Terdapat banyak agama dan aliran kepercayaan di dunia. World Population Review memperkirakan terdapat sekitar 4.000 hingga 4.300 agama yang pernah ada di dunia, termasuk kepercayaan yang sudah punah.
Seperti yang diketahui, di Indonesia dalam Kartu Identitas atau Kartu Tanda Penduduk (KTP) tersedia informasi agama dari pemiliknya. Agama yang diakui secara hukum di Indonesia sendiri berjumlah enam dan mengkategorikan aliran kepercayaan lainnya sebagai Penghayat Kepercayaan.
Selain Indonesia, beberapa negara yang memiliki kolom agama di kartu identitas mereka adalah Malaysia, Mesir, Arab Saudi, Pakistan, Turki, Bahrain, dan Bangladesh. Keberadaan informasi agama di kartu identitas ini kurang lebih memperlihatkan bagaimana struktur sosial masyarakat mereka yang masih lekat dengan agama dan kepercayaan.
Tidak seperti negara-negara yang disebutkan sebelumnya, banyak juga negara yang tidak mencantumkan agama pada kartu identitas penduduk mereka. Hal ini disebabkan oleh variasi pandangan dan peran agama dalam kehidupan publik dan administrasi.
Beberapa negara memilih untuk tidak mencantumkan informasi agama guna menjaga privasi individu dan mendorong inklusivitas, sementara yang lain melihat pencantuman agama sebagai sesuatu yang kurang relevan atau sensitif. Perbedaan kebijakan ini mencerminkan beragamnya cara pandang dan pendekatan terhadap isu agama di berbagai belahan dunia.
Terlepas dari hal itu, jumlah penganut agama di dunia masih terhitung tinggi. Diperkirakan sekitar 85% penduduk dunia mengidentifikasikan dirinya sebagai penganut agama/kepercayaan. Dari banyaknya agama di dunia, berikut 6 kepercayaan dengan estimasi penganut terbanyak.
Grafik di atas memperlihatkan bahwa kepercayaan abrahamik (Kristen, Islam, dan Yahudi) merupakan agama-agama yang banyak dianut masyarakat dunia. Selanjutnya disusul agama Hindu, Budha, dan kemudian kepercayaan lainnya.
Kristen, agama paling banyak dianut, telah berkembang selama sekitar 2.000 tahun dan berakar pada kehidupan dan ajaran Yesus Kristus. Kelompok utama dalam agama ini meliputi Gereja Katolik Roma, Gereja Ortodoks Timur, dan Gereja Protestan, dengan Alkitab sebagai kitab sucinya. Salah satu faktor yang mendukung cepatnya penyebaran agama Kristen adalah dengan upaya para misionaris di masa lalu.
Kemudian Agama terpopuler kedua, Islam, pertama kali diperkenalkan di Mekkah pada abad ke-7 Masehi oleh Nabi Muhammad, yang dianggap sebagai nabi utama oleh umat Muslim. Muslim secara umum seringkali terbagi dalam beberapa aliran seperti; Sunni yang mencakup sekitar 80%, Syiah sekitar 15%, dan sisanya berasal dari denominasi yang lebih kecil.
Indonesia sendiri merupakan negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia. Dengan sekitar 87% penduduknya beragama Islam, agama ini memainkan peran penting dalam budaya, politik, dan kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.
Setelah Islam, Hindu menyusul, dilanjut Buddha yang juga merupakan dua agama besar dan berasal dari anak benua India. Hindu lekat dengan tradisi, dewa-dewa, dan praktik spiritual seperti yoga dan meditasi. Teks sucinya termasuk Veda, Upanishad, dan Bhagavad Gita.
Sementara Buddha yang didirikan oleh Siddhartha Gautama (Buddha) lebih menekankan pada pencapaian pencerahan melalui delapan jalan mulia dan pemahaman empat kebenaran mulia. Teks-teks utama agama ini adalah Tripitaka dan sutra-sutra.
Agama lain yang juga memiliki penganut cukup besar yaitu kepercayaan folks atau kepercayaan rakyat. Kepercayaan ini merujuk pada sistem keyakinan tradisional yang berkembang dalam masyarakat tertentu dan diwariskan dari generasi ke generasi, seperti Animisme, Totemisme, dan Shamanisme. Kepercayaan ini umumnya dianut oleh komunitas yang lebih kecil dari agama Abrahamik dan India.
Perbedaan jumlah penganut menyebabkan beberapa agama menjadi mayoritas di suatu daerah dan minoritas di daerah lain. Meski demikian, penting untuk diingat bahwa semua agama mengajarkan kebaikan dan tidak mempromosikan eksklusivitas kelompok. Dengan pemahaman yang lebih mendalam, terlepas dari apakah kelompok tersebut mayoritas atau minoritas, diharapkan masyarakat yang beragama dapat hidup harmonis dan inklusif.
Penulis: Afra Hanifah Prasastisiwi
Editor: Editor