Tepat pada tanggal 14 Oktober, Indonesia memperingati hari Museum Nasional. Peringatan tahunan ini dilakukan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap peranan museum sebagai bangunan yang merangkum perjalanan bersejarah Republik Indonesia.
Menurut sejarahnya, Hari Museum Nasional merupakan hasil pertemuan yang dibentuk oleh Musyawarah Museum se-Indonesia (MMI) di Malang, Jawa Timur. Dalam pertemuan tersebut hadir beberapa tokoh yang ahli dalam bidangnya, seperti kepala museum, pemerhati kebudayaan dan museum, komunitas, dosen, hingga asosiasi museum. Hingga pada akhirnya tanggal 12 Oktober dipilih menjadi Hari Museum Nasional karena bertepatan dengan penyelenggaraan MMI pertama di Indonesia di Yogyakarta pada 12-14 Oktober 1962.
Guna memperingati Hari Museum Nasional, GoodStats merangkum daftar 10 Museum tertua di dunia. Apa saja? berikut daftarnya:
1. Museum Wayang (1640)
Museum tertua pertama yang ada di Indonesia adalah Museum Wayang. Museum Wayang ini didirikan pada tahun 1640 silam. Sebelum menjadi museum, dulunya bangunan ini merupakan gereja tua pada masa kejayaan VOC bernama De Hollandsche Kerk yang berlokasi di Jalan Pintu Besar Utara Nomor 27, Jakarta Barat.
Tak bertahan lama, gereja tua tersebut bertahan sampai tahun 1732 dan akhirnya pada satu tahun kemudian “De Nieuwe Hollandsche Kerk” hingga tahun 1808. Kemudian bangunan kembali beralih fungsi menjadi monumen ilmu penelitian dan seni pada tahun 1936.
Hingga pada 22 Desember 1939 Gubernur Jenderal Hindia Belanda, menjadikan bangunan tersebut sebagai museum dengan nama “De Oude Bataviasche Museum” atau “Museum Batavia Lama”. Lalu museum tersebut kembali berganti nama menjadi Museum Wayang dan diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin pada 13 Agustus 1975.
Museum wayang menyimpan sekitar 4 ribu wayang dengan berbagai jenis dan bentuk dari berbagai daerah lokal hingga mancanegara. Mulai dari Jawa, Sunda, Bali, Lombok, Sumatra, hingga beberapa koleksi luar negeri seperti Perancis, Kamboja, Malaysia, Vietnam, Thailand, India, Inggris, dan Amerika.
2. Museum Bahari (1652)
Museum dengan bangunan tertua selanjutnya adalah Museum Bahari. Museum ini mulai dibangun bertahap dari 1652-1771. Museum yang berlokasi di Jalan Pasar Ikan No 1 Sunda Kelapa Jakarta Barat ini dulunya merupakan gudang hasil bumi para sekutu. Di dalam museum ini terdapat beberapa koleksi berupa koleksi miniatur kapal zaman VOC, perahu tradisional, dan perlengkapan pelayan lainnya.
Berdasarkan struktur bangunan, museum ini dibagi menjadi dua sisi, yakni sisi barat yang dikenal dengan sebutan Westzijdsche Pakhuizen (gudang barat) dan sisi timur Oostzijdsche (gudang timur). Gudang barat terdiri dari empat unit bangunan dan tiga unit diantaranya digunakan sebagai Museum Bahari.
3. Museum Fatahillah (1707)
Museum legendaris yang ketiga adalah Museum Fatahillah atau lebih dikenal sebagai Museum Jakarta. Sesuai dengan namanya, museum ini memamerkan berbagai koleksi benda-benda bersejarah Jakarta. Para pengunjung dapat melihat sejarah terbentuknya kota Jakarta, hingga dinobatkan menjadi Ibu Kota Republik Indonesia.
Bangunan ini sejatinya telah berdiri pada tahun 1707 silam, hingga akhirnya mengalami berbagai pengalihan fungsi dan baru diresmikan sebagai museum pada Maret 1974. Lokasi Museum Fatahillah berada di Jalan Taman Fatahillah No 1, Jakarta Barat.
4. Museum Benteng Vredeburg (1760)
Museum dengan bangunan tertua nomor empat datang dari Kota Pelajar, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Bangunan yang berbentuk benteng ini dibangun pada tahun 1760 oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I atas permintaan Belanda sebagai strategi mereka untuk mengambil alih keraton.
Hingga pada akhirnya pada tahun 1867 gempa bumi dahsyat menimpa DIY dan menghancurkan sebagian bangunan. Lalu kemudian bangunan benteng mengalami perbaikan dan pergantian nama menjadi ‘Vredeburg’ yang memiliki arti perdamaian antara keduanya. Secara resmi 23 November 1992 bangunan benteng beralih fungsi menjadi Museum Khusus Perjuangan Nasional dengan nama Museum Benteng Vredeburg.
5. Museum Nasional Indonesia (1778)
Museum tertua pada peringkat lima besar adalah Museum Nasional Indonesia. Terletak di Jalan Merdeka Barat No 12, Jakarta ini lebih populer dikenal dengan nama Museum Gajah, sebab adanya keberadaan patung gajah perunggu yang menghiasi bagian depan bangunan.
Berdasarkan sejarahnya, bangunan ini telah berdiri sejak abad ke-18 pada saat pemerintah Belanda bermukim di Batavia dan mendirikan organisasi bernama Batavia Genootschap van Kunsten en Wetenschappen pada 24 April 1778. Organisasi tersebut dibentuk menjadi lembaga kemajuan penelitian seni dan ilmu pengetahuan.
Salah satu pendiri, JCM Radermacher menyumbangkan beberapa benda-benda dan juga buku-buku bersejarah. Benda-benda peninggalan itulah yang akhirnya mengisi koleksi di Museum ini. Hingga kini, tercatat sudah ada lebih dari 160 ribu benda bernilai sejarah yang terdiri dari jenis prasasti dan senjata purba zaman prasejarah, artefak, menhir, arca kuno, keramik, dan lain sebagainya.
6. Museum Taman Prasasti (1795)
Museum tertua yang sekaligus cagar budaya masa kolonial Belanda adalah Museum Taman Prasasti. Berbeda dengan museum lainnya, museum ini didominasi oleh berbagai batu nisan. Berada di Jalan Tanah Abang No 1, Jakarta Pusat museum ini merupakan pemakaman umum bernama Kebon Jahe Kober dengan luas 5,5 ha yang dibangun pada tahun 1795 untuk mengganti lahan kuburan di samping gereja Hollandsche Kerk (sekarang Museum Wayang) yang sudah penuh.
Sesuai dengan namanya, Museum Taman Prasasti menyimpan 1.372 berupa prasasti, nisan dan makam yang terbuat dari batu alam, marmer, dan perunggu. Para pengunjung dapat melihat beberapa batu nisan tokoh bersejarah Indonesia seperti Soe Hok Gie, Van Delden, dan Olivia Mariamne Raffles.
7. Museum Bank Indonesia (1828)
Museum tertua nomor tujuh di Indonesia adalah Museum Bank Indonesia. Terletak di Jalan Pintu Besar Utara No.3, Jakarta Pusat ini dulunya dikenal sebagai Museum Belanda. Bangunan yang telah berdiri sejak tahun 1828 merupakan saksi sejarah panjang dunia perbankan di Indonesia.
Museum ini memiliki 750 ribu koleksi jenis uang dengan jenis kertas dan logam dari berbagai zaman. Para pengunjung dapat melihat uang dengan berbagai pecahan. Salah satunya adalah uang pecahan tertua di Indonesia, yakni Uang ORI (Oeang Republik Indonesia) emisi 1 pecahan setengah rupiah tertanggal 17 Oktober 1945.
8. Museum Seni Rupa dan Keramik (1870)
Masih di seputaran Jakarta, museum tertua selanjutnya adalah Museum Seni Rupa dan Keramik. Gedung museum yang tidak jauh dari Museum Fatahillah ini didirikan antara tahun 1866-1870, tetapi baru diresmikan sebagai museum pada tahun 1976 saat masa kepemimpinan Presiden Soeharto. Berdiri dengan gaya khas bangunan ala Yunani, pilar tinggi yang menghias bagian depan bangunan merupakan salah satu daya tarik para wisatawan.
Tidak hanya struktur bangunannya saja, museum ini juga menyimpan berbagai koleksi karya seni rupa yang tidak kalah menarik. Museum Seni Rupa dan Keramik menyimpan berbagai koleksi patung, grafis, totem kayu, sketsa, dan batik lukis.
9. Museum Radya Pustaka (1890)
Museum dengan bangunan tertua di Indonesia selanjutnya adalah Museum Radya Pustaka. Museum yang terletak di Jalan Slamet Riyadi, Sriwedari, Laweyan, Kota Surakarta ini dulunya berdiri dengan nama Paheman Radyapustaka oleh K.R.A Sosrodiningrat IV Pepatih Dalem Sinuhun P.B IX pada Oktober 1890.
Sebelumnya, museum ini merupakan kediaman seorang warga negara Belanda bernama Johannes Busselaar. Bentuk bangunan yang masih utuh seperti aslinya, menjadikan museum ini berbeda dengan museum lainnya. Bentuk tata ruang Museum Radya Pustaka akan terasa seperti rumah hunian pada umumnya, hanya saja bagian kamar mandi dihilangkan untuk memperluas area pameran.
Museum ini banyak menyimpan berbagai koleksi benda bersejarah bagi warga Kota Surakarta. Pengunjung dapat melihat berbagai koleksi patung, wayang, logam, arca, keramik, hingga kotak musik legendaris.
10. Museum Mulawarman (1971)
Museum tertua di Indonesia yang terakhir adalah Museum Mulawarman. Terletak di Tenggarong, Kalimantan Timur museum ini merupakan bekas istana dari Kesultanan Kutai Kartanegara yang dibagun pada tahun 1936. Lalu kemudian diresmikan menjadi Museum Kutai pada 25 November 1971 oleh Gubernur Abdoel Wahab Sjahranie.
Museum Mulawarman memiliki beberapa koleksi peninggalan sejarah Indonesia yang pernah digunakan oleh Kesultanan Kutai Kartanegara seperti singgasana, tempat peraduan, pakaian kebesaran, tombak, keris, meriam, perhiasan, prasasti, serta koleksi Keramik China.
Penulis: Nabilah Nur Alifah
Editor: Iip M Aditiya