5 Kereta Api dengan Rute Terpanjang di Indonesia, Sudah Pernah Mencoba?

Tercatat ada 5 kereta api dengan rute terpanjang di Indonesia, salah satunya menempuh jarak hingga 945 kilometer.

5 Kereta Api dengan Rute Terpanjang di Indonesia, Sudah Pernah Mencoba? Ilustrasi kereta api Gajayana © railpictures.net

Kereta api menjadi salah satu transportasi yang cukup populer di Indonesia dan banyak diminati masyarakat karena mampu menjangkau jarak yang jauh dengan harga yang relatif lebih murah.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat, panjang rel kereta api di Indonesia terus mengalami peningkatan sejak 2016-2021. Pada 2016, panjang rel kereta api di dalam negeri adalah 5.380 kilometer (km), kemudian meningkat menjadi 6.497 km pada 2021.

Kabar baiknya, tahun ini (2022) pemerintah merencanakan untuk menambah 9 jalur rel kereta api baru. Sembilan jalur tersebut membentang dari Lhokseumawe-Bireuen yang berada di ujung Pulau Sumatra hingga lintas Makassar-Parepare yang ada di Pulau Sulawesi.

Sebagian lintasan sedang dalam proses pembangunan. Jika semuanya sudah selesai, maka jalur kereta api Indonesia akan semakin panjang.

Dari ribuan kilometer rel kereta api yang dimiliki Indonesia, tercatat ada rute 5 kereta api dengan jarak tempuh terpanjang. Kereta apa saja? Berikut kami ulas dan sajikan daftarnya.

Rute kereta api terpanjang di Indonesia | Aghapier/GoodStats

1. KA Krakatau (945 km)

Kereta Api (KA) Krakatau tercatat memiliki jalur tempuh terpanjang yakni 945 km, dimulai dari Stasiun Blitar dan berakhir di Stasiun Merak. Kereta dengan 11 rangkaian gerbong ini melewati semua provinsi yang ada di Pulau Jawa, yakni Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur melalui jalur selatan.

Diresmikan pada 24 Juli 2013, Krakatau merupakan kereta api kelas Ekonomi AC dan memiliki 32 titik pemberhentian untuk menaik-turunkan penumpang.

Kereta ini melayani kelas ekonomi AC Plus Non-PSO untuk relasi Merak-Cirebon-Madiun-Kediri hingga Blitar. Jalur tersebut dilalui KA Krakatau sejak April 2017. Sayangnya, kini KA Krakatau sudah tidak beroperasi lagi lantaran sepinya okupansi, terutama untuk rute Merak-Rangkasbitung-Tanah Abang.

2. KA Gajayana (907 km)

Gajayana merupakan kereta api kelas eksekutif yang melayani rute terpanjang dari Stasiun Kota Baru Malang-Stasiun Gambir Jakarta sejauh 907 km. Jarak itu ditempuh dalam waktu 14,5 hingga 15,5 jam dengan kecepatan 70-120 km/jam.

Kereta eksekutif yang ditarik oleh Lokomotif CC206 dan menempuh perjalanan jalur selatan ini disebut-sebut sebagai salah satu kereta api termewah. Apa yang membuatnya mewah?

Fasilitas yang disediakan KA Gajayana antara lain: AC; TV; toilet; kursi berlapis kulit dengan fitur dapat diubah menjadi posisi rebahan hingga 140 derajat dan posisi putar 180 derajat; stopkontak; meja lipat; lampu baca; pijakan kaki; hingga selimut serta bantal. Tidak hanya itu, kereta ini juga dilengkapi dengan layar yang ditambah dengan port headset dan USB sehingga penumpang bisa menikmati siaran TV, film, dan musik.

3. KA Bima (907 km)

Posisi selanjutnya adalah KA Bima yang menempuh jarak yang sama dengan KA Gajayana, yakni 907 km. Rute KA Bima dimulai dari Stasiun Gambir (Jakarta) hingga Stasiun Kotabaru (Malang). Waktu tempuh KA eksekutif ini mencapai 15,5 jam untuk sampai tujuan dengan menyinggahi kurang lebih 13 stasiun.

Pada tanggal 1 Juni 1967, KA Bima resmi beroperasi dan menjadi kereta pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi pendingin ruangan. Oleh karena itu, kereta ini menjadi yang tertua dan bersejarah di antara kereta lain yang ada dalam daftar ini.

Rangkaian KA Bima saat itu adalah gerbong tidur atau sleeper train kelas satu dan kelas dua, gerbong pembangkit, gerbong makan, serta bagasi. Untuk tempat tidur kelas satu bahkan disediakan wastafel cuci tangan lipat, tempat menyimpan botol air minum, gelas, dan lemari pakaian.

Fasilitasnya sudah seperti hotel saat itu. Namun, layanan tersebut berhenti beroperasi pada tahun 1990-an. Kini, KA Bima masih tetap melayani rute ini, tetapi kereta tidur diubah menjadi kelas eksekutif biasa.

4. KA Matarmaja (881 KM)

Kereta ini melayani rute Stasiun Kota Baru Malang-Pasar Senen Jakarta sejauh 881 km. Nama Matarmaja diambil dari nama-nama kota yang dilalui kereta, yakni Malang, Blitar, Madiun, dan Jakarta.

Untuk menuntaskan perjalanannya, kereta kelas Ekonomi AC ini membutuhkan waktu 15-16 jam.

Kereta yang mulai beroperasi pada tahun 1984 ini dulunya adalah dua kereta yang berbeda. Dua kereta tersebut adalah KA Maja yang melayani Madiun-Jakarta dari Yogyakarta, dan KA Tatar yang melayani rute Madiun ke Blitar. Begitu sampai di Madiun, KA Tatar akan disambung dengan KA Maja dan melanjutkan perjalanan menuju Jakarta.

Pada tahun 1983, rute kedua kereta ditambah hingga Malang. Sejak saat itu, namanya menjadi Matarmaja. Kereta ini beroperasi dengan Lokomotif CC201 atau CC203. Pada tahun 2012, nama KA Matarmaja semakin menggaung ketika film 5 cm menggunakan kereta ini sebagai salah satu lokasi syutingnya.

5. KA Gaya Baru Malam Selatan (825 km)

Di urutan kelima, ada KA Gaya Baru Malam Selatan (GBMS) yang menempuh jarak 825 kilometer. Kereta ini melayani kelas Ekonomi Plus PSO dan eksekutif dari Stasiun Pasar Senen (Jakarta) hingga Stasiun Gubeng (Surabaya) selama 14 jam, di mana terdapat kurang lebih 25 stasiun yang disinggahi.

Kereta yang ditarik oleh Lokomotif CC201 ini memiliki fasilitas yang cukup mumpuni, mulai dari AC, toilet, TV, tempat duduk berbahan kulit, stopkontak di setiap empat nomor tempat duduk, dan layanan makanan berbayar.

Kereta ini GBMS akan berangkat dari Stasiun Gubeng Surabaya pada pukul 12:00 dan dari Stasiun Pasar Senen Jakarta pada pukul 10.15. Biasanya, KA yang telah beroperasi sejak tahun 1975 ini akan sampai di tengah malam. Itulah mengapa terdapat kata “Malam” pada namanya.

Penulis: Iip M Aditiya
Editor: Editor

Konten Terkait

Di Ambang Kepunahan, Apa Masih Ada Harapan untuk Badak Jawa dan Sumatera?

Kelahiran anakan badak Jawa dan badak Sumatera menjadi harapan baru bagi upaya konservasi keanekaragamahayati di Indonesia di masa depan.

Jumlah Perjalanan Wisatawan Nusantara 2024 Turun, Bagaimana Langkah Kemenparekraf?

Penurunan jumlah perjalanan wisatawan nusantara disebut terjadi sebagai akibat dari daya beli masyarakat yang menurun

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook