Laporan ini merupakan bagian dari laporan Indonesia Energy Transition Outlook (IETO) 2025 menyoroti pentingnya perbaikan kerangka regulasi dan kepastian hukum untuk mempercepat adopsi sistem penyimpanan energi (Energy Storage System/ESS) di Indonesia. PLN telah meningkatkan instalasi kapasitas penyimpanan energi skala menengah (BESS), terutama setelah beroperasinya sistem baterai lithium-ion di PLTS Selayar pada 2021. Meski kapasitas kumulatif telah melebihi 12 MW, pengembangan skala besar masih dalam tahap awal. Pemerintah memproyeksikan lonjakan signifikan dalam adopsi penyimpanan energi pasca-2034 seiring penurunan harga baterai dan peningkatan energi terbarukan (VRE). Namun, sektor residensial masih menghadapi tantangan pengembalian investasi yang tidak menguntungkan. Hambatan lain mencakup rendahnya pertumbuhan kapasitas VRE dan kurangnya perhatian terhadap ESS sebagai aset puncak. Grafik dalam gambar menunjukkan tren peningkatan kapasitas tahunan BESS sejak 2015, dengan kontribusi signifikan dari PLN dalam beberapa tahun terakhir. Karakteristik sistem kelistrikan saat ini menunjukkan pengaruh beragam terhadap adopsi ESS, dengan beberapa faktor mendorong dan lainnya menghambat. Untuk mendorong ESS, perlu ada ekosistem teknologi penyimpanan yang kuat, peningkatan peran riset dan pengembangan, serta proyek percontohan untuk menjajaki opsi teknologi terbaik.
Sumber: https://iesr.or.id/en/pustaka/indonesia-energy-transition-outlook-ieto-2025/