu membukukan kontribusi tertinggi terhadap pendapatan PT. KAI, yang pada tahun-tahun sebelumnya selalu dicatatkan oleh sektor jasa angkutan penumpang.
Kontribusi pendapatan sebesar 12,12% atau Rp1.521,93 miliar selanjutnya dicatatkan dari kompensasi pemerintah yang diperoleh atas pelaksanaan penugasan untuk pelayanan umum, pemeliharan infrastruktur, serta pengembangan jalur kereta perintis.
Sementara itu, sektor non-angkutan catatkan kontribusi pendapatan 5,96% atau Rp748,48 miliar, dan pendapatan dari jasa pendukung angkutan KA catat kontribusi 3,69% atau Rp462,98 miliar dari total pendapatan PT. KAI di semester I-2023.
Layanan jasa angkutan batu bara masih secara dominan berkontribusi terhadap pendapatan PT. KAI pada semester I tahun ini. Pada lini bisnis jasa angkutan barang, kontribusi pendapatannya signifikan di angka 87,35% atau Rp4.630,30 miliar.
Terhadap total pendapatan di semester I-2023, jasa angkutan batu bara catatkan kontribusi pendapatan mencapai 36,87%, melampaui kontribusi pendapatan dari sektor jasa angkutan penumpang di angka 36,02%.
Hal ini melanjutkan catatan dalam 3 tahun terakhir di mana pendapatan yang diperoleh PT. KAI (akhir tahun) dari jasa angkutan batu bara sendiri melampaui pendapatan dari sektor jasa angkutan penumpang, maupun sektor-sektor pendapatan lainnya.
Sementara itu, kontribusi pendapatan PT. KAI pada lini bisnis angkutan barang selanjutnya dicatatkan dari jasa peti kemas di angka 3,67% atau Rp194,38 miliar, dan jasa angkutan Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar 3,43% atau Rp181,90 miliar.
Sedangkan jasa angkutan parcel/hantaran, semen, perkebunan, dan lainnya catatkan kontribusi masing-masing di bawah 3% terhadap pendapatan PT. KAI pada sektor angkutan barang sepanjang semester I-2023.
Pendapatan signifikan yang dicatatkan PT. KAI dari jasa angkutan batu bara, sebagian besar diperoleh dari operasional di wilayah Sumatra Selatan, hasil kerja sama dengan PT. Bukit Asam Tbk., bagian dari holding BUMN PT Mineral Industri Indonesia (Persero) yang bergerak di bidang pertambangan batu bara.
Baru-baru ini pun, PT. KAI dan PT. Bukit Asam Tbk. kembali meneken dua perjanjian kerja sama untuk angkutan batu bara di wilayah Sumatra bagian selatan (12/10/2023), yakni relasi Tanjung Enim Baru – Tarahan dan Tanjung Enim Baru – Kertapati untuk periode 2023-2027, serta pengembangan angkutan batu bara relasi Tanjung Enim Baru – Keramasan.
“Tujuan kedua perjanjian ini adalah untuk mengoptimalkan angkutan batubara menggunakan kereta api," kata Diedik Hartantyo, Direktur Utama PT. KAI dinukil dari Kontan (12/10/2023).
Melalui perjanjian kerja sama ini, diproyeksikan volume angkutan batu bara akan terus meningkat hingga 35 juta ton sampai dengan tahun 2027, untuk relasi Tanjung Enim Baru – Tarahan dan Tanjung Enim Baru – Kertapati.
Penulis: Raka B. Lubis
Editor: Iip M Aditiya