Indonesia Over Populasi, Atau Jumlah Penduduk Tidak Merata?

Bagi masyarakat Indonesia, Indonesia saat ini sudah mulai memasuki fase overpopulasi. Overpopulasi bukan saja tentang banyaknya orang dalam suatu wilayah, melai

Indonesia Over Populasi, Atau Jumlah Penduduk Tidak Merata? Ilustrasi kepadatan penduduk (pexels.com/@skitterphoto)

Bagi masyarakat Indonesia, Indonesia saat ini sudah mulai memasuki fase overpopulasi. Overpopulasi bukan saja tentang banyaknya orang dalam suatu wilayah, melainkan juga mengenai perbandingan jumlah orang dengan sumber daya yang tersedia. 

Indonesia menjadi negara keempat dengan penduduk terbanyak di dunia. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk di Indonesia pada tahun 2022 mencapai lebih dari 275 juta jiwa dengan tingkat kepadatan penduduknya mencapai 143,86 orang/km².

Meskipun jumlah penduduk Indonesia terhitung padat, akan laju pertumbuhan penduduk Indonesia justru di bawah rata-rata. BPS mencatat bahwa laju pertumbuhan penduduk Indonesia terus menurun sejak tahun 2015. 

Laju Pertumbuhan Penduduk Indonesia

Laju pertumbuhan penduduk Indonesia tahun 2015 sebesar 1,38 persen, dan menurun di tahun 2016 turun menjadi 1,36 persen. Hingga saat ini, BPS mencatat laju pertumbuhan penduduk Indonesia menurun hingga 1,13 persen.

Kepala BKKBN (2021) Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) mengungkapkan bahwa meskipun laju pertumbuhan penduduk Indonesia menurun, namun Total Fertility Rate (TFR) di Indonesia tahun 2020 sebesar 2,45. Di tahun 2022, TFR di Indonesia turun menjadi 2,15.

BKKBN menetapkan target TFR sebesar 2,2 persen. Tahun 2020, TRF di Indonesia masih diatas batas ideal. Namun, di tahun 2022, TFR di Indonesia justru turun hingga dibawah batas ideal.

Laju pertumbuhan penduduk dihitung berdasarkan selisih jumlah kelahiran dan kematian, serta selisih jumlah imigrasi dan emigrasi. Sehingga, melihat laju pertumbuhan penduduk tidak hanya dilihat dari angka kelahiran saja, melainkan juga angka kematian dan tingkat imigrasi dan emigrasi.

Persebaran Penduduk yang Tidak Merata

Data sensus dari BPS menunjukkan bahwa persebaran penduduk belum merata. Penduduk Indonesia jauh lebih banyak tinggal di Pulau Jawa dibandingkan pulau lainnya. Tingkat kepadatannya pun mencapai 1.171 jiwa/km² atau sekitar delapan kali dari tingkat kepadatan penduduk nasional.

Berbeda dengan Pulau Jawa, Pulau Kalimantan justru memiliki populasi yang rendah. Hanya sekitar 8 juta penduduk yang tinggal di wilayah tersebut. Padahal, Pulau Kalimantan adalah pulau terbesar di Indonesia.

Persebaran penduduk Indonesia tidak merata disebabkan oleh beberapa faktor. Terpusatnya industri-industri di Pulau Jawa mengakibatkan tidak meratanya tenaga kerja di Indonesia. Mayoritas orang akan mencari pekerjaan di Pulau Jawa. Ditambah lagi dengan pembangunan yang hanya berpusat di Pulau Jawa menyebabkan mayoritas masyarakat memilih tinggal di Pulau Jawa, seperti tenaga kesehatan, infrastruktur, serta pendidikan.

Selain antar pulau, mayoritas provinsi juga mengalami perbedaan yang tidak seimbang antara penduduk di pedesaan dan perkotaan. Faktornya pun sama, yakni terkait ketersediaan infrastruktur.

Akibat dari tidak meratanya persebaran penduduk adalah tidak meratanya tingkat ekonomi di suatu wilayah, yang berdampak pada tidak meratanya kesejahteraan masyarakat.

Over populasi di Indonesia tidak hanya dari satu faktor

Berdasarkan data yang dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa over populasi di Indonesia tidak hanya disebabkan oleh faktor TRF tinggi maupun persebaran penduduk yang tidak merata. Angka kelahiran yang tinggi menyebabkan semakin bertambah jumlah populasi di Indonesia, namun persebaran yang tidak merata menyebabkan ketimpangan di tiap wilayah.

Saat ini, pilihan childfree mulai dikenal di Indonesia. Namun, BKKBN menilai childfree sendiri belum berada di tahap yang mengkhawatirkan karena mayoritas masyarakat Indonesia masih ingin berkeluarga dan memiliki anak.

Menurut beberapa pendapat, childfree belum bisa menjadi solusi untuk mengatasi over populasi di Indonesia. Dikhawatirkan dengan maraknya childfree, Indonesia mengalami resesi anak dalam jangka panjang seperti di Jepang. Meski demikian, saat ini Indonesia belum mencapai tingkat resesi anak yang mengkhawatirkan. 

Untuk mengatasi over populasi sekaligus resesi anak, BKKBN menerapkan program dua anak untuk tiap keluarga. Diharapkan dengan adanya program ini, populasi usia produktif terus berjalan, namun jumlahnya masih dalam kendali.

Terkait dengan pemerataan jumlah penduduk, migrasi penduduk dapat menjadi solusi. Indonesia sendiri telah menjalani program transmigrasi sejak masa kolonial, dan mengalami pembaharuan sistem sejak tahun 2000.

Transmigrasi memiliki beberapa dampak positif, seperti lahan yang awalnya tidak produktif menjadi produktif, mengurangi tingkat pengangguran, dan lain-lain. Namun disaat yang sama, warga lokal target transmigran rentan tersingkir oleh orang-orang yang bermigrasi di wilayah mereka.

Transmigran juga rentan tidak betah tinggal di wilayah target karena kurangnya fasilitas serta infrastruktur penunjang kesejahteraan. Sehingga, mereka dapat memutuskan untuk kembali ke daerah asalnya.

Karena itu, pemerataan penduduk tidak hanya sekedar pindah dari satu tempat ke tempat yang lain, namun perlu juga diiringi oleh pemerataan infrastruktur. Niscaya, populasi penduduk tersebar merata dan kesejahteraan penduduk lebih terjamin.

Penulis: Kristina Jessica
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

Survei GoodStats: Benarkah Kesadaran Masyarakat Akan Isu Sampah Masih Rendah?

Survei GoodStats mengungkapkan bahwa 48,9% responden tercatat selalu buang sampah di tempatnya, 67,6% responden juga sudah inisiatif mengelola sampah mandiri.

Dukungan Presiden di Battle Ground Pilkada Jawa Tengah

Bagaimana elektabilitas kedua paslon di Jawa Tengah hingga membutuhkan dorongan besar Presiden RI?

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook